Kamis, 18 April 2013

Penulis Muslim AS berbicara Syariah di depan penganut Yahudi dan Katolik

Foto: Penulis Muslim AS berbicara Syariah di depan penganut Yahudi dan Katolik

NEW JERSEY (Arrahmah.com) - Di tengah kampanye ganas untuk melarang penerapan Syariah di pengadilan Amerika, seorang penulis Muslim AS tengah memperjuangkan upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang hukum Islam.

“Ini tidak logis. Ini adalah taktik ketakutan. Ini bodoh,” kata Imam Sohaib Sultan kepada para hadirin dalam acara antar agama yang dikutip oleh The Inquirer pada Senin (15/4/2013).

Diselenggarakan oleh Dialog Muslim Yahudi Katolik Selatan New Jersey, acara yang bertema ” Hukum Syariah Islam: Mitos dan Fakta”, dihadiri oleh lebih dari 100 orang.

Penyelenggara mengatakan acara ini dimaksudkan untuk mengatasi kesalahpahaman yang timbul tentang Syariah, yang telah ditargetkan oleh beberapa politisi Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir, tantutan untuk melarang penerapan Syariah telah diusulkan seluruh negeri, termasuk Pennsylvania dan New Jersey, dan telah lulus di beberapa negara bagian.

Bahkan, pada tahun 2011, anggota parlemen di Tennessee mengusulkan mengklaimnya sebagai kejahatan bila mengikuti beberapa ketentuan Syariah.

Sultan, koordinator kehidupan Muslim dan ustadz di Princeton University dan penulis The Qur’an for Dummies, mengatakan usulan seperti di Tennessee itu melanggar hak Muslim yang tercantum dalam Amandemen Pertama.

“Biarlah jelas di ruangan ini dan di luar ruangan ini: Ketika orang berbicara tentang mengatur dan memaksakan larangan syariah, mereka mengatur dan memaksakan larangan Islam itu sendiri,” katanya.

Dalam Islam, Syariah mengatur masalah dalam kehidupan Muslim dalam ibadah sehari-hari, puasa, kasus-kasus warisan, perkawinan, dan perselisihan keuangan.

Syariah lebih lanjut adalah tentang bagaimana hidup sesuai dengan kehendak Allah, tambah Sultan.

Ini adalah “sistem etika kehidupan, cara dan moral hidup di dunia,” katanya.

Penulis terkenal ini mengatakan bahwa Syariah harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar.

“Pertanyaannya menjadi: Apakah ini benar-benar Syariah?” kata Sultan, menangani laporan pezinah yang dirajam sampai mati di negara-negara Islam.

Meskipun bagian dari Al-Qur’an didedikasikan untuk hukum pidana, “aturan-aturan dan hukum-hukum harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar,” katanya.

Jika orang miskin terlibat dalam pencurian,” Islam tidak lantas menghukumi orang itu dengan memotong tangan mereka,” kata Sultan.

Mengenai apakah Al-Qur’an tidak mengatakan tentang menghukum pezinah, Sultan mengatakan, bahwa, “Anda harus memiliki empat saksi … [yang] menyaksikannya.”

Tuduhan tanpa bukti tidak memadai, kata Sultan.

Meskipun tidak ada data resmi, AS adalah rumah bagi 7-8 juta Muslim.

Sebuah jajak pendapat Gallup sebelumnya menemukan bahwa mayoritas Muslim Amerika optimis tentang masa depan mereka di Amerika Serikat.

*A1NEW JERSEY (Arrahmah.com) - Di tengah kampanye ganas untuk melarang penerapan Syariah di pengadilan Amerika, seorang penulis Muslim AS tengah memperjuangkan upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang hukum Islam.

“Ini tidak logis. Ini adalah taktik ketakutan. Ini bodoh,” kata Imam Sohaib Sultan kepada para hadirin dalam acara antar agama yang dikutip oleh The Inquirer pada Senin (15/4/2013).

Diselenggarakan oleh Dialog Muslim Yahudi Katolik Selatan New Jersey, acara yang bertema ” Hukum Syariah Islam: Mitos dan Fakta”, dihadiri oleh lebih dari 100 orang.

Penyelenggara mengatakan acara ini dimaksudkan untuk mengatasi kesalahpahaman yang timbul tentang Syariah, yang telah ditargetkan oleh beberapa politisi Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir, tantutan untuk melarang penerapan Syariah telah diusulkan seluruh negeri, termasuk Pennsylvania dan New Jersey, dan telah lulus di beberapa negara bagian.

Bahkan, pada tahun 2011, anggota parlemen di Tennessee mengusulkan mengklaimnya sebagai kejahatan bila mengikuti beberapa ketentuan Syariah.

Sultan, koordinator kehidupan Muslim dan ustadz di Princeton University dan penulis The Qur’an for Dummies, mengatakan usulan seperti di Tennessee itu melanggar hak Muslim yang tercantum dalam Amandemen Pertama.

“Biarlah jelas di ruangan ini dan di luar ruangan ini: Ketika orang berbicara tentang mengatur dan memaksakan larangan syariah, mereka mengatur dan memaksakan larangan Islam itu sendiri,” katanya.

Dalam Islam, Syariah mengatur masalah dalam kehidupan Muslim dalam ibadah sehari-hari, puasa, kasus-kasus warisan, perkawinan, dan perselisihan keuangan.

Syariah lebih lanjut adalah tentang bagaimana hidup sesuai dengan kehendak Allah, tambah Sultan.

Ini adalah “sistem etika kehidupan, cara dan moral hidup di dunia,” katanya.

Penulis terkenal ini mengatakan bahwa Syariah harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar.

“Pertanyaannya menjadi: Apakah ini benar-benar Syariah?” kata Sultan, menangani laporan pezinah yang dirajam sampai mati di negara-negara Islam.

Meskipun bagian dari Al-Qur’an didedikasikan untuk hukum pidana, “aturan-aturan dan hukum-hukum harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar,” katanya.

Jika orang miskin terlibat dalam pencurian,” Islam tidak lantas menghukumi orang itu dengan memotong tangan mereka,” kata Sultan.

Mengenai apakah Al-Qur’an tidak mengatakan tentang menghukum pezinah, Sultan mengatakan, bahwa, “Anda harus memiliki empat saksi … [yang] menyaksikannya.”

Tuduhan tanpa bukti tidak memadai, kata Sultan.

Meskipun tidak ada data resmi, AS adalah rumah bagi 7-8 juta Muslim.

Sebuah jajak pendapat Gallup sebelumnya menemukan bahwa mayoritas Muslim Amerika optimis tentang masa depan mereka di Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar di Artikal ini sobat !!!!!!!