Senin, 01 April 2013
AL-QUR'AN BEBERKAN BUKTI KEJAHATAN YAHUDI
Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis,
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der
Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk
meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar
diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki
Palestina untuk melaksanakan ibadah,
bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and
The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan
Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki
Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah
di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi
penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial dan politik
di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and
Conflict, 1993:27). Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil
menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi
untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and
After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin
terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis
terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina
dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada
Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion,
bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina.
Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel
terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D untuk
mengembangkan senjata nuklir. Elisabeth Diana Dewi dalam karya
ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara
filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak
boleh dipertanyakan: tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan
Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. pembentukan negara
Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa
Yahudi. pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah
penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai
(diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam
Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh
sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah
perampas dan layak untuk dibinasakan. Yahudi dalam Al-Quran Fakta
fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan
penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus
diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil
dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar." (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud
fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah,
Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya. Pembunuhan bukan hal asing
dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan
Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh
Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya
(QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya
terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau
berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa
penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup hina
daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak
butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada
sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi
Musa dan Tuhannya berperang sendiri. Oleh karena itu Al-Quran
menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati
kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air
darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS.
2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka
mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS.
5:24). Dua Belas Kejahatan Yahudi Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12
kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah
sebagai berikut: Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau
mandi bersama mereka. (QS. 33:69) Enggan melaksanakan Taurat, sehingga
Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh.
(QS.2:93) Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS.
2:55 dan 4:153) Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan
seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi
mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan
mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59) Menuduh
Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi
betina. (QS. 2:67) Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan
ini dari Allah. (QS. 2:79) Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan
bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78) Merubah
Firman Allah. (QS.2:75) Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa
mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92) Mengatakan Tangan Allah terbelenggu.
(QS.5:64) Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181) Menyuruh Nabi Musa dan
Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24) Bani Israel setelah
diselamatkan Nabi Musa A.S - tetap saja kembali Kafir - emovie : Bangsa
Bangsa yang dimusnahkan Allah SWT :movie - emovie : Nabi Musa A.S :movie
Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan,
justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan
20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta
benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih
keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai
Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan
kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah
memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau
dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk. Islam adalah
musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya
agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu.
Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh
sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam
kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim
bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan
Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim
ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri
Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam
dari Yahudi? Jauh sebelumnya, Imam Syafii telah menolak tudingan
semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua
orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh
sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab,
bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata
yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah
digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran. Anehnya, virus
Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam
dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran
di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial
melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para
tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan
Amerika.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar di Artikal ini sobat !!!!!!!