Selasa, 16 April 2013

Pendeta Sily : Karena aku tidak bisa menjawabnya, maka aku masuk islam

Mereka semua menyerang saya dan berkata: “Orang India itu telah menipumu. Ia ingin menyesatkanmu dengan agama India mereka”. Kemudian saya menimpali: “Kalau demikian, jawablah pertanyaan saya!” Akhirnya mereka saling bertanya dan tidak ada satupun yang menjawab.

Ketika hari Ahad tiba, waktu dimana saya harus menyampaikan khutbah di gereja, saya berusaha berbicara di depan jamaah namun tidak kuasa. Orang-orang tertegun melihat saya terdiam dan tidak berbicara. Kemudian saya keluar dan meminta kepada teman saya yang lain untuk menggantikan tugas saya. Saya memberitahukan jika saya sakit, padahal tidak demikian, justru saya tersiksa dan bingung terhadap diri sendiri. Akhirnya saya pulang ke rumah dalam keadaan bingung, lalu saya memasuki tempat yang kecil di rumahku, kemudian duduk dan mengambil nafas kuat-kuat. Lalu saya mengangkat pandanganku keatas, kemudian berdo’a. Tapi saya bingung akan berdo’a kepada siapa? Kemudian saya arahkan doa saya kepada yang saya yakini, Allah sebagai sang Pencipta. Dan berujar dalam do’a saya itu:

“Rabbi…Penciptaku! Bagiku semua pintuku telah tertutup selain daripada pintu-Mu, janganlah Engkau mengharamkanku untuk mengetahui kebenaran, di manakah kebenaran, di manakah yang sebenarnya? Wahai Penciptaku! Jangalah membiarkanku dalam kebingungan, tunjukkanlah kepadaku yang benar!”

Kemudian saya mengantuk dan akhirnya tertidur. Ketika tidur itulah saya bermimpi berada di suatu aula yang besar, tidak ada seorangpun di dalamnya. Tetapi di tengahnya saya melihat ada punggung seseorang, namun tidak jelas karena adanya cahaya disekitarnya. Aku mengira itu adalah Allah yang mengajakku berbicara untuk menunjukkan kepadaku kebenaran. Tetapi yang aku yakini ia adalah seseorang yang bercahaya. Kemudian orang tersebut menunjuk kepadaku dan menyeru: “Hai Ibrahim!” Aku melihat sekitarku untuk melihat siapa yang dimaksud dengan Ibrahim, namun aku tidak mendapati seseorang bersamaku di aula tersebut. Orang itu berkata kepadaku: “Anda Ibrahim, nama anda Ibrahim. Lihat di sebelah kanan anda!” Kemudian saya melihat kanan saya, disana ada seseorang yang berpakaian putih. Orang itu melanjutkan ucapannya: “Ikutilah ia untuk mengetahui kebenaran!” Kemudian saya terbangun dan saya merasa bahagia sekali.

Akhirnya saya berketetapan hati untuk melakukan perjalanan, perjalanan mencari kebenaran, sebagaimana yang telah ditunjukkan kepadaku dalam mimpiku. Dan saya yakin bahwa ini semua merupakan bimbingan dari Allah. Maka saya mengambil upah dari pekerjaan saya dan kemudian melakukan perjalanan. Saya senantiasa mencari dan bertanya seseorang yang memakai pakaian
putih hingga pencarian dan perjalanan saya berlangsung lama. Hingga tibalah pencarian saya di kota Johannesburg. Kemudian saya mendatangi kantor penerimaan Lajnah Muslim Afrika, dan saya bertanya kepada karyawan resepsionis: “Bukankah anda memiliki tempat ibadah yang dekat dari sini?” Kemudian ia menunjukkan tempat tersebut dan saya menuju ke sana. Ketika saya dalam masa penantian, tiba-tiba di pintu masjid berdiri seorang laki-laki berpakaian putih yang membuat hati saya senang, karena ia sama dengan yang saya lihat dalam mimpi saya. Saya arahkan pandangan saya dan saya senang melihatnya. Kemudian orang tersebut memanggil saya sebelum saya mengucapkan sepatah katapun: “Marhaban Wahai Ibrahim!” Saya kaget dengan apa yang saya dengar. Orang itu mengetahui nama saya sebelum saya mengenalkan diri saya sendiri. Orang tersebut melanjutkan ucapakannya: “Saya telah melihat anda di dalam mimpi saya bahwa anda ingin mengetahui kebenaran. Dan yang benar adalah agama yang telah diridhoi Allah untuk hamba-Nya adalah Islam.” Kemudian saya memeluk laki-laki itu dan ia pun menyambutnya serta mengucapkan selamat atas nikmat Allah kepada saya untuk mengetahui kebenaran.

Ketika datang waktu shalat Zhuhur, orang tersebut mempersilakan saya untuk duduk di bagian belakang masjid. Kemudian ia shalat bersama dengan orang-orang yang berada di sana. Mereka semua ruku’ dan sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian saya berkata kepada diri saya sendiri: “Demi Allah, ini adalah agama yang benar! saya telah membaca dalam kitab-kitab bahwa para nabi dan para rasul menundukkan dahi mereka ke bumi untuk sujud kepada Allah”.

Selesai shalat, hati saya menjadi tenang atas apa yang telah saya lihat dan dengar. Saya pun berkata lagi: “Demi Allah, Allah telah menunjukkah kepadaku agama yang benar!” Orang itupun memanggilku untuk memberitahukan keislamanku, akhirnya aku mengucapkan dua kalimat syahadat, dan aku menangis dengan tangisan kebahagian atas nikmat Allah berupa hidayah-Nya.”

Dan kami berkata dengan lisan pedagang tersebut menantang semua orang Nashrani agar mendatangkan satu ayat dalam injil, yang dikatakan oleh al-Masih sendiri bahwa dia mengatakan: “Aku adalah Allah atau anak Allah, maka sembahlah aku!” niscaya mustahil ia bisa menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah Komentar di Artikal ini sobat !!!!!!!