Jumat, 31 Mei 2013

Politik Belah Bambu ala Syiah


Foto: Politik Belah Bambu ala Syiah

Gegap gempita media, baik media massa baik cetak, online maupun TV memberitakan kepedulian Iran terhadap muslim Rohingya beberapa waktu yang lalu. Mayoritas media sekuler memuji langkah Iran. Bahkan turut memberitakan bahwa Iran-lah satu-satunya negara yang terjun secara resmi memberikan bantuan bagi Umat Islam Rohingya.

Tidak lupa, Hizbullah yang dikenal sebagai anjing penjilat Iran pun numpang popularitas. Milisi Syi’ah yang berpusat di Lebanon ini, bahkan, menjajikan bahwa ia akan memberikan bantuan maksimal kepada umat Islam Rohingya. Milisi yang biasa diplesetkan oleh para aktifis Islam dengan sebutan hizbulláta ini konon telah memberikan bantuan kepada umat Islam Rohingya.

Memang, sudah seharusnya umat Islam memberikan dukungan dan kepedulian terhadap muslimin Rohingya, mengingat derita yang mereka alami dan diskriminasi radikal Budha diluar batas kemanusiaan. Apalagi kelemahan dan ketidakberdayaan mereka untuk melawan kedzaliman ini, membuat jiwa muslim terasa perih melihat derita mereka.

“Mereka hanya memiliki dua pilihan, kabur dari negeri dzalim tersebut atau mati terdzalimi.” Ujar Angga dalam salah satu wawancara dengan penulis suatu ketika. Angga adalah salah satu relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang pernah dua kali mengantarkan bantuan muslimin Indonesia ke pengungsi Rohingya di Thailand dan Malaysia. 

Politik Belah Bambu ala Syiah

Ada banyak hal yang mengganjal bagi pemerhati politik Syi’ah, Iran, derita Rohingya, dan kesengsaraan muslimin di Suriah. Kejanggalan ini juga saya rasakan. Sebagai wartawan sekaligus relawan yang pernah terjun membantu umat Islam di Suriah, sangat susah bersimpati kepada Iran apalagi kepada Hizbullah atas ‘kedermawanan’ mereka membantu umat Islam Rohingya.

Bagaimana tidak mengganjal, lihat saja apa yang terjadi di kamp pengungsi Palestina Sabra dan Shatila pada Mei 1985, kamp Yarmuk, atau yang paling baru adalah peristiwa kekejaman Basyar Asad di Suriah. Siapa yang berada di balik terpenggalnya kepada umat Islam di Suriah? Siapa juga yang turut serta membantu rezim Basyar menghancurkan masjid-masjid di Suriah? Siapa dalang pemerkosaan wanita-wanita muslimah di Suriah

Bagi pengamat politik Syi’ah dan timur tengah, pasti tidak akan ragu mengatakan bahwa dalang dari itu semua adalah Iran dan Hizbullah khususnya serta Syi’ah pada umumnya.

Dalam salah satu wawancara saya dengan pimpinan mujahidin dari Liwa’ Ahbabullah di Suriah, beliau mengatakan, “Sebenarnya yang kami perangi di Suriah adalah tentara Iran dan Hizbullah, tentara resmi Basyar hampir bisa dikatakan telah kalah. Yang kami tangkap banyak dari tentara Iran dan Hizbullah, demikian juga mejadi sponsor utama pembunuhan rakyat sipil dan penghancuran masjid-masjid di sini adalah mereka (Iran dan Hizbullah). Mereka kami kenal lewat idcard, bendera maupun tanda-tanda lainnya yang melekat di badan mereka.”

Tentang kekejaman Hizbullah terhadap muslimin Suriah maupun pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi, bukan rahasia lagi di kalangan rakyat Suriah. Jika kita tanya kejahatan Hizbullah, muslimin Suriah terutama kalangan terpelajar dengan fasih bercerita tentang kejahatan-kejahatan Hizbullah. Mereka telah sepakat bahwa Hizbullah dan Iran adalah musuh umat Islam. 

Jika ingin tahu diskriminasi Rezim Syi’ah Iran terhadap umat Islam (sunni/ahlu sunnah), lihatlah derita umat Islam ahlu sunnah wal jama’ah di Iran. Umat Islam di Iran ditempatkan di daerah-daerah pinggiran yang tandus, sehingga mereka mengalami kekurangan pangan, gizi dan kesehatannya sangat buruk. Sehingga, lama-kelamaan mereka menjadi lemah, jangan berpikir melawan kedzaliman Iran, memikirkan sesuap nasi dan kehangatan badan di musim dingin saja, telah membebani diri mereka.

Selain itu, sistem perpolitikan di Iran seluruhnya dibawah kendali Syi’ah Rafidhah. Muslimin ahlu sunnah tidak pernah diberikan tempat dalam percaturan politik. Padahal, jumlah umat Islam sunni di Iran, sekitar 20% dari sekitar 70 juta penduduk Iran. Selebihnya umat Syi’ah, Baha’i, Zoroaster, Yahudi dan Kristen.

Pembangunan masjid umat Islam pun dibatasi. Di Iran izin mendirikan masjid diperketat, berbeda dengan Sinagong yang tiap tahunnya bertambah.

Fakta-fakta di atas menguatkan indikasi bahwa politik yang sedang dimainkan Syi’ah dalam menarik simpati umat Islam adalah politik belah bambu. Umat Islam di Suriah, maupun yang ada di Iran diinjak dan dibantai, agar tidak menghalangi pendirian Imperium Persia Raya yang telah lama diimpikan oleh umat Syi’ah.

Sedangkan umat Islam Rohingya, seperti bambu lain yang diangkat. Isu bantuan kemanusiaan di Rohingya dimanfaatkan oleh Syi’ah untuk menutupi kesesatanya, meraih simpati umat Islam yang tidak paham politik Syi’ah, sekaligus agar umat Islam melupakan kekejaman Syi’ah, khususnya Iran dan Hizbullah, di Iran maupun di Lebanon. Inilah politik pengalihan isu dan pencitraan Syi’ah.

Oleh karenanya, umat Syi’ah di Indonesia, sering kali menyerukan bahwa konflik Suriah adalah perang saudara, konflik politik internal antara rakyat yang memberontak kepada penguasa. Bahkan tidak malu-malu menyampaikan, Suriah adalah permainan Amerika yang hendak menjatuhkan Iran.

Di Solo misalnya, sekelompok massa dari ormas yang terkenal pembelaannya terhadap Syi’ah, benar-benar memanfaatkan tragedi kemanusiaan di Rohingya. “Di Suriah hanya perang saudara antara sunni dan Syi’ah. Dan medialah yang membesar-besarkan isu ini.” Kata salah satu orator demo peduli Rohingya dari massa ini, pada Jum’at 3 Mei 2013 di Bundaran Solo.

Jika ini perang saudara, permasalahannya, saudara dalam hal apa? Jika Syi’ah, khususnya Sti’ah Nushairiyah, dianggap saudara muslim, pertanyaanya, masihkah menganggap muslim orang yang menghancurkan masjid-masjid, meyembah api, bulan, menuhankan manusia, mengganti syahadat láiláhaillalláh dengan láilahaillalbasyar, tidak percaya akan kiamat, menghalalkan khamer, tidak mengakui al-Qur’an, menolak hadits, menghalalkan hubungan biologis sesama mahram dan menodai kehormatan muslimah?.

Sesesat-sesatnya Ahmadiyah, ia tidak pernah melakukan kekufuran ini. Kekufuran Syi’ah lebih sempurna daripada kekufuran Ahmadiyah. Hanya saja Syi’ah lebih unggul dalam memainkan isu, memanfaatkan peluang, menutupi kesesatan dan lebih hero di mata umat yang awam.*

Ditulis Oleh: Akrom Syahid. (Pimred Majalah Islam An-Najah dan Relawan Kemanusiaan Untuk Suriah)
Gegap gempita media, baik media massa baik cetak, online maupun TV memberitakan kepedulian Iran terhadap muslim Rohingya beberapa waktu yang lalu. Mayoritas media sekuler memuji langkah Iran. Bahkan turut memberitakan bahwa Iran-lah satu-satunya negara yang terjun secara resmi memberikan bantuan bagi Umat Islam Rohingya.

Tidak lupa, Hizbullah yang dikenal sebagai anjing penjilat Iran pun numpang popularitas. Milisi Syi’ah yang berpusat di Lebanon ini, bahkan, menjajikan bahwa ia akan memberikan bantuan maksimal kepada umat Islam Rohingya. Milisi yang biasa diplesetkan oleh para aktifis Islam dengan sebutan hizbulláta ini konon telah memberikan bantuan kepada umat Islam Rohingya.

Memang, sudah seharusnya umat Islam memberikan dukungan dan kepedulian terhadap muslimin Rohingya, mengingat derita yang mereka alami dan diskriminasi radikal Budha diluar batas kemanusiaan. Apalagi kelemahan dan ketidakberdayaan mereka untuk melawan kedzaliman ini, membuat jiwa muslim terasa perih melihat derita mereka.

“Mereka hanya memiliki dua pilihan, kabur dari negeri dzalim tersebut atau mati terdzalimi.” Ujar Angga dalam salah satu wawancara dengan penulis suatu ketika. Angga adalah salah satu relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) yang pernah dua kali mengantarkan bantuan muslimin Indonesia ke pengungsi Rohingya di Thailand dan Malaysia. 

Politik Belah Bambu ala Syiah

Ada banyak hal yang mengganjal bagi pemerhati politik Syi’ah, Iran, derita Rohingya, dan kesengsaraan muslimin di Suriah. Kejanggalan ini juga saya rasakan. Sebagai wartawan sekaligus relawan yang pernah terjun membantu umat Islam di Suriah, sangat susah bersimpati kepada Iran apalagi kepada Hizbullah atas ‘kedermawanan’ mereka membantu umat Islam Rohingya.

Bagaimana tidak mengganjal, lihat saja apa yang terjadi di kamp pengungsi Palestina Sabra dan Shatila pada Mei 1985, kamp Yarmuk, atau yang paling baru adalah peristiwa kekejaman Basyar Asad di Suriah. Siapa yang berada di balik terpenggalnya kepada umat Islam di Suriah? Siapa juga yang turut serta membantu rezim Basyar menghancurkan masjid-masjid di Suriah? Siapa dalang pemerkosaan wanita-wanita muslimah di Suriah

Bagi pengamat politik Syi’ah dan timur tengah, pasti tidak akan ragu mengatakan bahwa dalang dari itu semua adalah Iran dan Hizbullah khususnya serta Syi’ah pada umumnya.

Dalam salah satu wawancara saya dengan pimpinan mujahidin dari Liwa’ Ahbabullah di Suriah, beliau mengatakan, “Sebenarnya yang kami perangi di Suriah adalah tentara Iran dan Hizbullah, tentara resmi Basyar hampir bisa dikatakan telah kalah. Yang kami tangkap banyak dari tentara Iran dan Hizbullah, demikian juga mejadi sponsor utama pembunuhan rakyat sipil dan penghancuran masjid-masjid di sini adalah mereka (Iran dan Hizbullah). Mereka kami kenal lewat idcard, bendera maupun tanda-tanda lainnya yang melekat di badan mereka.”

Tentang kekejaman Hizbullah terhadap muslimin Suriah maupun pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi, bukan rahasia lagi di kalangan rakyat Suriah. Jika kita tanya kejahatan Hizbullah, muslimin Suriah terutama kalangan terpelajar dengan fasih bercerita tentang kejahatan-kejahatan Hizbullah. Mereka telah sepakat bahwa Hizbullah dan Iran adalah musuh umat Islam. 

Jika ingin tahu diskriminasi Rezim Syi’ah Iran terhadap umat Islam (sunni/ahlu sunnah), lihatlah derita umat Islam ahlu sunnah wal jama’ah di Iran. Umat Islam di Iran ditempatkan di daerah-daerah pinggiran yang tandus, sehingga mereka mengalami kekurangan pangan, gizi dan kesehatannya sangat buruk. Sehingga, lama-kelamaan mereka menjadi lemah, jangan berpikir melawan kedzaliman Iran, memikirkan sesuap nasi dan kehangatan badan di musim dingin saja, telah membebani diri mereka.

Selain itu, sistem perpolitikan di Iran seluruhnya dibawah kendali Syi’ah Rafidhah. Muslimin ahlu sunnah tidak pernah diberikan tempat dalam percaturan politik. Padahal, jumlah umat Islam sunni di Iran, sekitar 20% dari sekitar 70 juta penduduk Iran. Selebihnya umat Syi’ah, Baha’i, Zoroaster, Yahudi dan Kristen.

Pembangunan masjid umat Islam pun dibatasi. Di Iran izin mendirikan masjid diperketat, berbeda dengan Sinagong yang tiap tahunnya bertambah.

Fakta-fakta di atas menguatkan indikasi bahwa politik yang sedang dimainkan Syi’ah dalam menarik simpati umat Islam adalah politik belah bambu. Umat Islam di Suriah, maupun yang ada di Iran diinjak dan dibantai, agar tidak menghalangi pendirian Imperium Persia Raya yang telah lama diimpikan oleh umat Syi’ah.

Sedangkan umat Islam Rohingya, seperti bambu lain yang diangkat. Isu bantuan kemanusiaan di Rohingya dimanfaatkan oleh Syi’ah untuk menutupi kesesatanya, meraih simpati umat Islam yang tidak paham politik Syi’ah, sekaligus agar umat Islam melupakan kekejaman Syi’ah, khususnya Iran dan Hizbullah, di Iran maupun di Lebanon. Inilah politik pengalihan isu dan pencitraan Syi’ah.

Oleh karenanya, umat Syi’ah di Indonesia, sering kali menyerukan bahwa konflik Suriah adalah perang saudara, konflik politik internal antara rakyat yang memberontak kepada penguasa. Bahkan tidak malu-malu menyampaikan, Suriah adalah permainan Amerika yang hendak menjatuhkan Iran.

Di Solo misalnya, sekelompok massa dari ormas yang terkenal pembelaannya terhadap Syi’ah, benar-benar memanfaatkan tragedi kemanusiaan di Rohingya. “Di Suriah hanya perang saudara antara sunni dan Syi’ah. Dan medialah yang membesar-besarkan isu ini.” Kata salah satu orator demo peduli Rohingya dari massa ini, pada Jum’at 3 Mei 2013 di Bundaran Solo.

Jika ini perang saudara, permasalahannya, saudara dalam hal apa? Jika Syi’ah, khususnya Sti’ah Nushairiyah, dianggap saudara muslim, pertanyaanya, masihkah menganggap muslim orang yang menghancurkan masjid-masjid, meyembah api, bulan, menuhankan manusia, mengganti syahadat láiláhaillalláh dengan láilahaillalbasyar, tidak percaya akan kiamat, menghalalkan khamer, tidak mengakui al-Qur’an, menolak hadits, menghalalkan hubungan biologis sesama mahram dan menodai kehormatan muslimah?.

Sesesat-sesatnya Ahmadiyah, ia tidak pernah melakukan kekufuran ini. Kekufuran Syi’ah lebih sempurna daripada kekufuran Ahmadiyah. Hanya saja Syi’ah lebih unggul dalam memainkan isu, memanfaatkan peluang, menutupi kesesatan dan lebih hero di mata umat yang awam.*

Ditulis Oleh: Akrom Syahid. (Pimred Majalah Islam An-Najah dan Relawan Kemanusiaan Untuk Suriah)

Selasa, 28 Mei 2013

Nenek Presiden AS Barack Obama menaikkan doa agar cucunya ini menjadi mualaf saat menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekkah.

"Aku berdoa agar cucuku, Barack, menjadi mualaf," kata Sarah Omar (88) yang berasal dari Kenya dalam wawancaranya dengan harian Al-Watan Saudi di Jeddah setelah menunaikan ibadah haji. Harian itu melaporkan Omar menunaikan ibadah haji bersama dengan putranya atau paman Obama, Saeed Hussein Obama, serta 4 cucunya.

Dalam wawancaranya, Omar menjelaskan hanya akan berbicara soal ibadah haji dan tidak ingin mengomentari kebijakan politik Obama. Keluarga nenek Obama ini mendapatkan jamuan khusus dari pemerintah Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji.

Hasil sejumlah jajak pendapat di AS Agustus lalu menunjukkan satu dari lima warga AS yakin apabila Obama adalah seorang Muslim. Namun, Gedung Putih membantahnya dengan menekankan pemimpin AS itu sebagai umat Nasrani yang taat beribadah.

Sumber : The Daily Mail

Senin, 27 Mei 2013

Keputusasaan Media Liberal Di Indonesia Menghadapi Kebangkitan Islam Dan Khilafah


Foto: ‎Keputusasaan Media Liberal Di Indonesia Menghadapi Kebangkitan Islam Dan Khilafah

Oleh: Fika M. Komara, M,Si

Member of Central Media Office Hizb ut Tahrir

Pada tanggal 8 Mei lalu, Fitri Bintang Timur melalui opininya yang dimuat di Jakarta Post berjudul “Do RI women want sharia, too?” jelas bersikap skeptik terhadap hasil survey PEW forum yang menunjukkan 72% umat Islam di Indonesia menginginkan Syariah Islam sebagai hukum resmi di negeri mereka, ia berusaha mengingkari hasil survey PEW tersebut dengan menggaribawahi segelintir data minor yang menguntungkan opini liberal dari bab Women in the Society hasil survey ini. Sebelumnya, Jakarta Post juga melansir respon pentolan kelompok liberal terkait hasil studi Pew Research Center yang berbasis di Amerika pada 30 April lalu. Adjie Alfaraby misalnya, peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), mengatakan jika penemuan ini benar harus dianggap serius. Sedangkan Azyumardi Azra, direktur Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, mempertanyakan sejauh mana hasil survei mencerminkan kebenaran. “72 persen angka yang tidak masuk akal,” ujarnya kepada The Jakarta Post pada Rabu (2/5).

Kemudian yang lebih mengejutkan adalah pernyataan Endy Bayuni, 9 Mei 2013 di Jakarta Globe yang secara terbuka menyerukan kepada media-media di Indonesia agar bekerja sama memastikan bahwa kelompok ekstremis Islam yang ia labeli dengan “radikal dan garis keras” tidak memiliki suara yang dipublish media. Editor senior Jakarta Post yang mengatasnamakan International Association of Religion Journalists itu menyatakan “Jangan berikan ruang sedikitpun pada kalangan garis keras! Silakan meliputi mereka ketika mereka melanggar hukum, tetapi jangan beri ruang untuk sekelompok kecil orang-orang itu ketika mereka berjuang melawan sesuatu yang absurd. Mereka menggunakan media secara efektif dan menipu media yang sesuai dengan cara mereka sendiri. “

Menariknya apa yang dikatakan oleh Endy Bayumi bersamaan dengan tahap awal penyelenggaraan Muktamar Khilafah (MK) di 31 kota di seluruh Indonesia di sepanjang bulan Mei – Juni 2013, yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dan akan dihadiri ratusan ribu masyarakat Indonesia. Tokoh-tokoh liberal ini melalui jaringan media mereka seperti Jakarta Globe dan Jakarta Post, berusaha mengingkari realitas bahwa umat Islam di Indonesia secara jelas menginginkan Syariah Islam.

Omong Kosong Kebebasan Berekspresi di Negeri Demokrasi

Media liberal terus berusaha untuk mengecam bahkan membungkam mereka yang tidak setuju dengan nilai-nilai cacat sekuler liberal yang mereka anut dan ini merupakan cerminan kemunafikan dan kelemahan sistem sekuler demokrasi. Karena demokrasi selalu menerapkan kebebasan berekspresi tebang pilih. Media-media seperti ini jelas hanya akan mempublikasikan suara dari orang-orang yang setuju dengan nilai-nilai mereka, di saat yang sama terus mencari-cari kesalahan pihak-pihak yang memiliki sudut pandang berbeda dan menentang nilai – nilai Sekuler – bahkan ketika suara yang menentang adalah pandangan dominan dari masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh survei PEW.

Keputusasaan jelas terlihat dari upaya mereka menyoroti segelintir kecil data minor yang mereka cari-cari dari setumpuk besar data hasil survey PEW dimana di Asia terdapat prosentase sangat tinggi penduduk dunia yang mendukung syariah Islam: Pakistan (84%), Bangladesh (82%), Afghanistan (99%), Indonesia (72%), Malaysia (86%). Demikian pula di Timur Tengah dan Afrika, prosentase yang mendukung syariah : Irak (91%), Palestina (89%), Maroko (83%), Mesir (74%), Yordania (71%), Niger (86%), Djibouti (82%), Kongo (74%) dan Nigeria (71%). Fitri Bintang Timur tidak boleh menutup mata dari bentangan data ini hanya dengan sekedar menampilkan data minor bahwa 76% masyarakat Indonesia setuju bahwa hak waris antara laki-laki dan perempuan dibagi sama rata.

Begitupun pernyataan tokoh media sekaliber Endy Bayuni yang nampak putus asa membungkam gelombang dukungan masyarakat Indonesia terhadap Syariah dan Khilafah melalui Muktamar Khilafah 2013 yang menggema di seluruh nusantara, dan telah berjalan dengan ijin Allah di beberapa kota, dihadiri puluhan ribu umat dan menuai kesuksesan luar biasa.

Hal ini mengingatkan apa yang dikatakan Noam Chomsky dalam bukunya “Kuasa Politik Media” yang mengungkap peran propaganda media massa dalam rekayasa opini publik, dimana para penguasa sebenarnya memiliki tujuan yang kontraproduktif dengan keinginan publik/ rakyat untuk terus melanggengkan kekuasaan, bahkan Noam Chomsky juga mengatakan bahwa pengusaha media liberal telah mendidik orang-orang bodoh sebagai corong pengusaha dan penguasa.

Hipokrasi terang-terangan yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh liberal seperti ini hanyalah bukti lain dari kegagalan sistem sekuler Barat dan penjelasan mengapa semakin banyak umat Islam menolak demokrasi sekuler dan memeluk Islam sebagai sistem yang mampu menentukan masa depan politik, ekonomi, dan sosial mereka.

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaf 61:8)

Realitas Kebangkitan Khilafah yang Tak Terbantahkan

Sebenarnya tidak terlalu diperlukan penelitian ataupun survey ilmiah akan hal ini. Dari Maroko Afrika Barat hingga Merauke di Timur Indonesia, termasuk dari populasi Muslim di negeri-negeri Barat, suara yang merindukan Syariah Islam kian nyaring terdengar. Meski media-media sekuler nyaris tidak pernah meliputnya bahkan membungkamnya namun gaung suaranya kian nyaring membahana.

Di tengah arus perubahan besar dan pergolakan politik yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia Islam saat ini, Muktamar Khilafah 2013 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia tak lain bertujuan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam. Karena itulah tema “Perubahan Besar dunia Menuju Khilafah” diambil, untuk mengingatkan bahwa perubahan dunia sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan, namun arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya Khilafah bukan yang lain.

Kami mengajak Anda untuk memberikan dukungan Anda kepada Hizbut Tahrir untuk penegakkan kembali Khilafah; dan bersumpah setia kepada sarjana terhormat, mujtahid terkemuka, dan politisi ulung, Syeikh Ata bin Khalil Abu Ar-Rashtah, Amir Hizbut Tahrir, sebagai Khalifah bagi umat Islam yang akan menjaga dan melindungi anak-anak umat ini, memuliakan kaum perempuannya, menyatukan negeri-negeri Islam, dan mengembalikan posisi umat Islam sebagai khairu Ummah, Insha Allah!‎

Oleh: Fika M. Komara, M,Si

Member of Central Media Office Hizb ut Tahrir

Pada tanggal 8 Mei lalu, Fitri Bintang Timur melalui opininya yang dimuat di Jakarta Post berjudul “Do RI women want sharia, too?” jelas bersikap skeptik terhadap hasil survey PEW forum yang menunjukkan 72% umat Islam di Indonesia menginginkan Syariah Islam sebagai hukum resmi di negeri mereka, ia berusaha mengingkari hasil survey PEW tersebut dengan menggaribawahi segelintir data minor yang menguntungkan opini liberal dari bab Women in the Society hasil survey ini. Sebelumnya, Jakarta Post juga melansir respon pentolan kelompok liberal terkait hasil studi Pew Research Center yang berbasis di Amerika pada 30 April lalu. Adjie Alfaraby misalnya, peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), mengatakan jika penemuan ini benar harus dianggap serius. Sedangkan Azyumardi Azra, direktur Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, mempertanyakan sejauh mana hasil survei mencerminkan kebenaran. “72 persen angka yang tidak masuk akal,” ujarnya kepada The Jakarta Post pada Rabu (2/5).

Kemudian yang lebih mengejutkan adalah pernyataan Endy Bayuni, 9 Mei 2013 di Jakarta Globe yang secara terbuka menyerukan kepada media-media di Indonesia agar bekerja sama memastikan bahwa kelompok ekstremis Islam yang ia labeli dengan “radikal dan garis keras” tidak memiliki suara yang dipublish media. Editor senior Jakarta Post yang mengatasnamakan International Association of Religion Journalists itu menyatakan “Jangan berikan ruang sedikitpun pada kalangan garis keras! Silakan meliputi mereka ketika mereka melanggar hukum, tetapi jangan beri ruang untuk sekelompok kecil orang-orang itu ketika mereka berjuang melawan sesuatu yang absurd. Mereka menggunakan media secara efektif dan menipu media yang sesuai dengan cara mereka sendiri. “

Menariknya apa yang dikatakan oleh Endy Bayumi bersamaan dengan tahap awal penyelenggaraan Muktamar Khilafah (MK) di 31 kota di seluruh Indonesia di sepanjang bulan Mei – Juni 2013, yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dan akan dihadiri ratusan ribu masyarakat Indonesia. Tokoh-tokoh liberal ini melalui jaringan media mereka seperti Jakarta Globe dan Jakarta Post, berusaha mengingkari realitas bahwa umat Islam di Indonesia secara jelas menginginkan Syariah Islam.

Omong Kosong Kebebasan Berekspresi di Negeri Demokrasi

Media liberal terus berusaha untuk mengecam bahkan membungkam mereka yang tidak setuju dengan nilai-nilai cacat sekuler liberal yang mereka anut dan ini merupakan cerminan kemunafikan dan kelemahan sistem sekuler demokrasi. Karena demokrasi selalu menerapkan kebebasan berekspresi tebang pilih. Media-media seperti ini jelas hanya akan mempublikasikan suara dari orang-orang yang setuju dengan nilai-nilai mereka, di saat yang sama terus mencari-cari kesalahan pihak-pihak yang memiliki sudut pandang berbeda dan menentang nilai – nilai Sekuler – bahkan ketika suara yang menentang adalah pandangan dominan dari masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh survei PEW.

Keputusasaan jelas terlihat dari upaya mereka menyoroti segelintir kecil data minor yang mereka cari-cari dari setumpuk besar data hasil survey PEW dimana di Asia terdapat prosentase sangat tinggi penduduk dunia yang mendukung syariah Islam: Pakistan (84%), Bangladesh (82%), Afghanistan (99%), Indonesia (72%), Malaysia (86%). Demikian pula di Timur Tengah dan Afrika, prosentase yang mendukung syariah : Irak (91%), Palestina (89%), Maroko (83%), Mesir (74%), Yordania (71%), Niger (86%), Djibouti (82%), Kongo (74%) dan Nigeria (71%). Fitri Bintang Timur tidak boleh menutup mata dari bentangan data ini hanya dengan sekedar menampilkan data minor bahwa 76% masyarakat Indonesia setuju bahwa hak waris antara laki-laki dan perempuan dibagi sama rata.

Begitupun pernyataan tokoh media sekaliber Endy Bayuni yang nampak putus asa membungkam gelombang dukungan masyarakat Indonesia terhadap Syariah dan Khilafah melalui Muktamar Khilafah 2013 yang menggema di seluruh nusantara, dan telah berjalan dengan ijin Allah di beberapa kota, dihadiri puluhan ribu umat dan menuai kesuksesan luar biasa.

Hal ini mengingatkan apa yang dikatakan Noam Chomsky dalam bukunya “Kuasa Politik Media” yang mengungkap peran propaganda media massa dalam rekayasa opini publik, dimana para penguasa sebenarnya memiliki tujuan yang kontraproduktif dengan keinginan publik/ rakyat untuk terus melanggengkan kekuasaan, bahkan Noam Chomsky juga mengatakan bahwa pengusaha media liberal telah mendidik orang-orang bodoh sebagai corong pengusaha dan penguasa.

Hipokrasi terang-terangan yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh liberal seperti ini hanyalah bukti lain dari kegagalan sistem sekuler Barat dan penjelasan mengapa semakin banyak umat Islam menolak demokrasi sekuler dan memeluk Islam sebagai sistem yang mampu menentukan masa depan politik, ekonomi, dan sosial mereka.

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaf 61:8)

Realitas Kebangkitan Khilafah yang Tak Terbantahkan

Sebenarnya tidak terlalu diperlukan penelitian ataupun survey ilmiah akan hal ini. Dari Maroko Afrika Barat hingga Merauke di Timur Indonesia, termasuk dari populasi Muslim di negeri-negeri Barat, suara yang merindukan Syariah Islam kian nyaring terdengar. Meski media-media sekuler nyaris tidak pernah meliputnya bahkan membungkamnya namun gaung suaranya kian nyaring membahana.

Di tengah arus perubahan besar dan pergolakan politik yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia Islam saat ini, Muktamar Khilafah 2013 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia tak lain bertujuan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam. Karena itulah tema “Perubahan Besar dunia Menuju Khilafah” diambil, untuk mengingatkan bahwa perubahan dunia sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan, namun arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya Khilafah bukan yang lain.

Kami mengajak Anda untuk memberikan dukungan Anda kepada Hizbut Tahrir untuk penegakkan kembali Khilafah; dan bersumpah setia kepada sarjana terhormat, mujtahid terkemuka, dan politisi ulung, Syeikh Ata bin Khalil Abu Ar-Rashtah, Amir Hizbut Tahrir, sebagai Khalifah bagi umat Islam yang akan menjaga dan melindungi anak-anak umat ini, memuliakan kaum perempuannya, menyatukan negeri-negeri Islam, dan mengembalikan posisi umat Islam sebagai khairu Ummah, Insha Allah!

Jumat, 24 Mei 2013

Dinasti Rothschild Kontrol Ekonomi Indonesia


Foto: Dinasti Rothschild Kontrol Ekonomi Indonesia

MKYDMI- Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah. BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang dikendalikan bisnis keluarga Rothschild.
Dinasti Rothschild
Dinasti Rothschild

Dinasti perbankan Rothschild cabang Perancis memiliki 20 perwalian (trust) rahasia di Pasifik Selatan. Demikian laporan laman detik.

Baron Elie de Rothschild, wali cabang Perancis dari dinasti perbankan Rothschild yang terkenal, membangun sebuah kerajaan offshore di Cook Islands antara 1996 dan 2003.

Adapun perusahaan offshore adalah badan usaha legal yang didirikan di negara tax havens atau pusat finansial di luar negeri yang dilindungi oleh undang-undang khusus, yang menjamin penerapan pajak rendah atau hampir tidak ada, kecuali biaya tahunan untuk izin usaha.

Selain memberikan privasi tingkat tinggi, biasanya izin khusus itu diberikan untuk warga negara asing di luar negara tax haven. Keberadaan tax haven dibuat oleh berbagai lembaga keuangan internasional, seperti OECD dan IMF.

Baron Elie de Rothschild, seorang pengusaha dan pemerhati seni yang meninggal pada 2007 di usia ke-90, membangun jaringan kompleks dari perusahaan trust offshore. Demikian menurut dokumen rahasia yang diperoleh oleh Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif (ICIJ).

Sifat kompleks pengaturan keuangan di kepulauan Pasifik dan kerahasiaan yang nyaris total, mempersulit upaya identifikasi jejak Rothschild dalam entitas offshore.

Dokumen-dokumen internal mengungkapkan setidaknya 20 trust dan 10 perusahaan holding yang didirikan untuk Rothschild di Cook Islands, wilayah independen di Pasifik Selatan yang memiliki hubungan dekat dengan Selandia Baru.

Perwalian ini biasanya memiliki nama yang tidak jelas. Seperti Anon Trust, lalu Benon Trust , yang ternyata didirikan oleh Nelly, putri dari Rothschild. Nama lainnya seperti Denon Trust, merupakan contoh nyata tentang penamaan trust tersebut.

Semuanya terkait dalam jaringan berlapis dan rumit. Setiap perusahaan terdaftar sebagai wali dari satu trust atau lebih.
Tak satu pun dari dokumen yang ICIJ selidiki, merinci daftar penerima dari setiap trust, Namun, Benon menyebutkan Rothschild sebagai settlor, individu yang asetnya dimasukkan dalam trust. Dokumen-dokumen itu juga mengungkapkan bahwa beberapa dari trust ini tetap berlanjut, meski setelah kematian Baron pada 2007.

Perusahaan-perusahaan ini memiliki pemegang saham common yang disebut Mandalor Limited, perusahaan yang berbasis di Saint Vincent, Karibia dan Grenadines.

Menurut dokumen, ketika Portcullis TrustNet (PTN) mengatur trust Agate, Begate, Cegate, Degate, Egate dan Fegate, pengacara yang ditunjuk tidak bersedia mengungkapkan identitas Rothschild.

Meskipun PTN biasanya mensyaratkan pemberi dana untuk memberikan rincian pribadi serta akta ganti rugi, dalam hal ini PTN mengatur pengacara untuk menandatangani "untuk dan atas nama pemberi."

Pengacara menginformasikan kepada PTN, bahwa pembeli adalah kepala dari keluarga Eropa yang kaya dan dihormati, yang sudah terkenal turun temurun. PTN mengakui, menyatakan, "Dalam hal ini, kita harus bergantung sepenuhnya pada jaminan Anda."

Meskipun berulang kali mencoba, ahli waris Rothschild tidak dapat dihubungi. Hanya Baron Eric de Rothschild, keponakan Elie sekaligus bankir terkemuka Paris, setuju untuk menjawab pertanyaan, sehingga jelas bahwa bisnis mereka telah dipisahkan pada 1980, ketika Elie de Rothschild pindah ke London.

Sumber lain yang dekat dengan keluarga mengatakan Elie de Rothschild mengembangkan kegiatan usaha di Inggris dan Amerika Serikat, di mana tidak ada anggota lain dari cabang Perancis ikut berinvestasi.

Bagaimana dengan Indonesia? Jaringan bisnis Rothschild di Indonesia semakin menggurita, pengusaha berdarah Zionis Yahudi tersebut terus berusaha mengusai perusahaan-perusahaan milik Negara.

Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah. BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang dikendalikan bisnis keluarga Rothschild.

Agenda IMF adalah memaksa Indonesia untuk “Memprivatisasi” (Baca: Menjual) BUMN-BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang ada, maka BUMN milik rakyat Indonesia akan berpindah ke tangan mereka.

Nathaniel Rothschild yang menguasai perusahaan Vallar PLC juga membeli saham Bumi Resources untuk menguasai tambang batubara di Indonesia. (IT/sa/detik)



#aB
Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah. BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang dikendalikan bisnis keluarga Rothschild.
Dinasti Rothschild
Dinasti Rothschild

Dinasti perbankan Rothschild cabang Perancis memiliki 20 perwalian (trust) rahasia di Pasifik Selatan. Demikian laporan laman detik.

Baron Elie de Rothschild, wali cabang Perancis dari dinasti perbankan Rothschild yang terkenal, membangun sebuah kerajaan offshore di Cook Islands antara 1996 dan 2003.

Adapun perusahaan offshore adalah badan usaha legal yang didirikan di negara tax havens atau pusat finansial di luar negeri yang dilindungi oleh undang-undang khusus, yang menjamin penerapan pajak rendah atau hampir tidak ada, kecuali biaya tahunan untuk izin usaha.

Selain memberikan privasi tingkat tinggi, biasanya izin khusus itu diberikan untuk warga negara asing di luar negara tax haven. Keberadaan tax haven dibuat oleh berbagai lembaga keuangan internasional, seperti OECD dan IMF.

Baron Elie de Rothschild, seorang pengusaha dan pemerhati seni yang meninggal pada 2007 di usia ke-90, membangun jaringan kompleks dari perusahaan trust offshore. Demikian menurut dokumen rahasia yang diperoleh oleh Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif (ICIJ).

Sifat kompleks pengaturan keuangan di kepulauan Pasifik dan kerahasiaan yang nyaris total, mempersulit upaya identifikasi jejak Rothschild dalam entitas offshore.

Dokumen-dokumen internal mengungkapkan setidaknya 20 trust dan 10 perusahaan holding yang didirikan untuk Rothschild di Cook Islands, wilayah independen di Pasifik Selatan yang memiliki hubungan dekat dengan Selandia Baru.

Perwalian ini biasanya memiliki nama yang tidak jelas. Seperti Anon Trust, lalu Benon Trust , yang ternyata didirikan oleh Nelly, putri dari Rothschild. Nama lainnya seperti Denon Trust, merupakan contoh nyata tentang penamaan trust tersebut.

Semuanya terkait dalam jaringan berlapis dan rumit. Setiap perusahaan terdaftar sebagai wali dari satu trust atau lebih.
Tak satu pun dari dokumen yang ICIJ selidiki, merinci daftar penerima dari setiap trust, Namun, Benon menyebutkan Rothschild sebagai settlor, individu yang asetnya dimasukkan dalam trust. Dokumen-dokumen itu juga mengungkapkan bahwa beberapa dari trust ini tetap berlanjut, meski setelah kematian Baron pada 2007.

Perusahaan-perusahaan ini memiliki pemegang saham common yang disebut Mandalor Limited, perusahaan yang berbasis di Saint Vincent, Karibia dan Grenadines.

Menurut dokumen, ketika Portcullis TrustNet (PTN) mengatur trust Agate, Begate, Cegate, Degate, Egate dan Fegate, pengacara yang ditunjuk tidak bersedia mengungkapkan identitas Rothschild.

Meskipun PTN biasanya mensyaratkan pemberi dana untuk memberikan rincian pribadi serta akta ganti rugi, dalam hal ini PTN mengatur pengacara untuk menandatangani "untuk dan atas nama pemberi."

Pengacara menginformasikan kepada PTN, bahwa pembeli adalah kepala dari keluarga Eropa yang kaya dan dihormati, yang sudah terkenal turun temurun. PTN mengakui, menyatakan, "Dalam hal ini, kita harus bergantung sepenuhnya pada jaminan Anda."

Meskipun berulang kali mencoba, ahli waris Rothschild tidak dapat dihubungi. Hanya Baron Eric de Rothschild, keponakan Elie sekaligus bankir terkemuka Paris, setuju untuk menjawab pertanyaan, sehingga jelas bahwa bisnis mereka telah dipisahkan pada 1980, ketika Elie de Rothschild pindah ke London.

Sumber lain yang dekat dengan keluarga mengatakan Elie de Rothschild mengembangkan kegiatan usaha di Inggris dan Amerika Serikat, di mana tidak ada anggota lain dari cabang Perancis ikut berinvestasi.

Bagaimana dengan Indonesia? Jaringan bisnis Rothschild di Indonesia semakin menggurita, pengusaha berdarah Zionis Yahudi tersebut terus berusaha mengusai perusahaan-perusahaan milik Negara.

Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah. BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang dikendalikan bisnis keluarga Rothschild.

Agenda IMF adalah memaksa Indonesia untuk “Memprivatisasi” (Baca: Menjual) BUMN-BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang ada, maka BUMN milik rakyat Indonesia akan berpindah ke tangan mereka.

Nathaniel Rothschild yang menguasai perusahaan Vallar PLC juga membeli saham Bumi Resources untuk menguasai tambang batubara di Indonesia. (IT/sa/detik)

Selasa, 21 Mei 2013

Diam-diam Zionis Persempit Wilayah Jalur Gaza


Koordinator kegiatan pemerintah penjajah zionis ‘israel’ di wilayah sekitar Jalur Gaza telah mengklarifikasi bahwa “zona terlarang” di Jalur Gaza mencapai 300 meter dari pagar pemisah (perbatasan yang dibikin oleh penjajah), bukan 100 meter seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Situs 972Mag mengutip penjelasan Gisha, sebuah lembaga bantuan hukum dan hak asasi manusia. Klarifikasi ini diminta oleh Gisha setelah begitu banyak warga Gaza yang dibunuh di perbatasan. Yang paling sering ditembaki di perbatasan itu ialah para petani, pencari barang-barang bekas, atau anak-anak yang sedang bermain.
Pembunuhan warga Gaza itu kemudian memicu pembalasan berupa peluncuran roket oleh para pejuang Palestina di Gaza.

Gisha melihat, ada perbedaan pernyataan antara juru bicara pasukan
Foto: Diam-diam Zionis Persempit Wilayah Jalur Gaza

MKYDMI-Koordinator kegiatan pemerintah penjajah zionis ‘israel’ di wilayah sekitar Jalur Gaza telah mengklarifikasi bahwa “zona terlarang” di Jalur Gaza mencapai 300 meter dari pagar pemisah (perbatasan yang dibikin oleh penjajah), bukan 100 meter seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Situs 972Mag mengutip penjelasan Gisha, sebuah lembaga bantuan hukum dan hak asasi manusia. Klarifikasi ini diminta oleh Gisha setelah begitu banyak warga Gaza yang dibunuh di perbatasan. Yang paling sering ditembaki di perbatasan itu ialah para petani, pencari barang-barang bekas, atau anak-anak yang sedang bermain.
Pembunuhan warga Gaza itu kemudian memicu pembalasan berupa peluncuran roket oleh para pejuang Palestina di Gaza.

Gisha melihat, ada perbedaan pernyataan antara juru bicara pasukan
penjajah dengan kordinator kegiatan pemerintah penjajah di wilayah sekitar Gaza. Pihak yang kedua ini menyebut “zona terlarang” itu seratus meter dari pagar pemisah. Tapi kenyataannya, mereka yang ditembaki berada di jarak antara seratus sampai 300 meter dari garis pemisah.

Saat ini terdapat sekitar 1,7 juta warga Palestina di wilayah Jalur Gaza yang luasnya hanya 365 km per segi. Itu artinya di setiap 1 km per segi tanah Gaza rata-rata didiami 4.658 orang.

Sudah 6 tahun mereka dikepung di darat, laut, dan udara oleh pasukan penjajah. Karena mereka menolak menerima pemerintahan boneka yang dipaksakan penjajah ‘israel’. Pada pemilu tahun 2005 akhir, rakyat Gaza memilih Hamas untuk memimpin mereka. Namun baru pertengahan 2007, ‘israel’ mengumumkan secara resmi blokade terhadap seluruh rakyat Gaza.* (Sahabat al-Aqsha)




#aBpenjajah dengan kordinator kegiatan pemerintah penjajah di wilayah sekitar Gaza. Pihak yang kedua ini menyebut “zona terlarang” itu seratus meter dari pagar pemisah. Tapi kenyataannya, mereka yang ditembaki berada di jarak antara seratus sampai 300 meter dari garis pemisah.

Saat ini terdapat sekitar 1,7 juta warga Palestina di wilayah Jalur Gaza yang luasnya hanya 365 km per segi. Itu artinya di setiap 1 km per segi tanah Gaza rata-rata didiami 4.658 orang.

Sudah 6 tahun mereka dikepung di darat, laut, dan udara oleh pasukan penjajah. Karena mereka menolak menerima pemerintahan boneka yang dipaksakan penjajah ‘israel’. Pada pemilu tahun 2005 akhir, rakyat Gaza memilih Hamas untuk memimpin mereka. Namun baru pertengahan 2007, ‘israel’ mengumumkan secara resmi blokade terhadap seluruh rakyat Gaza.* (Sahabat al-Aqsha)

Minggu, 28 April 2013

Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di Indonesia

Foto: Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di Indonesia

Tidak seorang pun menyanggah kenyataan bahwa anasir yang merusak, baik di bidang ekonomi maupun sosial di dunia sekarang ini, bukan saja diawaki, tetapi juga didanai oleh dan untuk kepentingan kaum Yahudi. Beberapa waktu setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1 di Basel (1897) itu kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja untuk dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk menghancurkan dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia.

Adapun yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina. Yang paling mengkhawatirkan bagi kita di Indonesia adalah kecenderungan politik diam-diam kaum Yahudi. Mereka bahkan sudah menginfiltrasi Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga kini.  Apalagi sepanjang kiprahnya gerakan ini bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.

Di Indonesia upaya membendung gerakan Yahudi ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno. Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961 Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 th 1962 yg membubarkan dan melarang Freemasonry segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji2 mrk disita oleh negara.

Namun di Era Presiden Abdurrahman Wahid Keppres nomor 264/1962 tersebut dicabut dan mengeluarkan Keppres nomor 69 th 2000 tgl 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok2 Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia)/Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.

Politik diam2 kaum Yahudi kini menampakkan hasil, keturunan Yahudi Belanda merintis sebuah pemukiman dgn simbol didaerah Minahasa Sulut. Tugu Manorah setinggi 62 kaki berdiri kokoh di atas gunung yang menghadap langsung dengan kota Manado. Menorah ini mungkin adalah yang terbesar di dunia. Pembangunan menorah raksasa tersebut telah menghabiskan dana APBD sebesar $ 150.000.

Gambar Tugu Manorah di Manado

Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi. Tidak hanya itu,  di Manado bendera Israel dapat dilihat dengan mudah di stand ojek sekitar wisata Tugu Manorah. Belakangan yg paling mengejutkan seorang legislator lokal Denny Wowiling, mengusulkan kpd pemerintah daerah DiIndonesia agar membangun kembali gedung Manorah untuk menarik wisatawan dan pengusaha dari Eropa.

New York Times, dlm laporannya yg bertajuk “In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism” 22 Nov 2010 menyebutkan, walaupun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik namun diam-diam hubungan militer dan ekonomi telah terjalin selama puluhan tahun. Dlm beberapa thn terakhir, pengusaha Yahudi dari Israel dan tempat lain diam2 melakukan perjalanan ke Indonesia utk mencari peluang bisnis. Moshe Kotel (47), yang lahir di El Salvador dan memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika, telah datang ke Manado setiap tahun sejak tahun 2003.

Kotel, yang istrinya adalah warga asli dari daerah itu, mengatakan ia merasa gugup mendarat di bandara di sini untuk pertama kalinya, "Tapi sejak aku melihat bendera Israel di taksi di bandara, saya selalu merasa diterima di sini”. Menurut laporan Jerusalem Post, 29 Desember 2010 ada sekitar dua sinagog yang dibuka pada tahun-tahun terakhir di Manado dan Tondano
Kedua rumah ibadat tersebut dioperasikan oleh sedikit orang yang nenek moyangnya orang Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan.  Stl Indonesia merdeka dari Belanda pd th 1949 Skrg keturunan mereka diduga berjuang utk belajar ttg Yudaisme dan untuk menjadi orang-orang Yahudi setelah menemukan akar  Yahudi mereka.

Toar Palilingan, (27) merupakan keluarga keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, dosen hukum di Universitas Sam Ratulangi ia memiliki seorang ayah yang beragama Kristen, dan ibu seorang Muslim yang juga mengajar di Universitas yang sama. Palilingan melakukan kontak dengan rabbi yang secara fisik paling dekat, yaitu Mordechai Abergel, seorang utusan di Singapura gerakan Lubavitch Brooklyn berbasis Chabad.

Rabbi Abergel: bahwa Palilingan telah melakukan "pekerjaan besar". Palilingan juga berkomitmen untuk "kemurnian" ultra-Ortodoks Yudaisme. Mengerikan ternyata Klaim keberhasilan perkembangan Yahudi di Manado,dikemukakan pula di dalam ‘Protokol yang ke-9. Ini adalah fakta, bahwa: “Agar supaya tidak menghancurkan institusi-institusi kaum non-Yahudi sebelum waktunya, ‘kita telah meletakkan’ ikhtiar dan menggenggam pegas mekanisme mereka.

Mekanisme itu semula ada dalam keadaan kuat dan tertib, tetapi ‘kita tlh’ menggantikannya dgn suatu administrasi bebas yg membuatnya kacau. ‘Kita telah’ melakukan campur-tangan terhadap yurisprudensi waralabanya, persnya, kebebasan pribadinya, dan yang paling penting, pendidikan dan budayanya, yang merupakan sokoguru dari eksistensi kebebasan.” Kenyataan ini tidak lagi bisa dipendam, mereka kaum Yahudi dengan halus telah mengeliminasi budaya yang ada di sekitar Tugu Manorah ditemukan pernyataan yang sangat menarik bagi mereka yang ingin bekerja-sama dengan kaum Yahudi di bidang pemikiran keagamaan dalam rangka membangun saling-mengerti dan toleransi. 

“Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, “Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalangi misi kita.

Pengaruh mereka atas masy berkurang dari hari-kehari. Kebebasan hati-nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu agama-agama itu akan bertumbangan”. Sblmnya bangunan maupun simbol-simbol Yahudi banyak tersebar di Indonesia. Mis saja Gedung BAPPENAS, yang dulunya merupakan Loji Adhucstat. Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral cahaya (Lucifer).

Jika dilihat dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota. Kemudian Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salahsatu bangunan yg berada di dlm kpl binatang bertanduk (Baphomet). Baphomet adl lokasi Loji Adhucstat/yg kini dijadikan Gedung BAPPENAS.

Tugu Monumen Nasional merupakan Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan "tanda tangannya". Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan siapa pun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main dan dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka kaum Yahudi. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan satu-satunya.




#aBTidak seorang pun menyanggah kenyataan bahwa anasir yang merusak, baik di bidang ekonomi maupun sosial di dunia sekarang ini, bukan saja diawaki, tetapi juga didanai oleh dan untuk kepentingan kaum Yahudi. Beberapa waktu setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1 di Basel (1897) itu kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja untuk dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk menghancurkan dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia.

Adapun yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina. Yang paling mengkhawatirkan bagi kita di Indonesia adalah kecenderungan politik diam-diam kaum Yahudi. Mereka bahkan sudah menginfiltrasi Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga kini. Apalagi sepanjang kiprahnya gerakan ini bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.

Di Indonesia upaya membendung gerakan Yahudi ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno. Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961 Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 th 1962 yg membubarkan dan melarang Freemasonry segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji2 mrk disita oleh negara.

Namun di Era Presiden Abdurrahman Wahid Keppres nomor 264/1962 tersebut dicabut dan mengeluarkan Keppres nomor 69 th 2000 tgl 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok2 Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia)/Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.

Politik diam2 kaum Yahudi kini menampakkan hasil, keturunan Yahudi Belanda merintis sebuah pemukiman dgn simbol didaerah Minahasa Sulut. Tugu Manorah setinggi 62 kaki berdiri kokoh di atas gunung yang menghadap langsung dengan kota Manado. Menorah ini mungkin adalah yang terbesar di dunia. Pembangunan menorah raksasa tersebut telah menghabiskan dana APBD sebesar $ 150.000.

Gambar Tugu Manorah di Manado

Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi. Tidak hanya itu, di Manado bendera Israel dapat dilihat dengan mudah di stand ojek sekitar wisata Tugu Manorah. Belakangan yg paling mengejutkan seorang legislator lokal Denny Wowiling, mengusulkan kpd pemerintah daerah DiIndonesia agar membangun kembali gedung Manorah untuk menarik wisatawan dan pengusaha dari Eropa.

New York Times, dlm laporannya yg bertajuk “In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism” 22 Nov 2010 menyebutkan, walaupun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik namun diam-diam hubungan militer dan ekonomi telah terjalin selama puluhan tahun. Dlm beberapa thn terakhir, pengusaha Yahudi dari Israel dan tempat lain diam2 melakukan perjalanan ke Indonesia utk mencari peluang bisnis. Moshe Kotel (47), yang lahir di El Salvador dan memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika, telah datang ke Manado setiap tahun sejak tahun 2003.

Kotel, yang istrinya adalah warga asli dari daerah itu, mengatakan ia merasa gugup mendarat di bandara di sini untuk pertama kalinya, "Tapi sejak aku melihat bendera Israel di taksi di bandara, saya selalu merasa diterima di sini”. Menurut laporan Jerusalem Post, 29 Desember 2010 ada sekitar dua sinagog yang dibuka pada tahun-tahun terakhir di Manado dan Tondano
Kedua rumah ibadat tersebut dioperasikan oleh sedikit orang yang nenek moyangnya orang Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Stl Indonesia merdeka dari Belanda pd th 1949 Skrg keturunan mereka diduga berjuang utk belajar ttg Yudaisme dan untuk menjadi orang-orang Yahudi setelah menemukan akar Yahudi mereka.

Toar Palilingan, (27) merupakan keluarga keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, dosen hukum di Universitas Sam Ratulangi ia memiliki seorang ayah yang beragama Kristen, dan ibu seorang Muslim yang juga mengajar di Universitas yang sama. Palilingan melakukan kontak dengan rabbi yang secara fisik paling dekat, yaitu Mordechai Abergel, seorang utusan di Singapura gerakan Lubavitch Brooklyn berbasis Chabad.

Rabbi Abergel: bahwa Palilingan telah melakukan "pekerjaan besar". Palilingan juga berkomitmen untuk "kemurnian" ultra-Ortodoks Yudaisme. Mengerikan ternyata Klaim keberhasilan perkembangan Yahudi di Manado,dikemukakan pula di dalam ‘Protokol yang ke-9. Ini adalah fakta, bahwa: “Agar supaya tidak menghancurkan institusi-institusi kaum non-Yahudi sebelum waktunya, ‘kita telah meletakkan’ ikhtiar dan menggenggam pegas mekanisme mereka.

Mekanisme itu semula ada dalam keadaan kuat dan tertib, tetapi ‘kita tlh’ menggantikannya dgn suatu administrasi bebas yg membuatnya kacau. ‘Kita telah’ melakukan campur-tangan terhadap yurisprudensi waralabanya, persnya, kebebasan pribadinya, dan yang paling penting, pendidikan dan budayanya, yang merupakan sokoguru dari eksistensi kebebasan.” Kenyataan ini tidak lagi bisa dipendam, mereka kaum Yahudi dengan halus telah mengeliminasi budaya yang ada di sekitar Tugu Manorah ditemukan pernyataan yang sangat menarik bagi mereka yang ingin bekerja-sama dengan kaum Yahudi di bidang pemikiran keagamaan dalam rangka membangun saling-mengerti dan toleransi.

“Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, “Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalangi misi kita.

Pengaruh mereka atas masy berkurang dari hari-kehari. Kebebasan hati-nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu agama-agama itu akan bertumbangan”. Sblmnya bangunan maupun simbol-simbol Yahudi banyak tersebar di Indonesia. Mis saja Gedung BAPPENAS, yang dulunya merupakan Loji Adhucstat. Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral cahaya (Lucifer).

Jika dilihat dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota. Kemudian Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salahsatu bangunan yg berada di dlm kpl binatang bertanduk (Baphomet). Baphomet adl lokasi Loji Adhucstat/yg kini dijadikan Gedung BAPPENAS.

Tugu Monumen Nasional merupakan Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan "tanda tangannya". Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan siapa pun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main dan dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka kaum Yahudi. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

Sabtu, 20 April 2013

Eggy Sudjana Gubernur, Jawa Timur Propinsi Bersyariah

Foto: Eggy Sudjana Gubernur, Jawa Timur Propinsi Bersyariah

Jakarta (SIONLINE)- Insya’ Allah, tidak lama lagi NKRI akan memiliki dua propinsi yang menerapkan Syariah Islam. Insya’ Allah, nantinya seluruh propinsi akan menerapkan Syariah Islam, sehingga cita-cita mulia untuk mewujudkan NKRI Bersyariah akan segera terwujud. Insya’ Allah, satu propinsi lagi yang menyusul Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dalam menerapkan Syariah Islam adalah Propinsi Jawa Timur yang saat ini berpenduduk hampir 50 juta jiwa. Namun hal itu akan terjadi jika pasangan Cagub dan Cawagub Eggy Sudjana-Muhammad Sihat memenangkan Pilgub Jatim yang akan digelar pada 29 Agustus 2013 nanti.   

Ketika berkunjung ke Redaksi Suara Islam Online, politisi dan advokad kawakan itu menegaskan, jika dirinya nanti terpilih menjadi Gubernur Jatim periode 2013-2018 dari jalur independent non parpol, maka penerapan pelaksanaan Syariah Islam akan menjadi prioritas utamanya selama masa kepemimpinannya menjadi Gubernur Jawa Timur.

“Saya memiliki tujuan mulia untuk menjadi Gubernur, yakni memperjuangkan pelaksanaan Syariah Islam di Propinsi Jawa Timur. Dalam perjuangan ini, saya siap untuk bertabrakan dengan Pemerintah Pusat,” tegas politisi Islam dan advokad kawakan tersebut.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, tim sukses Eggy Sudjana sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 2 juta KTP (KPU Jatim  hanya mensyaratkan 1.118.000 KTP dengan penyebaran minimal di 20 Kab/Kota di Jatim) sebagai syarat untuk maju Pilgub dari calon independen.

Maka tidaklah mengherankan jika Cagub dan Cawagub Jatim Eggy Sudjana dan Muhammad Sihat (asli Madura) yang disertai ratusan pendukungnya dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jatim, Kamis (11/4) kemarin mendaftarkan diri ke KPU Jatim dan diterima Ketua KPU Jatim Andre Dewanto Ahmad dan Sekretaris KPU Jatim, Jonathan Judianto.        

Mantan tokoh HMI MPO yang berani menolak Asas Tunggal Pancasila pada era rezim Orde Baru yang memaksakan Pancasila sebagai satu-satunya Asas itu, bahkan bertekad tidak hanya akan menerapkan Syariah Islam, tetapi juga ingin meningkatkan ketaqwaan seluruh rakyat Jawa Timur yang memang selama ini dikenal sebagai propinsi yang menjadi basis kaum Nahdhiyyin. Jika Presiden SBY nantinya menghalang-halangi tekadnya itu, maka dirinya siap maju tak gentar dengan melakukan perlawanan total sampai titik darah penghabisan.

“Jika tekad saya untuk penerapan Syariah Islam dan menjadikan rakyat Jawa Timur lebih bertaqwa dihalang-halangi Presiden SBY atau Presiden sesudahnya, maka saya siap untuk melawannya secara konstitusionil, tetapi bukan kudeta. Sebab segala upaya diperbolehkan untuk melawan Presiden kecuali melakukan kudeta,” ujar tokoh Islam yang pernah berseteru dengan Presiden SBY tersebut.

Tokoh Islam asli Sunda itu yakin dengan majunya ia sebagai calon independen memberikan harapan baru bagi Jatim yang lebih baik. Selain akan mensyariahkan Jawa Timur, Eggy juga  berjanji akan membagi sumber daya alam Jatim yang kaya secara adil kepada seluruh rakyat Jatim sehingga mereka akan menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.

Advokad senior itu mengklaim meski tidak didukung partai, tetapi beberapa elemen ormas  mendukungnya seperti Kongres Advokat Indonesia Jatim, Laskar Pancasila Jatim, Pekerja Muslim Indonesia, dan Pos Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jatim. "Jadi Insya Allah kita sudah menang sebelum bertanding," ujarnya dengan penuh tawadhu’.


#A1Jakarta (SIONLINE)- Insya’ Allah, tidak lama lagi NKRI akan memiliki dua propinsi yang menerapkan Syariah Islam. Insya’ Allah, nantinya seluruh propinsi akan menerapkan Syariah Islam, sehingga cita-cita mulia untuk mewujudkan NKRI Bersyariah akan segera terwujud. Insya’ Allah, satu propinsi lagi yang menyusul Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dalam menerapkan Syariah Islam adalah Propinsi Jawa Timur yang saat ini berpenduduk hampir 50 juta jiwa. Namun hal itu akan terjadi jika pasangan Cagub dan Cawagub Eggy Sudjana-Muhammad Sihat memenangkan Pilgub Jatim yang akan digelar pada 29 Agustus 2013 nanti.

Ketika berkunjung ke Redaksi Suara Islam Online, politisi dan advokad kawakan itu menegaskan, jika dirinya nanti terpilih menjadi Gubernur Jatim periode 2013-2018 dari jalur independent non parpol, maka penerapan pelaksanaan Syariah Islam akan menjadi prioritas utamanya selama masa kepemimpinannya menjadi Gubernur Jawa Timur.

“Saya memiliki tujuan mulia untuk menjadi Gubernur, yakni memperjuangkan pelaksanaan Syariah Islam di Propinsi Jawa Timur. Dalam perjuangan ini, saya siap untuk bertabrakan dengan Pemerintah Pusat,” tegas politisi Islam dan advokad kawakan tersebut.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, tim sukses Eggy Sudjana sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 2 juta KTP (KPU Jatim hanya mensyaratkan 1.118.000 KTP dengan penyebaran minimal di 20 Kab/Kota di Jatim) sebagai syarat untuk maju Pilgub dari calon independen.

Maka tidaklah mengherankan jika Cagub dan Cawagub Jatim Eggy Sudjana dan Muhammad Sihat (asli Madura) yang disertai ratusan pendukungnya dari berbagai Kota dan Kabupaten di Jatim, Kamis (11/4) kemarin mendaftarkan diri ke KPU Jatim dan diterima Ketua KPU Jatim Andre Dewanto Ahmad dan Sekretaris KPU Jatim, Jonathan Judianto.

Mantan tokoh HMI MPO yang berani menolak Asas Tunggal Pancasila pada era rezim Orde Baru yang memaksakan Pancasila sebagai satu-satunya Asas itu, bahkan bertekad tidak hanya akan menerapkan Syariah Islam, tetapi juga ingin meningkatkan ketaqwaan seluruh rakyat Jawa Timur yang memang selama ini dikenal sebagai propinsi yang menjadi basis kaum Nahdhiyyin. Jika Presiden SBY nantinya menghalang-halangi tekadnya itu, maka dirinya siap maju tak gentar dengan melakukan perlawanan total sampai titik darah penghabisan.

“Jika tekad saya untuk penerapan Syariah Islam dan menjadikan rakyat Jawa Timur lebih bertaqwa dihalang-halangi Presiden SBY atau Presiden sesudahnya, maka saya siap untuk melawannya secara konstitusionil, tetapi bukan kudeta. Sebab segala upaya diperbolehkan untuk melawan Presiden kecuali melakukan kudeta,” ujar tokoh Islam yang pernah berseteru dengan Presiden SBY tersebut.

Tokoh Islam asli Sunda itu yakin dengan majunya ia sebagai calon independen memberikan harapan baru bagi Jatim yang lebih baik. Selain akan mensyariahkan Jawa Timur, Eggy juga berjanji akan membagi sumber daya alam Jatim yang kaya secara adil kepada seluruh rakyat Jatim sehingga mereka akan menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.

Advokad senior itu mengklaim meski tidak didukung partai, tetapi beberapa elemen ormas mendukungnya seperti Kongres Advokat Indonesia Jatim, Laskar Pancasila Jatim, Pekerja Muslim Indonesia, dan Pos Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jatim. "Jadi Insya Allah kita sudah menang sebelum bertanding," ujarnya dengan penuh tawadhu’.

SYI'AH DAN YAHUDI ( SEBUAH KONSPIRASI


Rasulullah bersabda :

“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 Yahudi dari kota Isfahan (Iran, Persia -pent) , mereka memakai Al-Tayalisah (jubah tak berjahit)”.(HR. Muslim)

Di mana tepatnya akan muncul Dajjal ?

Menurut Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam At Turmudzy no: 2237, Imaam Ibnu Maajah no: 4072, dan Imaam Ahmad no: 12, dan disahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Sahabat Abubakar As Siddiq رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

الدجال يخرج من أرض بالمشرق يقال لها خراسان يتبعه أقوام كان وجهوهم المجان المطرقة 

Artinya:

“Sesungguhnya Dajjal akan keluar dari bumi arah sebelah timur yang disebut Khurosan (– Persia, Iran – pent.), dan akan diikuti oleh kaum yang pada mukanya seolah terdapat tanda berwarna hitam dan keras.”

Siapakah yang akan mengikuti Dajjal ? 

Dalam Hadits riwayat Imaam Muslim no: 7579, dari Shahabat Anas bin Maalik
رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ 

Artinya:

“Orang yang mengikuti Dajjal dari kalangan Yahudi Asbahan (Iran) tidak kurang dari 70.000 (tujuhpuluh ribu) orang, diatas pundak mereka mengenakan syal.” 
Terdapat pula penjelasan, bahwa yang mengikuti Dajjal itu adalah Yahudi, Wanita dan A’rob (Arab Gunung) sebagaimana diriwayatkan oleh Imaam Ath Thabrany dalam Kitabnya “Al Mu’jam Al Kabiir” no: 19903, dari Shahabiyyah ‘Asma binti Yaziid رضي الله عنها, sebagaimana berikut ini:

أَكْثَرُ مِنْ يَتْبَعُهُ الْيَهُودُ وَالنِّسَاءُ وَالأَعْرَابُ 

Artinya:

“Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal itu adalah Yahudi, Wanita dan A’rob (Arab Gunung).”

Juga terdapat keterangan melalui Abu Waa’il رضي الله عنه sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Kitabnya “Al Mushonnaf” no: 38682, bahwa terbanyak pengikut Dajjal adalah Yahudi dan anak-anak para Wanita pezina terang-terangan, sebagaimana berikut ini:

أَكْثَرُ أَتْبَاعِ الدَّجَّالِ الْيَهُودُ وَأَوْلاَدُ الْمُومِسَاتِ

Artinya:

“Kebanyakan pengikut Dajjal adalah Yahudi dan anak-anak para wanita pezina terang-terangan”.

Note : Mungkin yang dimaksud para wanita pezina terang-terangan adalah para wanita yang melakukan nikah mut'ah (kawin kontrak Syi'ah).

Allahu a'lam.

Kamis, 18 April 2013

Penulis Muslim AS berbicara Syariah di depan penganut Yahudi dan Katolik

Foto: Penulis Muslim AS berbicara Syariah di depan penganut Yahudi dan Katolik

NEW JERSEY (Arrahmah.com) - Di tengah kampanye ganas untuk melarang penerapan Syariah di pengadilan Amerika, seorang penulis Muslim AS tengah memperjuangkan upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang hukum Islam.

“Ini tidak logis. Ini adalah taktik ketakutan. Ini bodoh,” kata Imam Sohaib Sultan kepada para hadirin dalam acara antar agama yang dikutip oleh The Inquirer pada Senin (15/4/2013).

Diselenggarakan oleh Dialog Muslim Yahudi Katolik Selatan New Jersey, acara yang bertema ” Hukum Syariah Islam: Mitos dan Fakta”, dihadiri oleh lebih dari 100 orang.

Penyelenggara mengatakan acara ini dimaksudkan untuk mengatasi kesalahpahaman yang timbul tentang Syariah, yang telah ditargetkan oleh beberapa politisi Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir, tantutan untuk melarang penerapan Syariah telah diusulkan seluruh negeri, termasuk Pennsylvania dan New Jersey, dan telah lulus di beberapa negara bagian.

Bahkan, pada tahun 2011, anggota parlemen di Tennessee mengusulkan mengklaimnya sebagai kejahatan bila mengikuti beberapa ketentuan Syariah.

Sultan, koordinator kehidupan Muslim dan ustadz di Princeton University dan penulis The Qur’an for Dummies, mengatakan usulan seperti di Tennessee itu melanggar hak Muslim yang tercantum dalam Amandemen Pertama.

“Biarlah jelas di ruangan ini dan di luar ruangan ini: Ketika orang berbicara tentang mengatur dan memaksakan larangan syariah, mereka mengatur dan memaksakan larangan Islam itu sendiri,” katanya.

Dalam Islam, Syariah mengatur masalah dalam kehidupan Muslim dalam ibadah sehari-hari, puasa, kasus-kasus warisan, perkawinan, dan perselisihan keuangan.

Syariah lebih lanjut adalah tentang bagaimana hidup sesuai dengan kehendak Allah, tambah Sultan.

Ini adalah “sistem etika kehidupan, cara dan moral hidup di dunia,” katanya.

Penulis terkenal ini mengatakan bahwa Syariah harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar.

“Pertanyaannya menjadi: Apakah ini benar-benar Syariah?” kata Sultan, menangani laporan pezinah yang dirajam sampai mati di negara-negara Islam.

Meskipun bagian dari Al-Qur’an didedikasikan untuk hukum pidana, “aturan-aturan dan hukum-hukum harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar,” katanya.

Jika orang miskin terlibat dalam pencurian,” Islam tidak lantas menghukumi orang itu dengan memotong tangan mereka,” kata Sultan.

Mengenai apakah Al-Qur’an tidak mengatakan tentang menghukum pezinah, Sultan mengatakan, bahwa, “Anda harus memiliki empat saksi … [yang] menyaksikannya.”

Tuduhan tanpa bukti tidak memadai, kata Sultan.

Meskipun tidak ada data resmi, AS adalah rumah bagi 7-8 juta Muslim.

Sebuah jajak pendapat Gallup sebelumnya menemukan bahwa mayoritas Muslim Amerika optimis tentang masa depan mereka di Amerika Serikat.

*A1NEW JERSEY (Arrahmah.com) - Di tengah kampanye ganas untuk melarang penerapan Syariah di pengadilan Amerika, seorang penulis Muslim AS tengah memperjuangkan upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang hukum Islam.

“Ini tidak logis. Ini adalah taktik ketakutan. Ini bodoh,” kata Imam Sohaib Sultan kepada para hadirin dalam acara antar agama yang dikutip oleh The Inquirer pada Senin (15/4/2013).

Diselenggarakan oleh Dialog Muslim Yahudi Katolik Selatan New Jersey, acara yang bertema ” Hukum Syariah Islam: Mitos dan Fakta”, dihadiri oleh lebih dari 100 orang.

Penyelenggara mengatakan acara ini dimaksudkan untuk mengatasi kesalahpahaman yang timbul tentang Syariah, yang telah ditargetkan oleh beberapa politisi Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir, tantutan untuk melarang penerapan Syariah telah diusulkan seluruh negeri, termasuk Pennsylvania dan New Jersey, dan telah lulus di beberapa negara bagian.

Bahkan, pada tahun 2011, anggota parlemen di Tennessee mengusulkan mengklaimnya sebagai kejahatan bila mengikuti beberapa ketentuan Syariah.

Sultan, koordinator kehidupan Muslim dan ustadz di Princeton University dan penulis The Qur’an for Dummies, mengatakan usulan seperti di Tennessee itu melanggar hak Muslim yang tercantum dalam Amandemen Pertama.

“Biarlah jelas di ruangan ini dan di luar ruangan ini: Ketika orang berbicara tentang mengatur dan memaksakan larangan syariah, mereka mengatur dan memaksakan larangan Islam itu sendiri,” katanya.

Dalam Islam, Syariah mengatur masalah dalam kehidupan Muslim dalam ibadah sehari-hari, puasa, kasus-kasus warisan, perkawinan, dan perselisihan keuangan.

Syariah lebih lanjut adalah tentang bagaimana hidup sesuai dengan kehendak Allah, tambah Sultan.

Ini adalah “sistem etika kehidupan, cara dan moral hidup di dunia,” katanya.

Penulis terkenal ini mengatakan bahwa Syariah harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar.

“Pertanyaannya menjadi: Apakah ini benar-benar Syariah?” kata Sultan, menangani laporan pezinah yang dirajam sampai mati di negara-negara Islam.

Meskipun bagian dari Al-Qur’an didedikasikan untuk hukum pidana, “aturan-aturan dan hukum-hukum harus dipahami dalam sistem etika Islam yang lebih besar,” katanya.

Jika orang miskin terlibat dalam pencurian,” Islam tidak lantas menghukumi orang itu dengan memotong tangan mereka,” kata Sultan.

Mengenai apakah Al-Qur’an tidak mengatakan tentang menghukum pezinah, Sultan mengatakan, bahwa, “Anda harus memiliki empat saksi … [yang] menyaksikannya.”

Tuduhan tanpa bukti tidak memadai, kata Sultan.

Meskipun tidak ada data resmi, AS adalah rumah bagi 7-8 juta Muslim.

Sebuah jajak pendapat Gallup sebelumnya menemukan bahwa mayoritas Muslim Amerika optimis tentang masa depan mereka di Amerika Serikat.

Rabu, 17 April 2013

Ratnah Sarumpaet: Isu Terorisme Adalah Proyek dan Rekayasa Negara

JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Ratna Sarumpet yang hadir dalam Diskusi “Mengatasi Terorisme Tanpa Teror” di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta, Kamis (11/4) mengaku tidak suka dengan kebrutalan Densus 88 yang menzalimi umat Islam di Poso.

Ratna menegaskan, yang terpenting saat ini bukan hanya membubarkan Densus 88, tapi mencari tahu siapa otak dibalik Densus 88 itu. “Kita harus tahu, siapa yang memiliki gagasan untuk merekayasa adanya teroris,” kata Ratna sambil membagi-bagikan video membongkar Densus 88 yang ia dapatkan di Belanda.

Dalam diskusi tersebut, Ratna sempat menunjukan sebuah keping video berisi kekerasan yang diduga dilakukan oleh Densus 88, termasuk seputar aliran dana asing yang masuk satuan brutal ini.

Dia mengaku mendapatkan video tersebut dari Belanda, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, agar bisa dimengerti oleh masyarakat Indonesia. Sebanyak 3000 keping CD itu, sudah sebar ke sejumlah pesantren dan gereja-gereja, dan lapisan masyarakat lainnya.

Ratna yang merupakan muallaf itu mengatakan, setiap pemeluk agama (manapun) memiliki kelompok fundementalis. Tapi ketika ada fundementalis Islam, lalu direkayasa dengan isu teroris untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dari pihak asing (proyek), tentu ini menjadi persoalan besar.

“Sebagai muslim, bagi saya, ini persoalan bangsa, negara, bahkan pribadi. Ketika umat Islam sebagai mayoritas dihina dan difitnah, saya terganggu,” kata Ratna yang tak rela ulama dibunuh dan umat Islam terus menerus dizalimi ole negara.

Ratna yang asli Tarutung, Sumatera Utara ini yakin, 80 persen isu terorisme merupakan rekayasa negara. Bahkan konflik antara agama yang terjadi di negeri ini juga merupakan rekayasa negara. “Jadi, ini bukan semata Densus 88 saja, tapi siapa yang menjadi penggagas terorisme, sehingga perlu kita ungkap,” ujar Ratna.

Hingga saat ini, desakan untuk membubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 terus mengemuka pasca-beredarnya video kekerasan, yang diduga dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 kepada terduga teroris di Poso.

Selasa, 16 April 2013

Di Usia 65 Tahun, Mantan Ateis Maryam Noor Memeluk Islam

Foto: Di Usia 65 Tahun, Mantan Ateis Maryam Noor Memeluk Islam

NAMANYA adalah Maryam Noor. Sedangkan nama asalnya adalah Margaret Templeton. Wanita ini lahir di Skotlandia dan tumbuh besar di keluarga atheis sehingga ia pun tak percaya Tuhan. Dalam rumahnya anggota keluarga dilarang berbicara tentang Tuhan. “Bahkan ketika kami belajar di sekolah, kami tak dibolehkan membahas itu di rumah, bila tidak kami dihukum,” paparnya seperti dikutip dari onislam. Berikut adalah paparan lengkapnya bagaimana ia menjalani lebih dari separuh hidupnya sebagai seorang ateis dan kemudian menjadi seorang Muslimah.

“Sejauh yang bisa saya ingat, saya selalu berupaya mencari kebenaran. Saya terus bertanya mengapa saya hidup di dunia ini. dan apa yang seharusnya saya lakukan.

Ketika saya beranjak dewasa, saya mulai mencari beberapa informasi tentang sosok  yang disebut ‘Tuhan’ yang selalu disebut oleh orang-orang dan saya dengar selama hidup saya. Saya mencari Kebeneran, bukan agama tertentu.

Saya mencari kebenaran yang masuk akal bagi saya, sesuatu yang membuka hati saya dan membuat saya layak untuk hidup. Saat mencari saya memasuki setiap jenis gereja baik di Inggris maupun dekat rumah saya. Tak pernah sebelumnya terbesit untuk berpikir tentang Islam.

Saya pun mencari seseorang yang bisa mengajari dan memberi tahu saya tentang Islam dan cara hidup berdasar agama ini. Sehingga saya bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana yang berasal dari tipu daya setan.

Hingga suatu hari seorang kawan membawa seorang alim ulama. Namanya Nur El-Din. Ia adalah seorang Arab yang lahir di negara itu. Ia mengundang saya untuk datang ke rumahnya dan memberi tahu buku apa yang harus dibeli dan apa yang harus saya lakukan. Bahkan Nur membuka diri untuk dihubungi kapan saja bila saya memiliki pertanyaan. Itulah hubungan kami, ada tujuh volume buku yang saya baca mengenai tafsir dan terjemahan terhadap Al Qur’an dan buku itu sangat luar biasa.

Saya pun mulai mengkaji Islam. Saya membuka buku pertama dan membaca kata pengantar. Saya tidak memulai dari belakang, melainkan dari depan. Saya langsung menuju surah Al Baqarah.

Sebelum Al Baqarah terdapat Surah Al Fatihah. Begitu saya membaca, rasanya seperti tersambar. Air mata saya bercucuran. Hati saya berdebar keras, saya berkeringat dan gemetar.

Awalnya saya takut itu adalah godaan setan. Sepertinya setan mencoba menghentikan saya karena saya mungkin menemukan jalan, karena buku ini mungkin membukakan saya menuju kebenaran, sesuatu yang selama ini saya cari.

Saya pun langsung menelpon Nur El-Din. Ia berkata bahwa saya harus menemuinya. Saya pun pergi ke tempatnya. Saat itu musim dingin, begitu sampai rasanya tubuh saya seperti balok es..

Saya menuturkan pengalaman saya kepada Nur El-Din. Saya berkata padanya ini pasti ulah setan, apa yang harus saya perbuat? Saya menuturkan di kala membaca ayat Qur’an tersebut dan ketika air mata bercucuran saya bisa melihat jelas ke dalam hatinya.  Saya sangat takut.

Nur El-Din berkata pada saya, “Margaret, dirimu akan menjadi seorang Muslim!” Saya memcoba mengelak, “Tapi saya tidak membaca buku-buku ini untuk menjadi seorang Muslim. Saya membaca demi membantah semua kebohongan yang telah disebarkan di media mengenai Muslim,” ujarn sya. “Dan lagi pula saya tak ingin menjadi Muslim,” kata saya lagi.

Namun Nur El-Din tetap pada keyakinannya. “Margaret, kau akan menjadi Muslim karena.,. baiklah saya harus memberi tahumu bahwa ada campur tangan kekuatan Tertinggi dalam hidup ini.”

Saat itu saya berusia 65 tahun. Kini saya 66 tahun dan saya telah menjadi Muslim selama satu tahun.

Saya melakukan kajian lebih dalam lagi dengan ulama iitu mulai November hingga Februari. Akhirnya saya tak bisa menahan diri untuk bersegera mengucap syahadat. Sejak itu saya kehilangan semua teman mengobrol saya. Bahkan putri saya menganggap saya gila. Satu-satunya yang percaya saya adalah putra saya yang mengatakan mungkin saya menemukan kebenaran yang mungkin akan menyusul perubahan saya menjadi Muslim.

Tantangan terberat yang saya rasakan adalah tempat tinggal di mana saya tinggal. Dengan sepenuh hati, saya ingin tinggal di dunia Muslim dan memiliki komunitas Muslim. Saya merupakan satu-satunya Muslim yang tinggal di kawasan ini. Namun Allah selalu baik kepada saya karena ditengah kesulitan, saya tetap bahagia dan terus memiliki kesempatan belaja.

Usia saya sungguh membuat saya sulit menghafal Quran jadi saya menggunakan buku terjemahan. Dan saya memohon pada Allah, ‘Mohon Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang, saya hanyalah seorang bayi berusia 65 tahun dan saya memiliki kesulitan dan bantulah aku.

Setiap saya berdoa itu saya selalu menemukan jalan. Allah SWT benar-benar membantu saya.” 

#A1NAMANYA adalah Maryam Noor. Sedangkan nama asalnya adalah Margaret Templeton. Wanita ini lahir di Skotlandia dan tumbuh besar di keluarga atheis sehingga ia pun tak percaya Tuhan. Dalam rumahnya anggota keluarga dilarang berbicara tentang Tuhan. “Bahkan ketika kami belajar di sekolah, kami tak dibolehkan membahas itu di rumah, bila tidak kami dihukum,” paparnya seperti dikutip dari onislam. Berikut adalah paparan lengkapnya bagaimana ia menjalani lebih dari separuh hidupnya sebagai seorang ateis dan kemudian menjadi seorang Muslimah.

“Sejauh yang bisa saya ingat, saya selalu berupaya mencari kebenaran. Saya terus bertanya mengapa saya hidup di dunia ini. dan apa yang seharusnya saya lakukan.

Ketika saya beranjak dewasa, saya mulai mencari beberapa informasi tentang sosok yang disebut ‘Tuhan’ yang selalu disebut oleh orang-orang dan saya dengar selama hidup saya. Saya mencari Kebeneran, bukan agama tertentu.

Saya mencari kebenaran yang masuk akal bagi saya, sesuatu yang membuka hati saya dan membuat saya layak untuk hidup. Saat mencari saya memasuki setiap jenis gereja baik di Inggris maupun dekat rumah saya. Tak pernah sebelumnya terbesit untuk berpikir tentang Islam.

Saya pun mencari seseorang yang bisa mengajari dan memberi tahu saya tentang Islam dan cara hidup berdasar agama ini. Sehingga saya bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana yang berasal dari tipu daya setan.

Hingga suatu hari seorang kawan membawa seorang alim ulama. Namanya Nur El-Din. Ia adalah seorang Arab yang lahir di negara itu. Ia mengundang saya untuk datang ke rumahnya dan memberi tahu buku apa yang harus dibeli dan apa yang harus saya lakukan. Bahkan Nur membuka diri untuk dihubungi kapan saja bila saya memiliki pertanyaan. Itulah hubungan kami, ada tujuh volume buku yang saya baca mengenai tafsir dan terjemahan terhadap Al Qur’an dan buku itu sangat luar biasa.

Saya pun mulai mengkaji Islam. Saya membuka buku pertama dan membaca kata pengantar. Saya tidak memulai dari belakang, melainkan dari depan. Saya langsung menuju surah Al Baqarah.

Sebelum Al Baqarah terdapat Surah Al Fatihah. Begitu saya membaca, rasanya seperti tersambar. Air mata saya bercucuran. Hati saya berdebar keras, saya berkeringat dan gemetar.

Awalnya saya takut itu adalah godaan setan. Sepertinya setan mencoba menghentikan saya karena saya mungkin menemukan jalan, karena buku ini mungkin membukakan saya menuju kebenaran, sesuatu yang selama ini saya cari.

Saya pun langsung menelpon Nur El-Din. Ia berkata bahwa saya harus menemuinya. Saya pun pergi ke tempatnya. Saat itu musim dingin, begitu sampai rasanya tubuh saya seperti balok es..

Saya menuturkan pengalaman saya kepada Nur El-Din. Saya berkata padanya ini pasti ulah setan, apa yang harus saya perbuat? Saya menuturkan di kala membaca ayat Qur’an tersebut dan ketika air mata bercucuran saya bisa melihat jelas ke dalam hatinya. Saya sangat takut.

Nur El-Din berkata pada saya, “Margaret, dirimu akan menjadi seorang Muslim!” Saya memcoba mengelak, “Tapi saya tidak membaca buku-buku ini untuk menjadi seorang Muslim. Saya membaca demi membantah semua kebohongan yang telah disebarkan di media mengenai Muslim,” ujarn sya. “Dan lagi pula saya tak ingin menjadi Muslim,” kata saya lagi.

Namun Nur El-Din tetap pada keyakinannya. “Margaret, kau akan menjadi Muslim karena.,. baiklah saya harus memberi tahumu bahwa ada campur tangan kekuatan Tertinggi dalam hidup ini.”

Saat itu saya berusia 65 tahun. Kini saya 66 tahun dan saya telah menjadi Muslim selama satu tahun.

Saya melakukan kajian lebih dalam lagi dengan ulama iitu mulai November hingga Februari. Akhirnya saya tak bisa menahan diri untuk bersegera mengucap syahadat. Sejak itu saya kehilangan semua teman mengobrol saya. Bahkan putri saya menganggap saya gila. Satu-satunya yang percaya saya adalah putra saya yang mengatakan mungkin saya menemukan kebenaran yang mungkin akan menyusul perubahan saya menjadi Muslim.

Tantangan terberat yang saya rasakan adalah tempat tinggal di mana saya tinggal. Dengan sepenuh hati, saya ingin tinggal di dunia Muslim dan memiliki komunitas Muslim. Saya merupakan satu-satunya Muslim yang tinggal di kawasan ini. Namun Allah selalu baik kepada saya karena ditengah kesulitan, saya tetap bahagia dan terus memiliki kesempatan belaja.

Usia saya sungguh membuat saya sulit menghafal Quran jadi saya menggunakan buku terjemahan. Dan saya memohon pada Allah, ‘Mohon Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang, saya hanyalah seorang bayi berusia 65 tahun dan saya memiliki kesulitan dan bantulah aku.

Setiap saya berdoa itu saya selalu menemukan jalan. Allah SWT benar-benar membantu saya.”