Rabu, 08 Mei 2013

Keajaiban Mukjizat Sabda Nabi: Jika Sperma Telah Berumur 42 Malam

Para Pendusta berkali-kali mengingkari Hadist Rasulullah Saw seperti dalam sabdanya:


: (إذا مر بالنطفة ثنتان وأربعون ليلة بعث الله إليها ملكاً فصوًّرها وخلق سمعها وبصرها وجلدها ولحمها وعظمها) [رواه مسلم]،

“ Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim), dan mereka berkata bahwa Hadis ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan Moderen dan tahapan-tahapan perkembangan Embrio.
Foto: ‎Keajaiban Mukjizat Sabda Nabi: Jika Sperma Telah Berumur 42 Malam

Para Pendusta berkali-kali mengingkari Hadist Rasulullah Saw seperti dalam sabdanya:

: (إذا مر بالنطفة ثنتان وأربعون ليلة بعث الله إليها ملكاً فصوًّرها وخلق سمعها وبصرها وجلدها ولحمها وعظمها) [رواه مسلم]،

“ Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim), dan mereka berkata bahwa Hadis ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengetahuan Moderen dan tahapan-tahapan perkembangan Embrio.

Akan tetapi Ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang hingga akhirnya memperlihatkan kepada kita fakta-fakta mutakhir. Dan jika kita merenungkan hasil dari penelitiaan terbaru dalam embriologi, serta mengkaji lagi tahapan-tahapan yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam Sabdanya, tentang Embrio ketika berumur 42 hari, mungkin kesimpulan apa yang kita peroleh? Dan mengapa Nabi Muhammad Saw yang lebih mengkhususkan angka 42 sebagai umur rmbrio? Makna apakah yang terdapat dari perkembangan embrio pada kandungan ibu?

Kami akan memperlihatkan serangkaian ilustrasi berserta uraiannya yang memperlihatkan proses tahapan perkembangan embrio dan lebih terfokus lagi pada minggu kelima, keenam, dan ketujuh, kemudian kembali meninjau ulang agar kita bisa menyaksikan kesesuaian yang utuh antara keagungan teks hadist dan perkataan para Ilmuwan-ilmuwan Modern.

Setelah melalui berbagai proses tahapan sejak masih berbentuk sperma hingga berevolusi menjadi Embrio pada minggu keenam (42 Hari), maka kami menyimpulkan bahwa Embrio tidak akan terbentuk (wujud manusia) setelah melalui 42 malam, dan Rasulullah Saw telah menerangkan secara gambalang lewat Sabda agungnya mengenai hal ini!

Coba kita perhatikan, bagaimana proses berkembangan Sperma hingga menjadi Embrio yang belum berbentuk manusia, kemudian berubah menjadi segumpal darah, lalu berbentuk gumpalan daging yang juga belum memperlihatkan kejelasan betuk  manusia. Dan, pada umur 42 harilah tahapan evolusi ini akan membuahkan bentuk struktur tubuh manusia yang jelas dan terus berkesinambungan hingga memasuki tahapan persalinan, Maka Segala puji bagi Allah Swt!

Gambar Asil dari embrio yang berumur lima minggu dan kita tidak melihat adanya bentuk struktur manusia, dan para ilmuwan mengatakan bahwa mayoritas dari spesies-spesis hewan juga berbentuk serupa (dengan gambar di atas) dengan umur yang sama pula. Dan dengan keterangan tadi dapat  mengindikasikan bahwa pada umur ini Embrio belum mencapai kesempuraan betuk Manusia, dan kita tidak menemukan bentuk telinga, mata, kulit, dan tulang.

Gambar embrio ketika berumur 47 Hari, dan kami berkesimpulan bahwa bentuk ini telah mensimulasikan wujud manusia dan semakin jelas lagi ketika mata, telinga telah memperlihatkan bentuknya, dan juga kita meliahat dua telinga dan mata, serta lapisan kulit, semua itu telah membentuk wujud manusia sejak akhir minggu keenam. Indikator-indikator ini sangat tampak jelas pada minggu ketujuh, dan Jantung Embrio mulai berdenyut jelas sejak minggu ke enam.

Gambar perbandingan antara Embrio berumur lima minggu dan embrio yang berumur tujuh minggu. Lihatlah perbedaan paras, ukuran, dan bentuk tubuh ke dua embrio ini, dan bagaimana bisa sebiji embrio dapat membuahkan struktur rupa manusia hingga sejelas ini.

Para Ilmuwan memaparkan tentang Embrio yang memasuki minggu keenam atau berumur 42 hari, yang pada waktu ini Embrio mulai merespon berbagai suara disekitarnya dan bereaksi atasnya.

Para Ilmuwan lebih menekankan lagi bahwa umur 42 hari dan setelahnya adalah tahapan pemisah antara fase embrio tatkal belum berwujud sempurna dan fase embrio ketika telah berwujud manusia. Maka dari itu kita mendapati salah satu situ web yang khusus mengulas masalah perkembangan Embriology berbicara mengenai hal serupa,  seperti dalam artikelnya:

During the sixth week after fertilization the unborn child can respond to local tactile stimulation by reflex movements. At the end of the sixth week, the unborn child is clearly recognizable as a human being by gross morphological observation 

(pada minggu keenam setelah pembuahan, embrio mulai mampu merespon sensai sentuhan melalui pergerakan refleks. Pada akhir-akhir minggu keenam, Embrio sudah bisa dikatakan telah berwujud manusia, dan demiikianlah yang tampak sejak dalam penelitian)

Juga kita lihat perkataan mereka di situs yang berbeda:

The brainwaves have been noted at 43 days. Dr. Stiff has noted that electroencephalographic waves have been obtained in forty-three to forty-five day old fetuses, and so conscious experience is possible after this date.

(Gelombang otak telah terdeteksi ketika Embrio berumur 43 Hari, dan Dr. stiff juga  telah mengedeteksi Gelombang yang timbul dari otak ketika Embrio berumur sekitar 43-45 Hari. Maka keterangan dari prihal ini sangat memungkinkan untuk diperhitungkan setelah Umur ini.

Embrio berumur Enam Minggu ketika mulai  berbentuk manusia dan memancarkan gelombang dari otaknya menyerupai prinsip kerja pada sebuah Mekanisme. Dan dari prinsip kerja inilah banyak kajian-kajian penelitian terinspirasi pada metode kerja sel-sel dalam otak dan memungkinkan hal ini (gelombang otak) juga berkaitan dengan peniupan Roh Manusia pada tahapan ini, Wallahu ‘Alam.

Cobalah amati sejenak proses terbentuknya kedua mata, Ilmuwan menegaskan bahwa minggu keenam adalah Umur dimana kedua mata mulai terbuka pada Embrio, maka tersingkaplah kebenaran Sabda Rasulullah Saw: “..membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan..”

Adapun Mata Embrio mulai tampak pada Hari ke-42 dan kita menemukan perkataan Keith Moore Ilmuwan embriology yang terkenal:

The eye is obvious, About day 42 after fertilization (Moore, p 99).

(Mata Embrio mulai tampak jelas kurang lebih setelah 42 hari setelah pembuahan)

setelah berlalunya 42 hari dengan mulus dan sempurnah maka muncullah fenomena perkembangan Kedua mata dan telinga dengan kecepatan perubahan yang fantastik, Mereka (Ilmuwan Embriology) berkata:

The eyes are developing rapidly, The ears are developing rapidly, 7th week after conception (Rugh, p 52). http://www.sfuhl.org/k_appendix_1_sixth_week.htm

(Mata dan telinga akan berkembang pesat pada minggu ketujuh (setelah sperma berlalu selama 42 malam) yang menunjukkan pada Akhir minggu ke tujuh, di mana embrio berevolusi membentuk wujud Manusia tepat pada waktu itu)

Sangat persisi dengan ulasan Hadist Rasulullah secara sangat rinci tatkala bersabda: “Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim)

Cobalah renungkan Gambar hakekat Embrio (kanan) yang berumur 41 hari, pada gambar ini kita hampir tidak bisa melihat indikator bahwa Embiro ini adalah manusia, tetapai tatkala memasuki hari ke-44 Embrio secara langsung akan berevolusi membentuk struktur tubuh manusia. Maka dari itu pada gambar (kiri) kita telah melihat wujud manusia pada Embrio sekaligus kedua mata dan telinga dengan jelas serta kedua kaki, tangan dan jemari-jemari. Maka Segala puji bagi Allah Swt!

Setelah jumlah Angkan Abrosi melambung pesat di Negeri Non-Muslim. Terjadilah gejolak penolakan tehadap sistem Abrosi hingga hari ini, melihat hal itu Para Ilmuwan dan peneliti berinisiatif menentukan batas umur (Embrio) supaya tidak terjadi pengguguran kandungan setelah Embiro terbentuk, maka pada akhirnya mereka menemukan bahwa akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh (ketika Embrio berumur 42 hari) adalah waktu di mana timbulnya gelombang otak pada Embrio sekaligus menjadi waktu permulaan kehidupan manusia.

Saya maupun Anda sekalian (yang telah  mengetahui) akan mengingat beberapa perkataan para Fuqaha kita (ulama islam) yang berdalilkan dari Hadist Nabi Muhammad Saw tadi, bahwasanya terdapat larangan keras Abrosi telebih pada waktu setelah 42 malam berlalu, dan terdapat kemungkinan dibolehkannya melakukan Abrosi sebelum memasuki Umur ini jika terdatap tuntutan keharusan melakukan Abrosi utuk kemaslahatan  pengobatan yang sangat diutamakan, dan hal ini menujukkan kebenaran Nubuwat bahwa peniupan Roh kedalam tubuh Embrio pada umur ini, dan semakin jelas ketika Gelombang otak tersebut timbul pada umur ini (42 hari), begitu juga dengan detak jantung,  seakan-akan terdapat keterkaitan antara Roh dan prinsip kerja Otak dan jantung, Wallahu ‘Alam!

Gambar Asli sebuah Embrio ketika berumur 42 hari, pada umur ini Embrio mulai berbentuk manusia, mari kita perhatikan ukurang kecil ini, walau demikian ukuran itu telah dianggap sebagai manusia sepenuhnya, dan berikut kesimpulan para peneliti tentang larangan Abrosi setelah Umur ini karena Embiro telah dianggap sebagai manusia seutuhnya.

Embrio (berbentuk bayi) melatih diri dengan mengisap jarinya sebagai persiapan memasuki Alam Dunia  sehingga dapat langsung menetek ke ibunya, Maha suci Allah yang mengajarkan Bayi ini apa yang tidak diketahuinya seperti dalam FirmanNya:

(وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [النحل: 78].

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78)

KemudiaN timbul pertanyaan, apa maksud dari ayat ini ? Jawabannya Adalah: bahwa Sesungguhnya ayat ini  menjelaskan perubahan-perubahan dasar (Embrio) yang terjadi setelah berlalunya 42 hari secara utuh dan sempurna, dan pada hari ke-43 otak mulai melepaskan gelombang yang bisa merespon pergerakan di sekitarnya melalui sensasi dan perasaan,

Sesungguhnya Firman ini mengisyaratkan tentang Roh yang sedang menyesuaikan pergerakannya dalam tubuh Embrio, dan juga membuktikan bahwa Nabi Muhammad Saw telah mendahului Para Ilmuwan Barat mengenai perkara yang sangat mendetail sekali, yang mustahil manusia biasa mampu meramalkan hal ini jauh sebelum 14 abad berlalu.

Sesungguhnya Wahyu ini berpesan bahwa tidak seorang pun dapat mengemukakan segala pengetahuan yang berhubungan dengan Tahapan-tahapan ini kecuali jika orang itu adalah Dokter spesialis yang disertai aparatur-aparatur yang memadai, dan apakah Rasulullah Saw adalah sorang Doker spesialis yang dilengkapi oleh perangkat-perangkat modern? Terdapat hal baru yang harus kita sepakati untuk meyakinkan kepada para penyangkal (kebenaran) seraya menayakan: Bagaimana bisa Nabi Muhammad Saw mengetahui secara pasti bahwa setelah 42 hari Embrio akan berubah bentuk ke Wujud manusia yang memiliki pendengaran, penglihatan, kulit, dan Tulang?!

——————–

Referensi:

 

1- Carlson, Bruce M. Human Embryology and Developmental Biology, 2nd ed. New York: Mosby, 1999.

2- Gilbert, Scott F. Developmental Biology, 3rd ed. Sunderland, MA: Sinauer Associates, Inc., 1991.

3- Moore, Keith L., and T. V. N. Persaud. Before We Are Born: Essentials of Embryology and Birth Defects, 5th ed. Philadelphia, PA: W. B. Saunders, Co., 1998.

4- Embryo, Wikipedia.

5- The Biology of Prenatal Development, www.ehd.org.

6- Vaughn, C.  How Life Begins: the science of life in the womb.  New York: Times Books, 1996.

7- The Visible Embryo,  www.visembryo.com

8- Larsen, W. Human Embryology.  New York: Churchill Livingston Co. 1993.

9- Horder, T.J. and others. A History of Embryology, Cambridge University, Press, 1986.

10- Balinsky, B.I. An Introduction to Embryology, SCP, 1981.

11- Moore, P.D. Embryology, Mosby, 1986.

12- Gilbert, Stephen. Pictorial Anatomy of the Human Embryo, University, of Wash. Press, 1988.

13- http://embryology.med.unsw.edu.au/Medicine/BGDFace/BGDFace.htm

14- http://www.deathroe.com/Baby_Development/index.cfm

15- http://www.100abortionpictures.com/

16- The Chronological Development of The Unborn Child, www.sfuhl.org

17- http://embryo.soad.umich.edu/carnStages/carnStages.html

#A1‎

Akan tetapi Ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang hingga akhirnya memperlihatkan kepada kita fakta-fakta mutakhir. Dan jika kita merenungkan hasil dari penelitiaan terbaru dalam embriologi, serta mengkaji lagi tahapan-tahapan yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam Sabdanya, tentang Embrio ketika berumur 42 hari, mungkin kesimpulan apa yang kita peroleh? Dan mengapa Nabi Muhammad Saw yang lebih mengkhususkan angka 42 sebagai umur rmbrio? Makna apakah yang terdapat dari perkembangan embrio pada kandungan ibu?

Kami akan memperlihatkan serangkaian ilustrasi berserta uraiannya yang memperlihatkan proses tahapan perkembangan embrio dan lebih terfokus lagi pada minggu kelima, keenam, dan ketujuh, kemudian kembali meninjau ulang agar kita bisa menyaksikan kesesuaian yang utuh antara keagungan teks hadist dan perkataan para Ilmuwan-ilmuwan Modern.

Setelah melalui berbagai proses tahapan sejak masih berbentuk sperma hingga berevolusi menjadi Embrio pada minggu keenam (42 Hari), maka kami menyimpulkan bahwa Embrio tidak akan terbentuk (wujud manusia) setelah melalui 42 malam, dan Rasulullah Saw telah menerangkan secara gambalang lewat Sabda agungnya mengenai hal ini!

Coba kita perhatikan, bagaimana proses berkembangan Sperma hingga menjadi Embrio yang belum berbentuk manusia, kemudian berubah menjadi segumpal darah, lalu berbentuk gumpalan daging yang juga belum memperlihatkan kejelasan betuk manusia. Dan, pada umur 42 harilah tahapan evolusi ini akan membuahkan bentuk struktur tubuh manusia yang jelas dan terus berkesinambungan hingga memasuki tahapan persalinan, Maka Segala puji bagi Allah Swt!

Gambar Asil dari embrio yang berumur lima minggu dan kita tidak melihat adanya bentuk struktur manusia, dan para ilmuwan mengatakan bahwa mayoritas dari spesies-spesis hewan juga berbentuk serupa (dengan gambar di atas) dengan umur yang sama pula. Dan dengan keterangan tadi dapat mengindikasikan bahwa pada umur ini Embrio belum mencapai kesempuraan betuk Manusia, dan kita tidak menemukan bentuk telinga, mata, kulit, dan tulang.

Gambar embrio ketika berumur 47 Hari, dan kami berkesimpulan bahwa bentuk ini telah mensimulasikan wujud manusia dan semakin jelas lagi ketika mata, telinga telah memperlihatkan bentuknya, dan juga kita meliahat dua telinga dan mata, serta lapisan kulit, semua itu telah membentuk wujud manusia sejak akhir minggu keenam. Indikator-indikator ini sangat tampak jelas pada minggu ketujuh, dan Jantung Embrio mulai berdenyut jelas sejak minggu ke enam.

Gambar perbandingan antara Embrio berumur lima minggu dan embrio yang berumur tujuh minggu. Lihatlah perbedaan paras, ukuran, dan bentuk tubuh ke dua embrio ini, dan bagaimana bisa sebiji embrio dapat membuahkan struktur rupa manusia hingga sejelas ini.

Para Ilmuwan memaparkan tentang Embrio yang memasuki minggu keenam atau berumur 42 hari, yang pada waktu ini Embrio mulai merespon berbagai suara disekitarnya dan bereaksi atasnya.

Para Ilmuwan lebih menekankan lagi bahwa umur 42 hari dan setelahnya adalah tahapan pemisah antara fase embrio tatkal belum berwujud sempurna dan fase embrio ketika telah berwujud manusia. Maka dari itu kita mendapati salah satu situ web yang khusus mengulas masalah perkembangan Embriology berbicara mengenai hal serupa, seperti dalam artikelnya:

During the sixth week after fertilization the unborn child can respond to local tactile stimulation by reflex movements. At the end of the sixth week, the unborn child is clearly recognizable as a human being by gross morphological observation

(pada minggu keenam setelah pembuahan, embrio mulai mampu merespon sensai sentuhan melalui pergerakan refleks. Pada akhir-akhir minggu keenam, Embrio sudah bisa dikatakan telah berwujud manusia, dan demiikianlah yang tampak sejak dalam penelitian)

Juga kita lihat perkataan mereka di situs yang berbeda:

The brainwaves have been noted at 43 days. Dr. Stiff has noted that electroencephalographic waves have been obtained in forty-three to forty-five day old fetuses, and so conscious experience is possible after this date.

(Gelombang otak telah terdeteksi ketika Embrio berumur 43 Hari, dan Dr. stiff juga telah mengedeteksi Gelombang yang timbul dari otak ketika Embrio berumur sekitar 43-45 Hari. Maka keterangan dari prihal ini sangat memungkinkan untuk diperhitungkan setelah Umur ini.

Embrio berumur Enam Minggu ketika mulai berbentuk manusia dan memancarkan gelombang dari otaknya menyerupai prinsip kerja pada sebuah Mekanisme. Dan dari prinsip kerja inilah banyak kajian-kajian penelitian terinspirasi pada metode kerja sel-sel dalam otak dan memungkinkan hal ini (gelombang otak) juga berkaitan dengan peniupan Roh Manusia pada tahapan ini, Wallahu ‘Alam.

Cobalah amati sejenak proses terbentuknya kedua mata, Ilmuwan menegaskan bahwa minggu keenam adalah Umur dimana kedua mata mulai terbuka pada Embrio, maka tersingkaplah kebenaran Sabda Rasulullah Saw: “..membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan..”

Adapun Mata Embrio mulai tampak pada Hari ke-42 dan kita menemukan perkataan Keith Moore Ilmuwan embriology yang terkenal:

The eye is obvious, About day 42 after fertilization (Moore, p 99).

(Mata Embrio mulai tampak jelas kurang lebih setelah 42 hari setelah pembuahan)

setelah berlalunya 42 hari dengan mulus dan sempurnah maka muncullah fenomena perkembangan Kedua mata dan telinga dengan kecepatan perubahan yang fantastik, Mereka (Ilmuwan Embriology) berkata:

The eyes are developing rapidly, The ears are developing rapidly, 7th week after conception (Rugh, p 52). http://www.sfuhl.org/k_appendix_1_sixth_week.htm

(Mata dan telinga akan berkembang pesat pada minggu ketujuh (setelah sperma berlalu selama 42 malam) yang menunjukkan pada Akhir minggu ke tujuh, di mana embrio berevolusi membentuk wujud Manusia tepat pada waktu itu)

Sangat persisi dengan ulasan Hadist Rasulullah secara sangat rinci tatkala bersabda: “Jika Sperma (Air Mani) telah berumur 42 malam, Allah Swt mengutus Malaikat untuk membentuknya kemudian memberikannya pendengaran, penglihatan, kulit, daging ,dan Tulang-belulang” (H.R Muslim)

Cobalah renungkan Gambar hakekat Embrio (kanan) yang berumur 41 hari, pada gambar ini kita hampir tidak bisa melihat indikator bahwa Embiro ini adalah manusia, tetapai tatkala memasuki hari ke-44 Embrio secara langsung akan berevolusi membentuk struktur tubuh manusia. Maka dari itu pada gambar (kiri) kita telah melihat wujud manusia pada Embrio sekaligus kedua mata dan telinga dengan jelas serta kedua kaki, tangan dan jemari-jemari. Maka Segala puji bagi Allah Swt!

Setelah jumlah Angkan Abrosi melambung pesat di Negeri Non-Muslim. Terjadilah gejolak penolakan tehadap sistem Abrosi hingga hari ini, melihat hal itu Para Ilmuwan dan peneliti berinisiatif menentukan batas umur (Embrio) supaya tidak terjadi pengguguran kandungan setelah Embiro terbentuk, maka pada akhirnya mereka menemukan bahwa akhir minggu keenam dan awal minggu ketujuh (ketika Embrio berumur 42 hari) adalah waktu di mana timbulnya gelombang otak pada Embrio sekaligus menjadi waktu permulaan kehidupan manusia.

Saya maupun Anda sekalian (yang telah mengetahui) akan mengingat beberapa perkataan para Fuqaha kita (ulama islam) yang berdalilkan dari Hadist Nabi Muhammad Saw tadi, bahwasanya terdapat larangan keras Abrosi telebih pada waktu setelah 42 malam berlalu, dan terdapat kemungkinan dibolehkannya melakukan Abrosi sebelum memasuki Umur ini jika terdatap tuntutan keharusan melakukan Abrosi utuk kemaslahatan pengobatan yang sangat diutamakan, dan hal ini menujukkan kebenaran Nubuwat bahwa peniupan Roh kedalam tubuh Embrio pada umur ini, dan semakin jelas ketika Gelombang otak tersebut timbul pada umur ini (42 hari), begitu juga dengan detak jantung, seakan-akan terdapat keterkaitan antara Roh dan prinsip kerja Otak dan jantung, Wallahu ‘Alam!

Gambar Asli sebuah Embrio ketika berumur 42 hari, pada umur ini Embrio mulai berbentuk manusia, mari kita perhatikan ukurang kecil ini, walau demikian ukuran itu telah dianggap sebagai manusia sepenuhnya, dan berikut kesimpulan para peneliti tentang larangan Abrosi setelah Umur ini karena Embiro telah dianggap sebagai manusia seutuhnya.

Embrio (berbentuk bayi) melatih diri dengan mengisap jarinya sebagai persiapan memasuki Alam Dunia sehingga dapat langsung menetek ke ibunya, Maha suci Allah yang mengajarkan Bayi ini apa yang tidak diketahuinya seperti dalam FirmanNya:

(وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) [النحل: 78].


Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78)

KemudiaN timbul pertanyaan, apa maksud dari ayat ini ? Jawabannya Adalah: bahwa Sesungguhnya ayat ini menjelaskan perubahan-perubahan dasar (Embrio) yang terjadi setelah berlalunya 42 hari secara utuh dan sempurna, dan pada hari ke-43 otak mulai melepaskan gelombang yang bisa merespon pergerakan di sekitarnya melalui sensasi dan perasaan,

Sesungguhnya Firman ini mengisyaratkan tentang Roh yang sedang menyesuaikan pergerakannya dalam tubuh Embrio, dan juga membuktikan bahwa Nabi Muhammad Saw telah mendahului Para Ilmuwan Barat mengenai perkara yang sangat mendetail sekali, yang mustahil manusia biasa mampu meramalkan hal ini jauh sebelum 14 abad berlalu.

Sesungguhnya Wahyu ini berpesan bahwa tidak seorang pun dapat mengemukakan segala pengetahuan yang berhubungan dengan Tahapan-tahapan ini kecuali jika orang itu adalah Dokter spesialis yang disertai aparatur-aparatur yang memadai, dan apakah Rasulullah Saw adalah sorang Doker spesialis yang dilengkapi oleh perangkat-perangkat modern? Terdapat hal baru yang harus kita sepakati untuk meyakinkan kepada para penyangkal (kebenaran) seraya menayakan: Bagaimana bisa Nabi Muhammad Saw mengetahui secara pasti bahwa setelah 42 hari Embrio akan berubah bentuk ke Wujud manusia yang memiliki pendengaran, penglihatan, kulit, dan Tulang?!

——————–

Referensi:



1- Carlson, Bruce M. Human Embryology and Developmental Biology, 2nd ed. New York: Mosby, 1999.

2- Gilbert, Scott F. Developmental Biology, 3rd ed. Sunderland, MA: Sinauer Associates, Inc., 1991.

3- Moore, Keith L., and T. V. N. Persaud. Before We Are Born: Essentials of Embryology and Birth Defects, 5th ed. Philadelphia, PA: W. B. Saunders, Co., 1998.

4- Embryo, Wikipedia.

5- The Biology of Prenatal Development, www.ehd.org.

6- Vaughn, C. How Life Begins: the science of life in the womb. New York: Times Books, 1996.

7- The Visible Embryo, www.visembryo.com

8- Larsen, W. Human Embryology. New York: Churchill Livingston Co. 1993.

9- Horder, T.J. and others. A History of Embryology, Cambridge University, Press, 1986.

10- Balinsky, B.I. An Introduction to Embryology, SCP, 1981.

11- Moore, P.D. Embryology, Mosby, 1986.

12- Gilbert, Stephen. Pictorial Anatomy of the Human Embryo, University, of Wash. Press, 1988.

13- http://embryology.med.unsw.edu.au/Medicine/BGDFace/BGDFace.htm

14- http://www.deathroe.com/Baby_Development/index.cfm

15- http://www.100abortionpictures.com/

16- The Chronological Development of The Unborn Child, www.sfuhl.org

17- http://embryo.soad.umich.edu/carnStages/carnStages.html

Selasa, 30 April 2013

Ada 2 wasiat Allah buat manusia:


Ada 2 wasiat Allah buat manusia:

1. Wasiat Khusus

Yaitu wasiat Allah yang disampaikan buat anak-anak Ibrahim melalui Nabi Ibrahim A.S.

Sebagaimana firman Allah:

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2 : 132)

2. Wasiat Umum

Yaitu wasiat Allah untuk seluruh orang beriman, sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. 3 : 102)

Dalam 2 wasiat tersebut, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mewasiatkan agar kita jangan mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Ayat-ayat ini juga bisa menjawab syubhat yang didengung-dengungkan oleh Kaum Liberal yang menyatakan semua agama sama. Kalo memang sama, kenapa Allah hanya menyuruh kita untuk memeluk agama Islam???

Berikut saya sampaikan 11 Keistimewaan Islam agar kita lebih yakin memeluk agama ini, dan tidak menjual aqidah kita hanya untuk mendapatkan nikmat dunia belaka. Naudzubillahi min dzalik.

1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanyalah Islam..." (QS. 3 : 19). Hal ini berbeda dengan agama lain yang namanya berdasarkan nama orang, nama tempat, dan nama-nama lainnya yang berhubungan dengan agama itu. Misal Nasrani yang diambil dari nama tempat yaitu Nazareth, Budha berasal dari nama Sidharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.

2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.

Hal ini berdasarkan Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ." (QS. 8 : 38)

3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka.

Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada iman walaupun seberat biji sawi." (HR. Muslim).

4. Islam adalah agama dalil.

Pada waktu jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam masih hidup, setiap permasalahan selalu menunggu dalil atau wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Islam bukan agama opini, dalam menafsirkan Al-Quran, kita diharuskan menafsirkan berdasarkan pemahaman para Sahabat yang langsung didapat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Diriwayatkan pula dari Jundab, dia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang berbicara mengenai Al Qur'an dengan pendapatnya sendiri kemudian benar maka ia tetap dianggap salah" (HR Abu Dawud, HR At Tirmidzi)

Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pasti berdasarkan wahyu, karena Allah berfirman:

"Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (QS. 69 : 44-46)

5. Islam menghapus agama samawi yang lainnya.

Allah berfirman:

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3 : 85)

6. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat.

Ada kisah wanita yang termasuk kaum berada yang mencuri yang tetap mendapat hukuman potong tangan.

Hadis yang diriwayatkan oleh penyusun hadis termasyhur yaitu Muslim, adalah sebagai berikut:

“Bersumber dari Aisyah isteri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, sesungguhnya orang-orang Quraisy dibingungkan oleh masalah seorang wanita Makhzumiyah yang kedapatan mencuri, sekalipun ia mengingkarinya. Mereka memperbincangkan, siapakah yang berani menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah.

Dengan serentak mereka mengusulkan, ‘Tidak ada yang berani melakukan itu kecuali Usamah, orang yang dikasihi Rasulullah.’ Maka dibawalah wanita tersebut menghadap Baginda Rasul.

Mendengar permintaan pengecualian hukuman atas wanita itu, wajah Rasulullah berubah memerah. Beliau bersabda, ‘Jadi kamu ingin memintakan syafa’at terhadap salah satu hukum Allah?’ Usamah bin Zaid menjawab, “Maafkan aku wahai Rasulullah’.

Satu sore Rasulullah berdiri dan berpidato. Setelah memanjatkan puja puji kepada Allah sebagaimana mestinya, beliau kemudian bersabda, ‘Syahdan. Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, manakala di antara mereka ada orang mulia yang mencuri, mereka membiarkannya saja. Tetapi jika orang lemah yang mencuri, maka segera dihukum. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku apabila mendapati kenyataan Fatimah puteri Muhammad mencuri, maka akan aku potong tangannya’.Kemudian Rasulullah Saw tetap memerintahkan untuk memotong tangan wanita yang mencuri tersebut.

Yunus, ibnu Syihab, Urwah dan Aisyah berkata, ‘Setelah peristiwa itu wanita tadi lalu bertaubat dengan baik dan menikah. Satu hari dia datang menemuiku untuk minta tolong mengajukan hajat permintaannya kepada Rasulullah, dan aku penuhi permintaannya tersebut.’ “

7. Dalam Islam, orang yang khilaf atau lupa tidak dihukum.

Allah berfirman:

"...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 33 : 5)

8. Islam membahas semua urusan / perkara baik duniawi maupun ukhrowi.

Seluruh urusan dibahas oleh Islam secara detail. Bahkan urusan, maaf, buang air kecil pun juga di atur.

Pernah kaum musyrikin berkata kepada Salman Al Farisi radliallahu anhu: “Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang hajat”. Salman menjawab: “Ya, beliau mengajarkan kami adab buang hajat”. (HR. Muslim no. 262)

9. Islam saja agama yang sempurna

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. 5 : 3)

10. Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

"...Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." (QS. 2 : 185)

11. Islam untuk semua umat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21 : 107)

Hadits shahih Muslim :

Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari radiyallahu’anh, ia berkata: Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat.“

Wallahu' alam bishawab.

Minggu, 28 April 2013

Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di Indonesia

Foto: Mengungkap Konspirasi Kaum Yahudi di Indonesia

Tidak seorang pun menyanggah kenyataan bahwa anasir yang merusak, baik di bidang ekonomi maupun sosial di dunia sekarang ini, bukan saja diawaki, tetapi juga didanai oleh dan untuk kepentingan kaum Yahudi. Beberapa waktu setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1 di Basel (1897) itu kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja untuk dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk menghancurkan dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia.

Adapun yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina. Yang paling mengkhawatirkan bagi kita di Indonesia adalah kecenderungan politik diam-diam kaum Yahudi. Mereka bahkan sudah menginfiltrasi Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga kini.  Apalagi sepanjang kiprahnya gerakan ini bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.

Di Indonesia upaya membendung gerakan Yahudi ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno. Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961 Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 th 1962 yg membubarkan dan melarang Freemasonry segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji2 mrk disita oleh negara.

Namun di Era Presiden Abdurrahman Wahid Keppres nomor 264/1962 tersebut dicabut dan mengeluarkan Keppres nomor 69 th 2000 tgl 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok2 Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia)/Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.

Politik diam2 kaum Yahudi kini menampakkan hasil, keturunan Yahudi Belanda merintis sebuah pemukiman dgn simbol didaerah Minahasa Sulut. Tugu Manorah setinggi 62 kaki berdiri kokoh di atas gunung yang menghadap langsung dengan kota Manado. Menorah ini mungkin adalah yang terbesar di dunia. Pembangunan menorah raksasa tersebut telah menghabiskan dana APBD sebesar $ 150.000.

Gambar Tugu Manorah di Manado

Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi. Tidak hanya itu,  di Manado bendera Israel dapat dilihat dengan mudah di stand ojek sekitar wisata Tugu Manorah. Belakangan yg paling mengejutkan seorang legislator lokal Denny Wowiling, mengusulkan kpd pemerintah daerah DiIndonesia agar membangun kembali gedung Manorah untuk menarik wisatawan dan pengusaha dari Eropa.

New York Times, dlm laporannya yg bertajuk “In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism” 22 Nov 2010 menyebutkan, walaupun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik namun diam-diam hubungan militer dan ekonomi telah terjalin selama puluhan tahun. Dlm beberapa thn terakhir, pengusaha Yahudi dari Israel dan tempat lain diam2 melakukan perjalanan ke Indonesia utk mencari peluang bisnis. Moshe Kotel (47), yang lahir di El Salvador dan memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika, telah datang ke Manado setiap tahun sejak tahun 2003.

Kotel, yang istrinya adalah warga asli dari daerah itu, mengatakan ia merasa gugup mendarat di bandara di sini untuk pertama kalinya, "Tapi sejak aku melihat bendera Israel di taksi di bandara, saya selalu merasa diterima di sini”. Menurut laporan Jerusalem Post, 29 Desember 2010 ada sekitar dua sinagog yang dibuka pada tahun-tahun terakhir di Manado dan Tondano
Kedua rumah ibadat tersebut dioperasikan oleh sedikit orang yang nenek moyangnya orang Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan.  Stl Indonesia merdeka dari Belanda pd th 1949 Skrg keturunan mereka diduga berjuang utk belajar ttg Yudaisme dan untuk menjadi orang-orang Yahudi setelah menemukan akar  Yahudi mereka.

Toar Palilingan, (27) merupakan keluarga keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, dosen hukum di Universitas Sam Ratulangi ia memiliki seorang ayah yang beragama Kristen, dan ibu seorang Muslim yang juga mengajar di Universitas yang sama. Palilingan melakukan kontak dengan rabbi yang secara fisik paling dekat, yaitu Mordechai Abergel, seorang utusan di Singapura gerakan Lubavitch Brooklyn berbasis Chabad.

Rabbi Abergel: bahwa Palilingan telah melakukan "pekerjaan besar". Palilingan juga berkomitmen untuk "kemurnian" ultra-Ortodoks Yudaisme. Mengerikan ternyata Klaim keberhasilan perkembangan Yahudi di Manado,dikemukakan pula di dalam ‘Protokol yang ke-9. Ini adalah fakta, bahwa: “Agar supaya tidak menghancurkan institusi-institusi kaum non-Yahudi sebelum waktunya, ‘kita telah meletakkan’ ikhtiar dan menggenggam pegas mekanisme mereka.

Mekanisme itu semula ada dalam keadaan kuat dan tertib, tetapi ‘kita tlh’ menggantikannya dgn suatu administrasi bebas yg membuatnya kacau. ‘Kita telah’ melakukan campur-tangan terhadap yurisprudensi waralabanya, persnya, kebebasan pribadinya, dan yang paling penting, pendidikan dan budayanya, yang merupakan sokoguru dari eksistensi kebebasan.” Kenyataan ini tidak lagi bisa dipendam, mereka kaum Yahudi dengan halus telah mengeliminasi budaya yang ada di sekitar Tugu Manorah ditemukan pernyataan yang sangat menarik bagi mereka yang ingin bekerja-sama dengan kaum Yahudi di bidang pemikiran keagamaan dalam rangka membangun saling-mengerti dan toleransi. 

“Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, “Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalangi misi kita.

Pengaruh mereka atas masy berkurang dari hari-kehari. Kebebasan hati-nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu agama-agama itu akan bertumbangan”. Sblmnya bangunan maupun simbol-simbol Yahudi banyak tersebar di Indonesia. Mis saja Gedung BAPPENAS, yang dulunya merupakan Loji Adhucstat. Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral cahaya (Lucifer).

Jika dilihat dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota. Kemudian Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salahsatu bangunan yg berada di dlm kpl binatang bertanduk (Baphomet). Baphomet adl lokasi Loji Adhucstat/yg kini dijadikan Gedung BAPPENAS.

Tugu Monumen Nasional merupakan Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan "tanda tangannya". Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan siapa pun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main dan dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka kaum Yahudi. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan satu-satunya.




#aBTidak seorang pun menyanggah kenyataan bahwa anasir yang merusak, baik di bidang ekonomi maupun sosial di dunia sekarang ini, bukan saja diawaki, tetapi juga didanai oleh dan untuk kepentingan kaum Yahudi. Beberapa waktu setelah Kongres Zionisme Internasional ke-1 di Basel (1897) itu kecenderungan politik kaum Yahudi bekerja untuk dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam ditujukan untuk menghancurkan dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia.

Adapun yang lain lagi untuk membentuk sebuah negara Yahudi di Palestina. Yang paling mengkhawatirkan bagi kita di Indonesia adalah kecenderungan politik diam-diam kaum Yahudi. Mereka bahkan sudah menginfiltrasi Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga kini. Apalagi sepanjang kiprahnya gerakan ini bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak tatanan politik, ekonomi, dan sosial di negeri-negeri yang mereka tempati.

Di Indonesia upaya membendung gerakan Yahudi ini sebenarnya sudah dilakukan oleh Presiden Soekarno. Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961 Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 th 1962 yg membubarkan dan melarang Freemasonry segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Club, dan Baha’isme. Sejak itu, loji2 mrk disita oleh negara.

Namun di Era Presiden Abdurrahman Wahid Keppres nomor 264/1962 tersebut dicabut dan mengeluarkan Keppres nomor 69 th 2000 tgl 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok2 Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia)/Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.

Politik diam2 kaum Yahudi kini menampakkan hasil, keturunan Yahudi Belanda merintis sebuah pemukiman dgn simbol didaerah Minahasa Sulut. Tugu Manorah setinggi 62 kaki berdiri kokoh di atas gunung yang menghadap langsung dengan kota Manado. Menorah ini mungkin adalah yang terbesar di dunia. Pembangunan menorah raksasa tersebut telah menghabiskan dana APBD sebesar $ 150.000.

Gambar Tugu Manorah di Manado

Menorah adalah salah satu lambang suci peribadatan Yahudi. Tidak hanya itu, di Manado bendera Israel dapat dilihat dengan mudah di stand ojek sekitar wisata Tugu Manorah. Belakangan yg paling mengejutkan seorang legislator lokal Denny Wowiling, mengusulkan kpd pemerintah daerah DiIndonesia agar membangun kembali gedung Manorah untuk menarik wisatawan dan pengusaha dari Eropa.

New York Times, dlm laporannya yg bertajuk “In Sliver of Indonesia, Public Embrace of Judaism” 22 Nov 2010 menyebutkan, walaupun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik namun diam-diam hubungan militer dan ekonomi telah terjalin selama puluhan tahun. Dlm beberapa thn terakhir, pengusaha Yahudi dari Israel dan tempat lain diam2 melakukan perjalanan ke Indonesia utk mencari peluang bisnis. Moshe Kotel (47), yang lahir di El Salvador dan memiliki kewarganegaraan Israel dan Amerika, telah datang ke Manado setiap tahun sejak tahun 2003.

Kotel, yang istrinya adalah warga asli dari daerah itu, mengatakan ia merasa gugup mendarat di bandara di sini untuk pertama kalinya, "Tapi sejak aku melihat bendera Israel di taksi di bandara, saya selalu merasa diterima di sini”. Menurut laporan Jerusalem Post, 29 Desember 2010 ada sekitar dua sinagog yang dibuka pada tahun-tahun terakhir di Manado dan Tondano
Kedua rumah ibadat tersebut dioperasikan oleh sedikit orang yang nenek moyangnya orang Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Belanda Yahudi yang menjadi Kristen atau Islam karena untuk bersembunyi mencari keamanan. Stl Indonesia merdeka dari Belanda pd th 1949 Skrg keturunan mereka diduga berjuang utk belajar ttg Yudaisme dan untuk menjadi orang-orang Yahudi setelah menemukan akar Yahudi mereka.

Toar Palilingan, (27) merupakan keluarga keturunan imigran Yahudi Belanda abad ke-19, dosen hukum di Universitas Sam Ratulangi ia memiliki seorang ayah yang beragama Kristen, dan ibu seorang Muslim yang juga mengajar di Universitas yang sama. Palilingan melakukan kontak dengan rabbi yang secara fisik paling dekat, yaitu Mordechai Abergel, seorang utusan di Singapura gerakan Lubavitch Brooklyn berbasis Chabad.

Rabbi Abergel: bahwa Palilingan telah melakukan "pekerjaan besar". Palilingan juga berkomitmen untuk "kemurnian" ultra-Ortodoks Yudaisme. Mengerikan ternyata Klaim keberhasilan perkembangan Yahudi di Manado,dikemukakan pula di dalam ‘Protokol yang ke-9. Ini adalah fakta, bahwa: “Agar supaya tidak menghancurkan institusi-institusi kaum non-Yahudi sebelum waktunya, ‘kita telah meletakkan’ ikhtiar dan menggenggam pegas mekanisme mereka.

Mekanisme itu semula ada dalam keadaan kuat dan tertib, tetapi ‘kita tlh’ menggantikannya dgn suatu administrasi bebas yg membuatnya kacau. ‘Kita telah’ melakukan campur-tangan terhadap yurisprudensi waralabanya, persnya, kebebasan pribadinya, dan yang paling penting, pendidikan dan budayanya, yang merupakan sokoguru dari eksistensi kebebasan.” Kenyataan ini tidak lagi bisa dipendam, mereka kaum Yahudi dengan halus telah mengeliminasi budaya yang ada di sekitar Tugu Manorah ditemukan pernyataan yang sangat menarik bagi mereka yang ingin bekerja-sama dengan kaum Yahudi di bidang pemikiran keagamaan dalam rangka membangun saling-mengerti dan toleransi.

“Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, “Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskreditkan para rohaniwan non-Yahudi dalam rangka menghancurkan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalangi misi kita.

Pengaruh mereka atas masy berkurang dari hari-kehari. Kebebasan hati-nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandangkan di mana-mana. Tinggal masalah waktu agama-agama itu akan bertumbangan”. Sblmnya bangunan maupun simbol-simbol Yahudi banyak tersebar di Indonesia. Mis saja Gedung BAPPENAS, yang dulunya merupakan Loji Adhucstat. Bundaran Air Mancur Hotel Indonesia yang telah direnovasi dengan tema sentral cahaya (Lucifer).

Jika dilihat dari atas terlihat bagai sebuah mata (Horus) di pusat Ibukota. Kemudian Peta pusat wilayah elit Menteng, Jakarta Pusat setelah diputar 180 derajat, di mana sebelah bawah adalah arah utara. Salahsatu bangunan yg berada di dlm kpl binatang bertanduk (Baphomet). Baphomet adl lokasi Loji Adhucstat/yg kini dijadikan Gedung BAPPENAS.

Tugu Monumen Nasional merupakan Obelisk sebagai simbol dominasi Iblis atas bumi ini, kehadiran beberapa obelisk tertentu (di lokasi tertentu juga) merupakan "tanda tangannya". Penjelasan detail mengenai hal tersebut akan mencengangkan siapa pun. Bahwa benda-benda mati yang disembah dan dihormati ternyata berunsurkan kekuatan-kekuatan spiritual yang tidak main-main dan dipercaya (sebagai tradisi ritual) oleh mereka kaum Yahudi. Dan obelisk adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

Sabtu, 27 April 2013

Membongkar Doktrin Kabbalah dalam Pencetusan Ilmu Psikologi

Mengapa kita harus terkejut ketika diberi fakta bahwa inti pelajaran-pelajaran di sekolah kita 95% adalah ajaran setanisme? Toh kita telah membuang Tuhan Yang Maha Esa dari sekolah-sekolah umum kita sudah sejak awal tahun 1960-an. Jadi, sekarang sekolah milik kita telah dibersihkan dari Tuhan selama tiga dekade, sekarang saatnya untuk memperkenalkan agama Anti-Kristus, murni Setanisme. Namun, pengenalan ini, setidaknya pada tahap awal, harus disamarkan, sehingga sebagian besar guru dan pengelola sekolah akan tertipu untuk sifat sejati ajaran ini. Jadi, Setanisme ajaran ini telah diperkenalkan ke sekolah-sekolah kita dengan kedok psikologi. (David Bay, Praktisi Pendidikan di Amerika).

Anda tahu bagaimanakah sebenarnya istilah Psikologi muncul? Tolong jangan ambil buku psikologi anda dulu. Karena disitu anda tidak akan pernah menemukan jawaban yang sebenarnya saya inginkan. Atau karena jabatan anda mahasiswa, psikolog dan konselor mungkin dengan itu bisa sekedar meredakan ketidakoptimisan saya? Ya sekalipun anda mahasiswa strata satu, bergelar master, atau mungkin saudara anda bertitel Profesor Psikologi sekalipun. Ini bukan saya mengecilkan arti pribadi anda, atau saya pesimis tentang wawasan keilmuan anda. Saya yakin anda orang hebat, tapi saya tidak yakin kurikulum keilmuan kita selama ini menampilkan fakta apa adanya tanpa aurat. Karena sekarang kita sedang berbicara tentang bagaimana sebuah rahasia disusun rapih. Tentang sebuah makna konspirasi yang tidak bisa dibaca dengan mata telanjang. Tentang bagaimana sebuah perkumpulan bawah tanah yang sedang bergerak membangun dunia. Dan tentang bangunan sistem nilai yang tengah dirancang untuk membuat tatanan dunia baru dengan menyingkirkan sistem yang kita yakini.

Pergulatan Psyche
Suatu ketika Almarhum Sukanto MM, salah seorang akademisi yang begitu konsen terhadap Psikologi, sekaligus pencetus Nafsiologi, merasa keheranan yang luar biasa. Ia begitu bingung kenapa nama Psikologi harus dicomot dari istilah Psyche, gubahan Plato, filosof Yunani Kuno klasik dari 25 abad yang lalu itu. Padahal Plato hanya memberikan sinyal Psyche dari hasil lamunan semata, bersifat insitingtif dan pastinya spekulatif. Jika ditelusuri lebih jauh Plato dalam hipotesanya membagi manusia menjadi tiga bagian, yakni, akal, afeksi, dan nafsu. Akal menjuntai dikepala, afeksi terletak di dada, dan nafsu berada di perut.
Almarhum Sukanto menangkap jelas bahwa struktur Psyche Plato mengalami invaliditas kebenaran ilmiah. Alhasil Psikologi Plato telah kadung dicap gagal untuk menyerap aspirasi publik modern yang haus atas nafas keshahihan sebuah ilmu.
Selanjutnya, pengajar di Universitas Islam Batik Solo tersebut mengatakan gagasan Aristoteles dengan Entelechi-nya sedikit lebih baik, ketimbang mengacu kepada trilogy Plato itu. Sebab spekulasi yang sifatnya elementer seperti yang Plato cetuskan amat sukar dibuktikan. Ini bisa dipahami karena konsep Niskala Plato menjadi rumit untuk diendus dengan kemampuan Inderawi. Dan mosi ketidakpercayaan atas Psikologi menjadi tidak terelakkan.
Fakta menarik ditemukan bahwa sedari dulu Aristoteles sebagai murid Plato sendiri memang meyangkal adanya psyche yang diurai gurunya tersebut. Menurut Aristoteles, entelechi dengan badan membentuk kesatuan total sebagai susunan monodualis, bukan susunan dikotomi seperti dugaan Plato. Nah lho… Mungkin Pak Kanto, ingin berujar, “Terus buat apa kita gembar-gembor kan kata Psikologi? Konyol bukan?”. Namun yang lebih penting bahwa buku-buku psikologi sendiri tidak menjelaskan bagaimana sejarah Plato dan siapa Plato sebenarnya.

Plato, Seorang Kabbalis
Adalah David Livingstone yang menjawab itu. Ia menulis dalam artikelnya “Plato The Kabbalist”. Jika anda belum mengenal studi tentang Yahudi, singkatnya Kaballah adalah “satanic ideology” yang dari zaman Mesir Kuno dan hingga saat ini telah mewarnai pemikiran keilmuan dunia demi kelanggengan gegemoni ajaran Yahudi. Mengacu pada mos tersebut, tak berlebihan bahwa nama Kaballah adalah sisi terpenting dalam entitas Sistem Nilai Yahudi yang akan menguasai dunia kelak. Kesemuanya itu popular dalam sebutan New World Order: Sistem Dajjal, kata Ahmad Thompson.
Seperti kepercayaan Mesir purba, Kabbalah menolak keras bahwa hakikat material terjadi dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Kabbalah juga memvonis penciptaan manusia ala Islam menjadi sebuah isu semata. Bagi Kaballah, manusia adalah reinkarnasi, persis seperti teori evolusi Darwin. Individu juga tidak boleh diatur dalam sekat-sekat agama, karena manusia haruslah bebas membuat apa saja yang mereka kehendaki. Bagaimana mungkin manusia menjadi ampuh untuk diatur sedangkan individu adalah pusat materi. Dari titik tolah inilah timbul gagasan humanisme yang dalam psikologi bernama psikologi humanistik dan psikologi transpersonal.

Untuk lebih jeli memperhatikan pergerakan mereka, David Livingstone harus sampai menulis sebuah artikel monumental berjudul, Plato The Kabbalist. Disitu ia menulis bahwa harus menjadi keprihatinan kita bahwa gurita Filsuf Kabbalis seperti Plato ini telah menjadi pilar banyak doktrin yang telah melanda abad kedua puluh. Dan konyolnya, satu-satunya alasan dia telah mencapai reputasi besar adalah bahwa dalam rimba sejarah Barat dan Timur, tradisi okultisme Plato telah dianggap sebagai “godfather” dari berbagai doktrin, dan sebagai wakil besar dari orang-orang yang berhubungan dengan tradisi kuno Kabbalah.
Apakah benar psikologi humanis lebih dekat dengan manusia? Ya betul, dekat dengan manusia, tapi sekaligus jauh dari Tuhan, dalam artian mereduksi peran ketuhanan dalam aspek kehidupan manusia dan menjadikan peran manusia (makrokosmis) dan aspek primordialnya (mikrokosmis) sebagai pengertian tuhan itu sendiri bagi mereka (naturalisme/matrealisme). Mengutip apa kata Harun Yahya, Humanis yang sejatinya atheis ini telah berhasil menipu ilmuwan, apalagi mahasiswa.
Pada sisi lain, ajaran Kaballah tanpa terendus mata kemudian berkembang biak dengan baik dalam alam konspirasi keilmuan yang dilakukan Freemasonry (perkumpulan rahasia Yahudi). Padahal tradisi tersebut bertentangan dengan semangat ilmu, sebab tradisi Kabballah berasal dari peradaban jahiliah Mesir Purba, Yunani Purba, dan Rom yang telah membangun pra konsepsi akan sebuah atheisme sains. Di mana mereka yang seperti Fir’aun ini tidak mengakui wujud dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cara mereka untuk melanggengkan jalan ini adalah dengan membina Heliopolis dan Memphis di mana tempat ini adalah sumber ilmu pengetahuan dan sains. Nama-nama seperti Pythagoras, Plato dan Cicero adalah sederetan filsuf yang menyertai Freemason ketika itu.

Majalah Mimar Sinan menyatakan tanggungjawab Fir’aun adalah mencari cahaya yakni ilmu. Ketika itu anggota Freemason berusaha membina kuil Sulaiman untuk memuluskan misi-misinya. Kisah ini ternyata tertangkap basah dan diberi garis bawah dengan jelas oleh Al- Qur’an pada surah Az-Zukhruf, ayat 54-55
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). “Secara gamblang, historitas pergerakan mereka seperti yang diendus Al Qur’an berkembang dengan tujuan gerakan Freemasonry secara umum memiliki empat visi yakni, Menghapus semua agama. Menghapus sistem keluarga. Mengkucarkacirkan sistem politik dunia. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia

Perdebatan Pscyhe dalam Teologi Kristen
Yang menarik adalah bahwa istilah ideology Kaballah dalam Psyche Plato sebelumnya sudah menjadi perdebatan sengit dalam teologi Kristen. Teolog Kristen menolak tegas penggunaan psyche. Karena mereka tahu betul bahwa menerima psyche sebagai sebuah pemahaman akan berimplikasi pada ketuhanan Yesus.
Dalam sebuah catatan dari Wisma Gembala, dikisahkan bahwa Pada 300 tahun sebelum kelahiran Kristus, Alexander Agung (Iskandar Agung), merambah dan menjajah banyak negeri. Dari Yunani dia bergerak menaklukkan seluruh Asia Barat, lalu menaklukkan Afghanistan, bahkan sempat memasuki India, sebelum penjelajahannya berakhir. Selama ratusan tahun, negeri Israel berada di bawah penjajahan Yunani (sebelum penjajahan Romawi), sehingga pada masa Yesus, bahasa Yunani menjadi bahasa sehari-hari di Israel. Masuk jugalah budaya dan ajaran Yunani ke dalam pemahaman para pengajar Israel di kala itu. Selanjutnya di catatan itu dijelaskan bahwasanya Guru-guru bangsa Yunani adalah ahli-ahli filsafat yang dihormati. Mereka hanya mengakui dewa-dewi. Yang Maha Tinggi, dan mereka beri sebutan ‘Theos’.

Pada esensinya, Filosof Yunani menganut paham bahwa manusia terdiri atas dua bagian saja atau biasa disebut teori Manusia-2-unsur. Pertama, unsur yang kasat mata (baca: tubuh) dan unsur yang tidak-kasat-mata yang dalam filosofi Yunani kemudian disebut ‘psyche’ dan dalam bahsa Indonesia dikenal dengan aksioma jiwa. Paham filsafat Yunani ini mengajarkan lebih jauh bahwa ‘psyche’ adalah sesuatu yang abadi dan pasti tidak dapat binasa. Hal ini tertuang dalam buku “Memperkenalkan Theologia Perjanjian Baru” hlm.72 karangan A.M.Hunter yang menjelaskan bahwa:

“Berikutnya, Kebangkitan itu menunjukkan kekalahan maut. Ini memerlukan pendefinisian yang hati-hati. Mari kita menjelaskannya dengan mengatakan, bahwa orang Kristen pertama tidak mengatakan bahwa Kebangkitan itu suatu pembuktian dramatis kebenaran bahwa manusia tinggal hidup sesudah kematian: seolah-olah suatu bukti lagi yang ditambahkan kepada serentetan bukti-bukti tentang keabadian jiwa (suatu doktrin yang bukan Yahudi, melainkan Yunani).”
Dari sini kita menjadi paham bahwa dari pemikiran filsafat Socrates dan Plato (dua orang filosof Yunani) berkembanglah apa yang kita kenal selama ini, yakni Ilmu Psikologi! Wisma gembala menjelaskan bahwa sejatinya psikologi bukanlah sebuah ilmu yang kita bayangkan sebelumnya. Selama ini kita mencicipi definisi psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku dengan metode ilmiah. Namun sejatinya psikologi tak bisa berkelit ketika tertangkap tangan tengah mencoba melenyapkan Tuhan di dalam seluruh pengajarannya (baca: atheistik) dan menjalankan nilai-nilai kebadian khas Kabbalis! Baik itu mengeyampingkan konteks Tuhan seperti psikologi behaviorisme dan psikoanalsis atau menjadikan manusia untuk menggantikan peran tuhan seperti psikologi humanistik maupun transpersonal. Baik teori intelegensi, teori kepribadian, teori sosial, atau praktik konseling.
Psikologi transpersonal ini pula yang berkembang menjadi pluralisme psikologi dimana pada dasarnya tiap manusia mampu menyingkap ‘esoterisme’ apapun agamanya. Bahkan tidak hanya itu, manusia bisa mengklaim diri sebagai Tuhan apapun ‘tuhannya’. Itu memang menjadi keniscayaan hingga kini. Bayangkan Calvin Hall dan Gardner Lindzey saja dalam tiga jilid bukunya (yang menjadikan rujukan fakultas psikologi) tak satupun merumuskan tiga aliran Psikologi yang menyertakan Tuhan dalam tampilan yang sebetulnya. Setali tiga uang, John Nevid dalam Psikologi Abnormal-nya pun demikian.

Ivan Pavlov lebih gila lagi mencoba menyebut manusia sebagai binatang. Sigmund Freud? jangan ditanya, orang shalat saja dibilang sakit. Ini semua bermula dari gagasan materialisme dan humanisme yang dipelajari dan dipraktekan para psikolog terhadap pasien-nya dan konselor kepada anak didiknya.
Selanjutnya, dari fakta penjajahan Yunani ini serta fakta bahwa Perjanjian Baru awalnya di tuliskan di dalam bahasa Yunani, terjadilah perembesan paham. Menurut teologi Kristen inilah rupanya yang mengakibatkan masuknya istilah ‘psyche’ (Indonesia: ‘jiwa’) ke dalam Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru, istilah ‘jiwa’ ditemukan dalam 34-ayat, tetapi yang paling tersohor adalah yang dianggap menopang Teori Manusia yang terdiri dari 3 unsur. Pertama dalam Matius .10:28
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Dan kedua dalam Ibrani.4:12,
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”Selanjutnya dapat diuraikan bahwa dalam waktu yang bersamaan, di Israel masih terpelihara pengajaran dari filsafat agama Yahudi, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua bagian juga: bagian yang kasat mata (Indonesia: tubuh) dan yang tidak-kasat-mata (Ibrani: ‘ruach’; Indonesia: ‘roh’ atau ‘nafas-kehidupan’). Ini adalah Teori Manusia 2 unsur yang berasal dari Filosof Yunani, yang tidak mengakui hadirnya roh-roh. Dengan tidak mengakui adanya roh, ajaran ini juga tidak mengakui adanya Tuhan. Sebab Roh adaah bagian dari Tuhan.

Apa yang menjadi kekhawatiran para penganut Kristiani dalam melihat Psikologi sebenarnya tidak lepas dari andil ideologi humanisme yang mengklaim bahwa manusia bertanggung jawab besar terhadap keberadaannya. Kaum Kabbalis menolak intervensi Tuhan dan turut serta menyanjung Iblis sebagai alam yang membawa pencerahan atau akrab disebut dengan istilah Lucifer.
Kaum Kabbbalis mempercayai bahwa kekuasaan yang berasal dari cahaya, api dan matahari merupakan simbolisasi dari iblis. Namun tentunya mereka tampil tidak dengan rupa yang menakutkan, karena Lucifer kemudian melahirkan Illuminati yang berjalan dengan baju indah tapi bernama ideologi sains tanpa Tuhan.
Kesemuanya hadir atas nama ilmiah, demi sebuah objektifitas. Dan kita semakin mengerti bahwa istilah ilmu itu objektif dan mestilah empiric, lahir dari gagasan ini, termasuk psikotes yang sarat positivistik. Seperti yang sudah penulis uraikan, bahwa kesemua itu pada dasarnya adalah tipuan semata dan taktik bagaimana Barat ingin membunuh Tuhan tanpa meninggalkan jejak.

Jika kita teliti mendalam, kekhawatiran itu sebenarnya tidak saja mendera Gereja. Kita bisa menyimpulkan bahwa Istilah Psyche inilah yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan Psikologi. Studi ilmu yang hakikatnya dalam Islam dinilai sebagai upaya mendekatkan kita kepada jalan takwa, diubah sedemkian rupa untuk menjatuhkan umat muslim pada lubang yang ditutupi daun bernama misi menghapus agama. Korbannya adalah kita-kita semua, murid kita, anak kita, dan lebih bahaya lagi masa depan serta akidah kita. Jalan terang dari Islam untuk melawan Hegemoni Yahudi..

David Livingstone melihat doktrin Kabbala kepada hal yang lebih mendalam lagi. Bahwa filsafat yang kadung kita sebut sebagai pucuk ilmu, ternyata semata-mata merupakan perampasan ide-ide dari orang Majus Babel, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh ide-ide Kabbalistik Yahudi awal.
Tanpa dinyana thesa Livingstone telah merasuk ke puluhan ribu fakultas dan jurusan Psikologi yang ada di dunia, termasuk seratusannya bercokol di Negara penduduk Muslim ini. Adnin Armas MA dalam sebuah kesempatan pada kajian keislaman di INSIST mengungkapkan sebuah fakta. Ia mengungkapkan sebuah perjalanan ilmu yang coba disangkutkan kepada Sistem Peradaban Yunani. Isitah-isitlah ilmu yang mestinya menjadi domain yang khas Islam, tak bisa dielakkan selalu dibenturkan kepada peradaban Yunani. Kita ketahui bersama bahwa isitlah segala ilmu dan peradaban kerap diacarikan akarnya dari peradaban Yunani, seperti contoh Demokrasi, dari kata Yunani Demos Kratos. Antropologi, anthropos dan logos. Padahal secara jujur filosofi Yunani tidak menyumbangkan makna “Tuhan” bagi umat Islam. Cenderung merusak dan jauh dari harapan.
Ditambahkan oleh Armas, mengutip atas apa yang diteliti oleh Adi Setia dalam Thesisnya di ISTAC, Malaysia, bahwa peradaban Yunani ternyata tidak berdiri tunggal. Corak filsafat Yunani memiliki rumpun yang muaranya bisa “diprovokasi” pada pengaruh kuat peradaban Mesir Kuno. Sebuah peradaban yang sebelumnya telah eksis.

Balik kepada perdebatan awal, istilah Psyche yang diungkapkan oleh Plato, memang tidak hanya mengalami kecacatan ilmiah dalam literature saintifika, tapi juga menjadi semakin terang kekeliruannya ketika Islam ikut bermain untuk menjawab dalam carut marut ini. Dalam warisan epistemologi Islam, gagasan Psyche tidaklah menegasikan tentang arti Tuhan.
Pak Sukanto Mulyomartono dalam bukunya Nafsiologi Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi, lebih khusus menampik aksara psyche dan menyebut psikologi dengan istilah baru, yakni “Nafsiologi.” Penggunaan istilah ini disebabkan objek kajian psikologi dalam Islam adalah al-nafs, yaitu aspek psikopisik pada diri manusia. Term al-nafs tidak dapat disamakan dengan term soul atau psyche dalam psikologi kontemporer Barat dan Plato, sebab al-nafs merupakan gabungan antara substansi jasmani dan substansi ruhani, sedangkan soul atau psyche hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia.

Sukanto melanjutkan bahwa jika Psyche adalah simbiosa hasil pikiran manusia, maka nafsiologi membahas nafs yang pengertiannya diambil dari Al Qur’an. Abdul Mujib, Profesor Psikologi Islam dari UIN Jakarta, melihat bahwa nafs dalam konteks ini berarti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad dan ruh telah bersinergi, tidak terpisah seperti apa kata Plato. Apabila ia berorientasi pada jasad, maka perilakunya akan buruk, tetapi apabila mengacu pada natur ruh kehidupannya akan menjadi baik. Pada momen ini manusia memiliki kebebasan berkehendak yang memungkinkan manusia secara sadar mengarahkan dirinya ke arah keluhuran dan kesesatan.
Berbeda dengan Psikologi modern saat ini, Islam membicarakan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Aspek-aspek kejiwaan dalam Islam berupa al-ruh, al-nafs, al-kalb, al-’aql, al-dhamir, al-lubb, al-fu’ad, al-sirr, al-fithrah, dan sebagainya. Masing-masing aspek tersebut memiliki eksistensi, dinamisme, proses, fungsi, dan perilaku yang perlu dikaji melalui al-Qur’an, al-Sunnah, serta dari khazanah pemikiran Islam.

Sejatinya, Islam tidak hanya menekankan perilaku kejiwaan, melainkan juga apa hakekat jiwa sesungguhnya. Sebagai satu organisasi permanen, jiwa manusia bersifat potensial yang aktualisasinya dalam bentuk perilaku sangat tergantung pada daya upaya (ikhtiyar)-nya. Dari sini nampak bahwa Islam mengakui adanya kesadaran dan kebebasan manusia untuk berkreasi, berpikir, berkehendak, dan bersikap secara sadar, walaupun dalam kebebasan tersebut tetap dalam koredor sunnah-sunnah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Gagasan seperti ini tidak ada dalam literature Barat.

Mujib menambahkan bahwa nafs mempunyai potensi gharizah yang dalam arti etimologi berarti insting, naluri, tabiat, perangai, kejadian laten, ciptaan, dan dapat dipecah menuju tiga bagian, yakni (a) qalb yang berkaitan dengan rasa atau emosi. (b) Akal yang berkaitan dengan cipta dan kognisi, dan (c) nafsu yang berhubungan dengan karsa atau konasi.Satu hal yang membantah konsep psikologi saat ini, bahwa dalam Islam jiwa selalu mengakui adanya kebenaran dari Allah. Konsep fitrah yang menjadi trademark Islam dengan jelas disebut oleh al-Ghazali ketika mengurai nafs. Al-Ghazali menyatakan bahwa kalbu memiliki jiwa ruhani yang disebut kalbu ruhani. Karakteristiknya menurut al-Ghazali menarik untuk disimak:

1. Ia memiliki insting yang disebut annur al ilahi (cahaya ketuhanan) dan al bashirah al bathiniah (mata batin) yang memancarkan keimanan dan keyakinan.
2. Ia diciptakan oleh Allah sesuai dengan fitrah asalnya dan berkecendrungan menerima kebenaranNya

Dengan konsep fitrah, Islam memandang bahwa semua manusia adalah baik dan manusia selalu ingin kembali kepada Kebenaran Sejati (Allah). Ini dipertegas dalam al-Qur’an, surat al A’raaf7:172.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”,Plato juga tidak bisa menampik bahwa Ruh adalah elemen yang penting dalam skala jiwa manusia. Dimana Ruh adalah nyata sesuai yang tertuang dalam Al Qur’an.
“Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”(Surat At Tahrim ayat 12)

Para ulama klasik juga menyusuri gagsan tentang Ruh dalam struktur kehidupan manusia. Ibnu Taimiyyah, misalnya menyatakan bahwa kata al-ruh juga digunakan untuk pengertian jiwa (nafs). Ruh yang mengatur badan yang ditinggalkan setelah kematian adalah ruh yang dihembuskan ke dalamnya (badan) dan jiwalah yang meninggalkan badan melalui proses kematian. Ruh yang dicabut pada saat kematian dan saat tidur disebut ruh dan jiwa (nafs). Begitu pula yang diangkat ke langit disebut ruh dan nafs. Ia disebut nafs karena sifatnya yang mengatur badan, dan disebut ruh karena sifat lembutnya. Kata ruh sendiri identik dengan kelembutan, sehingga angin juga disebut ruh.
Sedangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah menggunakan istilah ruh dan nafs untuk pengertian yang sama. Nafs (jiwa) adalah substansi yang bersifat nurani ‘alawi khafif hayy mutaharrik atau jism yang mengandung nur, berada di tempat yang tinggi, lembut, hidup dan bersifat dinamis. Jism ini menembus substansi anggota tubuh dan mengalir bagaikan air atau minyak zaitun atau api di dalam kayu bakar. Selama anggota badan dalam keadaan baik untuk menerima pengaruh yang melimpah di atasnya dari jism yang lembut ini, maka ia akan tetap membuat jaringan dengan bagian-bagian tubuh. Kemudian pengaruh ini akan memberinya manfaat berupa rasa, gerak dan keinginan.

Di dalam ayat yang lain, Allah menyebut Al-Qur’an dengan ruh, dan salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna. Sebagaimana halnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨ (QS. Asy-Syuraa: 52) Sayyid Quthb juga mendelegasikan pandangannya tentang penamaan Al-Qur’an dengan ruh berdasarkan firman Allah: “(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang memberi ruh dengan (membawa) perintahNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).” (QS. Ghafir: 15) Redaksi yang digunakan dalam ayat ini mengisyaratkan dua hal: pertama, bahwa wahyu (Al-Qur’an) adalah ruh dan kehidupan bagi manusia, tanpa ruh ini manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan benar.

Kedua, bahwa wahyu itu turun dari tempat yang tinggi kepada siapa yang dipilih dari hamba-hamba-Nya. Redaksi ini bertepatan dengan sifat Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Dengan begini gagasan Plato tentang Psyche dan Psikologi jelmaan Kaballah saat ini menjadi terbantahkan. Hegemoni kaballah dalam epistemology Psikologi mengalami dua problem vital yang harus menjadi pusat perhatian para ilmuwan Muslim. Pertama karena gagasan psyche Plato dan derivate psikologi saat ini menggiring opini kita untuk mengingkari keberadaan Tuhan, dan lebih-lebih tidak hanya itu psikologi saat ini mencoba membunuh Tuhan serta mempromosikan nilai-nilai Kaballah.

Kedua, warisan Kaballah mencoba melanggengkan determenisme materi asbolut yang tidak diciptakan dari ketiadaan, tapi sudah ada. Ini berbenturan dari konsep manusia dalam Islam bahwa manusia diciptakan dari ketiaadaan. Al Ghazali dalam Kitab Kimiatus Sa’adahnya sampai harus mengingatkan perkara seperti ini dalam Bab Marifatullah-nya dengan sebuah ayat,
Tidakkah manusia tahu bahwa sebelumnya ia bukan apa-apa (76:1)Dengan melihat persekongkolan jilid awal dalam psikologi ini, tentunya hegemoni Yahudi belumlah usai, masih banyak derivate dari nilainya yang berkamuflase dalam psikologi dan konseling kedepannya. Semangat untuk melawannya haruslah menjadi ijtihad semua umat muslim, baik mahasiswa, dosen, akademisi, ulama, dan sebagainya.

ref= Eramuslim.com

Jumat, 26 April 2013

KISAH PENDETA MASUK ISLAM

Foto: KISAH ANEH PENDETA MASUK ISLAM

Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat dan mendengar penuturannya. Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam cerita fiktif, namun menjadi kenyataan. Hal itu tergambar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk di hadapanku mengisahkan tentang dirinya. Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut dan mengetahui kejadian-kejadi­an yang menarik secara komplit, biarkan aku menemanimu untuk bersama-sama menatap ke arah Johannesburg, kota bintang emas nan kaya di negara Afrika Selatan di mana aku pernah bertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah al-’Alam al-Islami di sana.

Pada tahun 1996, di sebuah negara yang sedang mengalami musim dingin, di siang hari yang mendung, diiringi hembusan angin dingin yang menusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamu yang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yang mempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorang pendeta, namanya ‘Sily.’ Aku dapat bertemu dengannya melalui perantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir, di mana ia mengabarkan kepada-ku bahwa seorang pendeta ingin datang ke kantor Rabithah hendak membicarakan perkara penting.

Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, pendeta tersebut datang bersama temannya yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah salah seorang anggota sebuah sasana tinju setelah ia memeluk Islam, selepas bertanding dengan seorang petinju muslim terkenal, Muhammad Ali. Aku menyambut keda-tangan mereka di kantorku dengan perasaan yang sangat gembira. Sily seorang yang berpostur tubuh pendek, berkulit sangat hitam dan mudah tersenyum. Ia duduk di depanku dan berbicara denganku dengan lemah lembut. Aku katakan, “Saudara Sily bolehkah kami mendengar kisah keislamanmu?” ia tersenyum dan berkata, “Ya, tentu saja boleh.”

Pembaca yang mulia, dengar dan perhatikan apa yang telah ia ceritakan kepadaku, kemudian setelah itu, silahkan beri penilaian.!

Sily berkata, “Dulu aku seorang pendeta yang sangat militan. Aku berkhidmat untuk gereja dengan segala kesungguhan. Tidak hanya sampai di situ, aku juga salah seorang aktifis kristenisasi senior di Afrika Selatan. Karena aktifitasku yang besar maka Vatikan memilihku untuk menjalankan program kristenisasi yang mereka subsidi. Aku mengambil dana Vatikan yang sampai kepadaku untuk menjalankan program tersebut. Aku mempergunakan segala cara untuk mencapai targetku. Aku melakukan berbagai kunjungan rutin ke madrasah-madras­ah, sekolah-sekolah­ yang terletak di kampung dan di daerah pedalaman. Aku memberikan dana tersebut dalam bentuk sumbangan, pemberian, sedekah dan hadiah agar dapat mencapai targetku yaitu memasukkan masyarakat ke dalam agama Kristen. Gereja melimpahkan dana tersebut kepadaku sehingga aku menjadi seorang hartawan, mempunyai rumah mewah, mobil dan gaji yang tinggi. Posisiku melejit di antara pendeta-pendeta­ lainnya.

Pada suatu hari, aku pergi ke pusat pasar di kotaku untuk membeli beberapa hadiah. Di tempat itulah bermula sebuah perubahan!

Di pasar itu aku bertemu dengan seseorang yang memakai kopiah. Ia pedagang berbagai hadiah. Waktu itu aku mengenakan pakaian jubah pendeta berwarna putih yang merupakan ciri khas kami. Aku mulai menawar harga yang disebutkan si penjual. Dari sini aku mengetahui bahwa ia seorang muslim. Kami menyebutkan agama Islam yang ada di Afrika selatan dengan sebutan ‘agama orang Arab.’ Kami tidak menyebutnya dengan sebutan Islam. Aku pun membeli berbagai hadiah yang aku inginkan. Sulit bagi kami menjerat orang-orang yang lurus dan mereka yang konsiten dengan agamanya, sebagaimana yang telah berhasil kami tipu dan kami kristenkan dari kalangan orang-orang Islam yang miskin di Afrika Selatan.

Si penjual muslim itu bertanya kepadaku, “Bukankah anda seorang pendeta?” Aku jawab, “Benar.” Lantas ia bertanya kepadaku, “Siapa Tuhanmu?” Aku katakan, “Al-Masih.” Ia kembali berkata, “Aku menantangmu, coba datangkan satu ayat di dalam Injil yang menyebutkan bahwa al-Masih AS berkata, ‘Aku adalah Allah atau aku anak Allah. Maka sembahlah aku’.” Ucapan muslim tersebut bagaikan petir yang menyambar kepalaku. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Aku berusaha membuka-buka kembali catatanku dan mencarinya di dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kristen lainnya untuk menemukan jawaban yang jelas terhadap pertanyaan lelaki tersebut. Namun aku tidak menemukannya. Tidak ada satu ayat pun yang men-ceritakan bahwa al-Masih berkata bahwa ia adalah Allah atau anak Allah. Lelaki itu telah menjatuhkan mentalku dan menyulitkanku. Aku ditimpa sebuah bencana yang membuat dadaku sempit. Bagaimana mungkin pertanyaan seperti ini tidak pernah terlintas olehku? Lalu aku tinggalkan lelaki itu sambil menundukkan wajah. Ketika itu aku sadar bahwa aku telah berjalan jauh tanpa arah. Aku terus berusaha mencari ayat-ayat seperti ini, walau bagaimanapun rumitnya. Namun aku tetap tidak mampu, aku telah kalah.

Aku pergi ke Dewan Gereja dan meminta kepada para anggota dewan agar berkumpul. Mereka menyepakatinya.­ Pada pertemuan tersebut aku mengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah aku dengar. Tetapi mereka malah menyerangku dengan ucapan, “Kamu telah ditipu orang Arab. Ia hanya ingin meyesatkanmu dan memasukkan kamu ke dalam agama orang Arab.” Aku katakan, “Kalau begitu, coba beri jawabannya!” Mereka membantah pertanyaan seperti itu namun tak seorang pun yang mampu memberikan jawaban.

Pada hari minggu, aku harus memberikan pidato dan pelajaranku di gereja. Aku berdiri di depan orang banyak untuk memberikan wejangan. Namun aku tidak sanggup melakukannya. Sementara para hadirin merasa aneh, karena aku berdiri di hadapan mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku kembali masuk ke dalam gereja dan meminta kepada temanku agar ia menggantikan tempatku. Aku katakan bahwa aku sedang sakit. Padahal jiwaku hancur luluh.

Aku pulang ke rumah dalam keadaan bingung dan cemas. Lalu aku masuk dan duduk di sebuah ruangan kecil. Sambil menangis aku menengadahkan pandanganku ke langit seraya berdoa. Namun kepada siapa aku berdoa. Kemudian aku berdoa kepada Dzat yang aku yakini bahwa Dia adalah Allah Sang Maha Pencipta, “Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku…­ sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar…” lantas akupun tertidur.

Di dalam tidur, aku melihat diriku sedang berada di sebuah ruangan yang sangat luas. Tidak ada seorang pun di dalamnya kecuali diriku. Tiba-tiba di tengah ruangan tersebut muncul seorang lelaki. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena kilauan cahaya yang terpancar darinya dan dari sekelilingnya. Namun aku yakin bahwa cahaya tersebut muncul dari orang tersebut. Lelaki itu memberi isyarat kepadaku dan memanggil, “Wahai Ibrahim!” Aku menoleh ingin mengetahui siapa Ibrahim, namun aku tidak menjumpai siapa pun di ruangan itu. Lelaki itu berkata, “Kamu Ibrahim… kamulah yang bernama Ibrahim. Bukankah engkau yang memohon petunjuk kepada Allah?” Aku jawab, “Benar.” Ia berkata, “Lihat ke sebelah kananmu!” Maka akupun menoleh ke kanan dan ternyata di sana ada sekelompok orang yang sedang memanggul barang-barang mereka dengan mengenakan pakaian putih dan bersorban putih. Ikutilah mereka agar engkau mengetahui kebenaran!” Lanjut lelaki itu.

Kemudian aku terbangun dari tidurku. Aku merasakan sebuah kegembiraan menyelimutiku. Namun aku belum juga memperoleh ketenangan ketika muncul pertanyaan, di mana gerangan kelompok yang aku lihat di dalam mimipiku itu berada.

Aku bertekad untuk melanjutkannya dengan berkelana mencari sebuah kebenaran, sebagaimana ciri-ciri yang telah diisyaratkan dalam mimpiku. Aku yakin ini semua merupakan petunjuk dari Allah SWT. Kemudian aku minta cuti kerja dan mulai melakukan perjalanan panjang yang memaksaku untuk berkeliling di beberapa kota mencari dan bertanya di mana orang-orang yang memakai pakaian dan sorban putih berada. Telah panjang perjalanan dan pencarianku. Setiap aku menjumpai kaum muslimin, mereka hanya memakai celana panjang dan kopiah. Hingga akhirnya aku sampai di kota Johannesburg.

Di sana aku mendatangi kantor penerima tamu milik Lembaga Muslim Afrika. Di rumah itu aku bertanya kepada pegawai penerima tamu tentang jamaah tersebut. Namun ia mengira bahwa aku seorang peminta-minta dan memberikan sejumlah uang. Aku katakan, “Bukan ini yang aku minta. Bukankah kalian mempunyai tempat ibadah yang dekat dari sini? Tolong tunjukkan masjid yang terdekat.” Lalu aku mengikuti arahannya dan aku terkejut ketika melihat seorang lelaki berpakaian dan bersorban putih sedang berdiri di depan pintu.

Aku sangat girang, karena ciri-cirinya sama seperti yang aku lihat dalam mimpi. Dengan hati yang berbunga-bunga,­ aku mendekati orang tersebut. Sebelum aku mengatakan sepatah kata, ia terlebih dahulu berkata, “Selamat datang ya Ibrahim!” Aku terperanjat mendengarnya. Ia mengetahui namaku sebelum aku memperkenalkann­ya. Lantas ia melanjutkan ucapan-nya, “Aku melihatmu di dalam mimpi bahwa engkau sedang mencari-cari kami. Engkau hendak mencari kebenaran? Kebenaran ada pada agama yang diridhai Allah untuk hamba-Nya yaitu Islam.” Aku katakan, “Benar. Aku sedang mencari kebenaran yang telah ditunjukkan oleh lelaki bercahaya dalam mimpiku, agar aku mengikuti sekelompok orang yang berpakaian seperti busana yang engkau kenakan. Tahukah kamu siapa lelaki yang aku lihat dalam mimpiku itu?” Ia menjawab, “Dia adalah Nabi kami Muhammad, Nabi agama Islam yang benar, Rasulullah SAW.” Sulit bagiku untuk mempercayai apa yang terjadi pada diriku. Namun langsung saja aku peluk dia dan aku katakan kepadanya, “Benarkah lelaki itu Rasul dan Nabi kalian yang datang menunjukiku agama yang benar?” Ia berkata, “Benar.”

Ia lalu menyambut kedatanganku dan memberikan ucapan selamat karena Allah telah memberiku hidayah kebenaran. Kemudian datang waktu shalat zhuhur. Ia mempersilahkank­u duduk di tempat paling belakang dalam masjid dan ia pergi untuk melaksanakan shalat bersama jamaah yang lain. Aku memperhatikan kaum muslimin banyak memakai pakaian seperti yang dipakainya. Aku melihat mereka rukuk dan sujud kepada Allah. Aku berkata dalam hati, “Demi Allah, inilah agama yang benar. Aku telah membaca dalam berbagai kitab bahwa para nabi dan rasul meletakkan dahinya di atas tanah sujud kepada Allah.” Setelah mereka shalat, jiwaku mulai merasa tenang dengan fenomena yang aku lihat. Aku berucap dalam hati, “Demi Allah sesungguhnya Allah SAW telah menunjukkan kepadaku agama yang benar.” Seorang muslim memanggilku agar aku mengumumkan keislamanku. Lalu aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan aku menangis sejadi-jadinya karena gembira telah mendapat hidayah dari Allah SWT.

Kemudian aku tinggal bersamanya untuk mempelajari Islam dan aku pergi bersama mereka untuk melakukan safari dakwah dalam waktu beberapa lama. Mereka mengunjungi semua tempat, mengajak manusia kepada agama Islam. Aku sangat gembira ikut bersama mereka. Aku dapat belajar shalat, puasa, tahajjud, doa, kejujuran dan amanah dari mereka. Aku juga belajar dari mereka bahwa seorang muslim diperintahkan untuk menyampaikan agama Allah dan bagaimana menjadi seorang muslim yang mengajak kepada jalan Allah serta berdakwah dengan hikmah, sabar, tenang, rela berkorban dan berwajah ceria.

Setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali ke kotaku. Ternyata keluarga dan teman-temanku sedang mencari-cariku.­ Namun ketika melihat aku kembali memakai pakaian Islami, mereka mengingkarinya dan Dewan Gereja meminta kepadaku agar diadakan sidang darurat. Pada pertemuan itu mereka mencelaku karena aku telah meninggalkan agama keluarga dan nenek moyang kami. Mereka berkata kepadaku, “Sungguh kamu telah tersesat dan tertipu dengan agama orang Arab.” Aku katakan, “Tidak ada seorang pun yang telah menipu dan menyesatkanku. Sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW datang kepadaku dalam mimpi untuk menunjukkan kebenaran dan agama yang benar yaitu agama Islam. Bukan agama orang Arab sebagaimana yang kalian katakan. Aku mengajak kalian kepada jalan yang benar dan memeluk Islam.” Mereka semua terdiam.

Kemudian mereka mencoba cara lain, yaitu membujukku dengan memberikan harta, kekuasaan dan pangkat. Mereka berkata, “Sesungguhnya Vatikan me-mintamu untuk tinggal bersama mereka selama enam bulan untuk menyerahkan uang panjar pembelian rumah dan mobil baru untukmu serta memberimu kenaikan gaji dan pangkat tertinggi di gereja.”

Semua tawaran tersebut aku tolak dan aku katakan kepada mereka, “Apakah kalian akan menyesatkanku setelah Allah memberiku hidayah? Demi Allah aku takkan pernah melakukannya walaupun kalian memenggal leherku.” Kemudian aku menasehati mereka dan kembali mengajak mereka ke agama Islam. Maka masuk Islamlah dua orang dari kalangan pendeta.

Alhamdulillah, Setelah melihat tekadku tersebut, mereka menarik semua derajat dan pangkatku. Aku merasa senang dengan itu semua, bahkan tadinya aku ingin agar penarikan itu segera dilakukan. Kemudian aku mengembalikan semua harta dan tugasku kepada mereka dan akupun pergi meninggalkan mereka,” Sily mengakhiri kisahnya.

Kisah masuk Islam Ibrahim Sily yang ia ceritakan sendiri kepadaku di kantorku, disaksikan oleh Abdul Khaliq sekretaris kantor Rabithah Afrika dan dua orang lainnya. Pendeta sily sekarang dipanggil dengan Da’i Ibrahim Sily berasal dari kabilah Kuza Afrika Selatan. Aku mengundang pendeta Ibrahim -maaf- Da’i Ibrahim Sily makan siang di rumahku dan aku laksanakan apa yang diwajibkan dalam agamaku yaitu memuliakannya, kemudian ia pun pamit. Setelah pertemuan itu aku pergi ke Makkah al-Mukarramah untuk melaksanakan suatu tugas. Waktu itu kami sudah mendekati persiapan seminar Ilmu Syar’i I yang akan diadakan di kota Cape Town. Lalu aku kembali ke Afrika Selatan tepatnya ke kota Cape Town.

Ketika aku berada di kantor yang telah disiapkan untuk kami di Ma’had Arqam, Dai Ibrahim Sily mendatangiku. Aku langsung mengenalnya dan aku ucapkan salam untuknya dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan disini wahai Ibrahim.?” Ia menjawab, “Aku sedang mengunjungi tempat-tempat di Afrika Selatan untuk berdakwah kepada Allah. Aku ingin mengeluarkan masyarakat negeriku dari api neraka, mengeluarkan mereka dari jalan yang gelap ke jalan yang terang dengan memasukkan mereka ke dalam agama Islam.”

Setelah Ibrahim selesai mengisahkan kepada kami bahwa perhatiannya sekarang hanya tertumpah untuk dakwah kepada agama Allah, ia meninggalkan kami menuju suatu daerah… medan dakwah yang penuh dengan pengorbanan di jalan Allah. Aku perhatikan wajahnya berubah dan pakaiannya bersinar. Aku heran ia tidak meminta bantuan dan tidak menjulurkan tangannya meminta sumbangan. Aku merasakan ada yang mengalir di pipiku yang membangkitkan perasaan aneh. Perasaan ini seakan-akan berbicara kepadaku, “Kalian manusia yang mempermainkan dakwah, ti-dakkah kalian perhatikan para mujahid di jalan Allah!”

Benar wahai sudaraku. Kami telah tertinggal… kami berjalan lamban… kami telah tertipu dengan kehidupan dunia, sementara orang-orang yang seperti Da’i Ibrahim Sily, Da’i berbangsa Spanyol Ahmad Sa’id berkorban, berjihad dan bertempur demi menyampaikan agama ini. Ya Rabb rahmatilah kami.

(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad Shalih al-Qaththani, seperti yang dinukilnya dari tulisan Dr. Abdul Aziz Ahmad Sarhan, Dekan fakultas Tarbiyah di Makkah al-Mukarramah, dengan sedikit perubahan. PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-470161­6) ||*

#A1Mungkin kisah ini terasa sangat aneh bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan orangnya atau langsung melihat dan mendengar penuturannya. Kisah yang mungkin hanya terjadi dalam cerita fiktif, namun menjadi kenyataan. Hal itu tergambar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si pemilik kisah yang sedang duduk di hadapanku mengisahkan tentang dirinya. Untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut dan mengetahui kejadian-kejadi­an yang menarik secara komplit, biarkan aku menemanimu untuk bersama-sama menatap ke arah Johannesburg, kota bintang emas nan kaya di negara Afrika Selatan di mana aku pernah bertugas sebagai pimpinan cabang kantor Rabithah al-’Alam al-Islami di sana.

Pada tahun 1996, di sebuah negara yang sedang mengalami musim dingin, di siang hari yang mendung, diiringi hembusan angin dingin yang menusuk tulang, aku menunggu seseorang yang berjanji akan menemuiku. Istriku sudah mempersiapkan santapan siang untuk menjamu sang tamu yang terhormat. Orang yang aku tunggu dulunya adalah seorang yang mempunyai hubungan erat dengan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ia seorang misionaris penyebar dan pendakwah agama Nasrani. Ia seorang pendeta, namanya ‘Sily.’ Aku dapat bertemu dengannya melalui perantaraan sekretaris kantor Rabithah yang bernama Abdul Khaliq Matir, di mana ia mengabarkan kepada-ku bahwa seorang pendeta ingin datang ke kantor Rabithah hendak membicarakan perkara penting.

Tepat pada waktu yang telah dijanjikan, pendeta tersebut datang bersama temannya yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah salah seorang anggota sebuah sasana tinju setelah ia memeluk Islam, selepas bertanding dengan seorang petinju muslim terkenal, Muhammad Ali. Aku menyambut keda-tangan mereka di kantorku dengan perasaan yang sangat gembira. Sily seorang yang berpostur tubuh pendek, berkulit sangat hitam dan mudah tersenyum. Ia duduk di depanku dan berbicara denganku dengan lemah lembut. Aku katakan, “Saudara Sily bolehkah kami mendengar kisah keislamanmu?” ia tersenyum dan berkata, “Ya, tentu saja boleh.”

Pembaca yang mulia, dengar dan perhatikan apa yang telah ia ceritakan kepadaku, kemudian setelah itu, silahkan beri penilaian.!

Sily berkata, “Dulu aku seorang pendeta yang sangat militan. Aku berkhidmat untuk gereja dengan segala kesungguhan. Tidak hanya sampai di situ, aku juga salah seorang aktifis kristenisasi senior di Afrika Selatan. Karena aktifitasku yang besar maka Vatikan memilihku untuk menjalankan program kristenisasi yang mereka subsidi. Aku mengambil dana Vatikan yang sampai kepadaku untuk menjalankan program tersebut. Aku mempergunakan segala cara untuk mencapai targetku. Aku melakukan berbagai kunjungan rutin ke madrasah-madras­ah, sekolah-sekolah­ yang terletak di kampung dan di daerah pedalaman. Aku memberikan dana tersebut dalam bentuk sumbangan, pemberian, sedekah dan hadiah agar dapat mencapai targetku yaitu memasukkan masyarakat ke dalam agama Kristen. Gereja melimpahkan dana tersebut kepadaku sehingga aku menjadi seorang hartawan, mempunyai rumah mewah, mobil dan gaji yang tinggi. Posisiku melejit di antara pendeta-pendeta­ lainnya.

Pada suatu hari, aku pergi ke pusat pasar di kotaku untuk membeli beberapa hadiah. Di tempat itulah bermula sebuah perubahan!

Di pasar itu aku bertemu dengan seseorang yang memakai kopiah. Ia pedagang berbagai hadiah. Waktu itu aku mengenakan pakaian jubah pendeta berwarna putih yang merupakan ciri khas kami. Aku mulai menawar harga yang disebutkan si penjual. Dari sini aku mengetahui bahwa ia seorang muslim. Kami menyebutkan agama Islam yang ada di Afrika selatan dengan sebutan ‘agama orang Arab.’ Kami tidak menyebutnya dengan sebutan Islam. Aku pun membeli berbagai hadiah yang aku inginkan. Sulit bagi kami menjerat orang-orang yang lurus dan mereka yang konsiten dengan agamanya, sebagaimana yang telah berhasil kami tipu dan kami kristenkan dari kalangan orang-orang Islam yang miskin di Afrika Selatan.

Si penjual muslim itu bertanya kepadaku, “Bukankah anda seorang pendeta?” Aku jawab, “Benar.” Lantas ia bertanya kepadaku, “Siapa Tuhanmu?” Aku katakan, “Al-Masih.” Ia kembali berkata, “Aku menantangmu, coba datangkan satu ayat di dalam Injil yang menyebutkan bahwa al-Masih AS berkata, ‘Aku adalah Allah atau aku anak Allah. Maka sembahlah aku’.” Ucapan muslim tersebut bagaikan petir yang menyambar kepalaku. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut. Aku berusaha membuka-buka kembali catatanku dan mencarinya di dalam kitab-kitab Injil dan kitab Kristen lainnya untuk menemukan jawaban yang jelas terhadap pertanyaan lelaki tersebut. Namun aku tidak menemukannya. Tidak ada satu ayat pun yang men-ceritakan bahwa al-Masih berkata bahwa ia adalah Allah atau anak Allah. Lelaki itu telah menjatuhkan mentalku dan menyulitkanku. Aku ditimpa sebuah bencana yang membuat dadaku sempit. Bagaimana mungkin pertanyaan seperti ini tidak pernah terlintas olehku? Lalu aku tinggalkan lelaki itu sambil menundukkan wajah. Ketika itu aku sadar bahwa aku telah berjalan jauh tanpa arah. Aku terus berusaha mencari ayat-ayat seperti ini, walau bagaimanapun rumitnya. Namun aku tetap tidak mampu, aku telah kalah.

Aku pergi ke Dewan Gereja dan meminta kepada para anggota dewan agar berkumpul. Mereka menyepakatinya.­ Pada pertemuan tersebut aku mengabarkan kepada mereka tentang apa yang telah aku dengar. Tetapi mereka malah menyerangku dengan ucapan, “Kamu telah ditipu orang Arab. Ia hanya ingin meyesatkanmu dan memasukkan kamu ke dalam agama orang Arab.” Aku katakan, “Kalau begitu, coba beri jawabannya!” Mereka membantah pertanyaan seperti itu namun tak seorang pun yang mampu memberikan jawaban.

Pada hari minggu, aku harus memberikan pidato dan pelajaranku di gereja. Aku berdiri di depan orang banyak untuk memberikan wejangan. Namun aku tidak sanggup melakukannya. Sementara para hadirin merasa aneh, karena aku berdiri di hadapan mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku kembali masuk ke dalam gereja dan meminta kepada temanku agar ia menggantikan tempatku. Aku katakan bahwa aku sedang sakit. Padahal jiwaku hancur luluh.

Aku pulang ke rumah dalam keadaan bingung dan cemas. Lalu aku masuk dan duduk di sebuah ruangan kecil. Sambil menangis aku menengadahkan pandanganku ke langit seraya berdoa. Namun kepada siapa aku berdoa. Kemudian aku berdoa kepada Dzat yang aku yakini bahwa Dia adalah Allah Sang Maha Pencipta, “Ya Tuhanku… Wahai Dzat yang telah men-ciptakanku…­ sungguh telah tertutup semua pintu di hadapanku kecuali pintuMu… Janganlah Engkau halangi aku mengetahui kebenaran… manakah yang hak dan di manakah kebenaran? Ya Tuhanku… jangan Engkau biarkan aku dalam kebimbangan… tunjukkan kepadaku jalan yang hak dan bimbing aku ke jalan yang benar…” lantas akupun tertidur.

Di dalam tidur, aku melihat diriku sedang berada di sebuah ruangan yang sangat luas. Tidak ada seorang pun di dalamnya kecuali diriku. Tiba-tiba di tengah ruangan tersebut muncul seorang lelaki. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena kilauan cahaya yang terpancar darinya dan dari sekelilingnya. Namun aku yakin bahwa cahaya tersebut muncul dari orang tersebut. Lelaki itu memberi isyarat kepadaku dan memanggil, “Wahai Ibrahim!” Aku menoleh ingin mengetahui siapa Ibrahim, namun aku tidak menjumpai siapa pun di ruangan itu. Lelaki itu berkata, “Kamu Ibrahim… kamulah yang bernama Ibrahim. Bukankah engkau yang memohon petunjuk kepada Allah?” Aku jawab, “Benar.” Ia berkata, “Lihat ke sebelah kananmu!” Maka akupun menoleh ke kanan dan ternyata di sana ada sekelompok orang yang sedang memanggul barang-barang mereka dengan mengenakan pakaian putih dan bersorban putih. Ikutilah mereka agar engkau mengetahui kebenaran!” Lanjut lelaki itu.

Kemudian aku terbangun dari tidurku. Aku merasakan sebuah kegembiraan menyelimutiku. Namun aku belum juga memperoleh ketenangan ketika muncul pertanyaan, di mana gerangan kelompok yang aku lihat di dalam mimipiku itu berada.

Aku bertekad untuk melanjutkannya dengan berkelana mencari sebuah kebenaran, sebagaimana ciri-ciri yang telah diisyaratkan dalam mimpiku. Aku yakin ini semua merupakan petunjuk dari Allah SWT. Kemudian aku minta cuti kerja dan mulai melakukan perjalanan panjang yang memaksaku untuk berkeliling di beberapa kota mencari dan bertanya di mana orang-orang yang memakai pakaian dan sorban putih berada. Telah panjang perjalanan dan pencarianku. Setiap aku menjumpai kaum muslimin, mereka hanya memakai celana panjang dan kopiah. Hingga akhirnya aku sampai di kota Johannesburg.

Di sana aku mendatangi kantor penerima tamu milik Lembaga Muslim Afrika. Di rumah itu aku bertanya kepada pegawai penerima tamu tentang jamaah tersebut. Namun ia mengira bahwa aku seorang peminta-minta dan memberikan sejumlah uang. Aku katakan, “Bukan ini yang aku minta. Bukankah kalian mempunyai tempat ibadah yang dekat dari sini? Tolong tunjukkan masjid yang terdekat.” Lalu aku mengikuti arahannya dan aku terkejut ketika melihat seorang lelaki berpakaian dan bersorban putih sedang berdiri di depan pintu.

Aku sangat girang, karena ciri-cirinya sama seperti yang aku lihat dalam mimpi. Dengan hati yang berbunga-bunga,­ aku mendekati orang tersebut. Sebelum aku mengatakan sepatah kata, ia terlebih dahulu berkata, “Selamat datang ya Ibrahim!” Aku terperanjat mendengarnya. Ia mengetahui namaku sebelum aku memperkenalkann­ya. Lantas ia melanjutkan ucapan-nya, “Aku melihatmu di dalam mimpi bahwa engkau sedang mencari-cari kami. Engkau hendak mencari kebenaran? Kebenaran ada pada agama yang diridhai Allah untuk hamba-Nya yaitu Islam.” Aku katakan, “Benar. Aku sedang mencari kebenaran yang telah ditunjukkan oleh lelaki bercahaya dalam mimpiku, agar aku mengikuti sekelompok orang yang berpakaian seperti busana yang engkau kenakan. Tahukah kamu siapa lelaki yang aku lihat dalam mimpiku itu?” Ia menjawab, “Dia adalah Nabi kami Muhammad, Nabi agama Islam yang benar, Rasulullah SAW.” Sulit bagiku untuk mempercayai apa yang terjadi pada diriku. Namun langsung saja aku peluk dia dan aku katakan kepadanya, “Benarkah lelaki itu Rasul dan Nabi kalian yang datang menunjukiku agama yang benar?” Ia berkata, “Benar.”

Ia lalu menyambut kedatanganku dan memberikan ucapan selamat karena Allah telah memberiku hidayah kebenaran. Kemudian datang waktu shalat zhuhur. Ia mempersilahkank­u duduk di tempat paling belakang dalam masjid dan ia pergi untuk melaksanakan shalat bersama jamaah yang lain. Aku memperhatikan kaum muslimin banyak memakai pakaian seperti yang dipakainya. Aku melihat mereka rukuk dan sujud kepada Allah. Aku berkata dalam hati, “Demi Allah, inilah agama yang benar. Aku telah membaca dalam berbagai kitab bahwa para nabi dan rasul meletakkan dahinya di atas tanah sujud kepada Allah.” Setelah mereka shalat, jiwaku mulai merasa tenang dengan fenomena yang aku lihat. Aku berucap dalam hati, “Demi Allah sesungguhnya Allah SAW telah menunjukkan kepadaku agama yang benar.” Seorang muslim memanggilku agar aku mengumumkan keislamanku. Lalu aku mengucapkan dua kalimat syahadat dan aku menangis sejadi-jadinya karena gembira telah mendapat hidayah dari Allah SWT.

Kemudian aku tinggal bersamanya untuk mempelajari Islam dan aku pergi bersama mereka untuk melakukan safari dakwah dalam waktu beberapa lama. Mereka mengunjungi semua tempat, mengajak manusia kepada agama Islam. Aku sangat gembira ikut bersama mereka. Aku dapat belajar shalat, puasa, tahajjud, doa, kejujuran dan amanah dari mereka. Aku juga belajar dari mereka bahwa seorang muslim diperintahkan untuk menyampaikan agama Allah dan bagaimana menjadi seorang muslim yang mengajak kepada jalan Allah serta berdakwah dengan hikmah, sabar, tenang, rela berkorban dan berwajah ceria.

Setelah beberapa bulan kemudian, aku kembali ke kotaku. Ternyata keluarga dan teman-temanku sedang mencari-cariku.­ Namun ketika melihat aku kembali memakai pakaian Islami, mereka mengingkarinya dan Dewan Gereja meminta kepadaku agar diadakan sidang darurat. Pada pertemuan itu mereka mencelaku karena aku telah meninggalkan agama keluarga dan nenek moyang kami. Mereka berkata kepadaku, “Sungguh kamu telah tersesat dan tertipu dengan agama orang Arab.” Aku katakan, “Tidak ada seorang pun yang telah menipu dan menyesatkanku. Sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW datang kepadaku dalam mimpi untuk menunjukkan kebenaran dan agama yang benar yaitu agama Islam. Bukan agama orang Arab sebagaimana yang kalian katakan. Aku mengajak kalian kepada jalan yang benar dan memeluk Islam.” Mereka semua terdiam.

Kemudian mereka mencoba cara lain, yaitu membujukku dengan memberikan harta, kekuasaan dan pangkat. Mereka berkata, “Sesungguhnya Vatikan me-mintamu untuk tinggal bersama mereka selama enam bulan untuk menyerahkan uang panjar pembelian rumah dan mobil baru untukmu serta memberimu kenaikan gaji dan pangkat tertinggi di gereja.”

Semua tawaran tersebut aku tolak dan aku katakan kepada mereka, “Apakah kalian akan menyesatkanku setelah Allah memberiku hidayah? Demi Allah aku takkan pernah melakukannya walaupun kalian memenggal leherku.” Kemudian aku menasehati mereka dan kembali mengajak mereka ke agama Islam. Maka masuk Islamlah dua orang dari kalangan pendeta.

Alhamdulillah, Setelah melihat tekadku tersebut, mereka menarik semua derajat dan pangkatku. Aku merasa senang dengan itu semua, bahkan tadinya aku ingin agar penarikan itu segera dilakukan. Kemudian aku mengembalikan semua harta dan tugasku kepada mereka dan akupun pergi meninggalkan mereka,” Sily mengakhiri kisahnya.

Kisah masuk Islam Ibrahim Sily yang ia ceritakan sendiri kepadaku di kantorku, disaksikan oleh Abdul Khaliq sekretaris kantor Rabithah Afrika dan dua orang lainnya. Pendeta sily sekarang dipanggil dengan Da’i Ibrahim Sily berasal dari kabilah Kuza Afrika Selatan. Aku mengundang pendeta Ibrahim -maaf- Da’i Ibrahim Sily makan siang di rumahku dan aku laksanakan apa yang diwajibkan dalam agamaku yaitu memuliakannya, kemudian ia pun pamit. Setelah pertemuan itu aku pergi ke Makkah al-Mukarramah untuk melaksanakan suatu tugas. Waktu itu kami sudah mendekati persiapan seminar Ilmu Syar’i I yang akan diadakan di kota Cape Town. Lalu aku kembali ke Afrika Selatan tepatnya ke kota Cape Town.

Ketika aku berada di kantor yang telah disiapkan untuk kami di Ma’had Arqam, Dai Ibrahim Sily mendatangiku. Aku langsung mengenalnya dan aku ucapkan salam untuknya dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan disini wahai Ibrahim.?” Ia menjawab, “Aku sedang mengunjungi tempat-tempat di Afrika Selatan untuk berdakwah kepada Allah. Aku ingin mengeluarkan masyarakat negeriku dari api neraka, mengeluarkan mereka dari jalan yang gelap ke jalan yang terang dengan memasukkan mereka ke dalam agama Islam.”

Setelah Ibrahim selesai mengisahkan kepada kami bahwa perhatiannya sekarang hanya tertumpah untuk dakwah kepada agama Allah, ia meninggalkan kami menuju suatu daerah… medan dakwah yang penuh dengan pengorbanan di jalan Allah. Aku perhatikan wajahnya berubah dan pakaiannya bersinar. Aku heran ia tidak meminta bantuan dan tidak menjulurkan tangannya meminta sumbangan. Aku merasakan ada yang mengalir di pipiku yang membangkitkan perasaan aneh. Perasaan ini seakan-akan berbicara kepadaku, “Kalian manusia yang mempermainkan dakwah, ti-dakkah kalian perhatikan para mujahid di jalan Allah!”

Benar wahai sudaraku. Kami telah tertinggal… kami berjalan lamban… kami telah tertipu dengan kehidupan dunia, sementara orang-orang yang seperti Da’i Ibrahim Sily, Da’i berbangsa Spanyol Ahmad Sa’id berkorban, berjihad dan bertempur demi menyampaikan agama ini. Ya Rabb rahmatilah kami.

(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad Shalih al-Qaththani, seperti yang dinukilnya dari tulisan Dr. Abdul Aziz Ahmad Sarhan, Dekan fakultas Tarbiyah di Makkah al-Mukarramah, dengan sedikit perubahan. PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-470161­6) ||*