(Arrahmah.com) – Abdullah Onim, seorang relawan dari Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza untuk menjalankan amanah menceritakan kisahnya kepada arrahmah.com tentang perjuangannya menyampaikan amanah infak kepada rakyat Muslim Gaza dan mengisahkan tentang apa yang ia saksikan di sana. Berikut ia mengisahkan:
***
Menjalankan misi dan berjuang di wilayah konflik tak semudah berdakwah dan berbicara atau menyampaikan tentang perjuangan dihadapan ribuan jamaah, tak semudah membalikkan telapak tangan dan tak cukup hanya dengan dakwah teori, perjuangan berada di wilayah konflik sangat berat apalagi berada di Jalur Gaza-Palestina. Yang mana wilayah konflik yang satu ini sangat jauh berbeda dengan Negara-negara konflik lainnya seperti Irak, Afghanistan. Dimanakah perbedaanya? Jika di Afghan dan Irak atau di Libya konfliknya dapat reda dan kembali aman, sedangkan di Palestina konflik ini berkepanjangan tidak ada tanda-tanda damai, sejak yahudi bahkan sebagian besar dari para ulama Palestina mengatakan bahwa konflik antara Israel dan Palestina ini hingga akhir zaman, warga yahudi pun sadar akan hal tersebut sehingga warga yahudi menanam sebuah pohon yang dikenal dengan pohon Gorgot dimana diakhir zaman nanti warga yahudi akan bernaung dan berlindung dibalik pohon yang dianggap oleh orang yahudi sebagai pohon penyelamat.
Berada di Jalur Gaza sejak tahun 2009 saat agresi Israel ke Jalur Gaza secara besar-besaran yang menewaskan kurang lebih 1.400 orang warga Jalur Gaza dan melukai belasan ribu warga Jalur Gaza tentunya yang menjadi korban selalu saja didominasi oleh anak-anak dan wanita, bahkan senjata kimia yang dimiliki oleh Israel yang notabene dilarang oleh Jenewa pun digunakan oleh Israel yaitu bom fosfor, bom fosfor adalah mengandung bahan kimia yang mematikan jika diledakkan maka keluar bentuk gumpalan kapas, dari gumpalan bentuk kapas tersebut mengeluarkan asap yang sangat berbahaya jika dihirup, gumpalan bentuk seperti asap tersebut tidak akan padam berbulan-bulan lamanya, jika bagian tubuh terkena bom fosfor maka kulit akan terbakar dan reaksinya akan menjalar kebagian bagian daging hingga kelihatan tulang dari korban tersebut.
History korban pemuda bom fosfor Israel
Ada satu korban bom fosfor yang pernah saya temui dan berikan bantuan berupa uang cash kepada pemuda tersebut, saya temui pemuda tersebut kurang lebih 1 tahun setelah beliau terkena bom fosfor, beliau terkena bom fosfor saat mengantarkan temannya yang syahid ke pemakaman, tiba-tiba tentara israel melepaskan bom fosfor kekerumunan di makam syuhada tersebut di daerah yang namanya Syeikh Ridwan Gaza City, kedua telapak tangannya terdapat beberapa luka seperti lubang kecil yang hampir menembus kepermukaan tulang, pemuda tersebut mengatakan luka tersebut semakin hari semakin besar tak pernah kering seperti luka yang masih baru, tidak hanya bagian telapak tangan dan bagian permukaan tubuh lainnya terkena fosfor akan tetapi pada saat israel melontakan bom fosfor beliau terkepung diantara asap bom fosfor dan beliau sempat menghirup asap dari bom fosfor, akibatnya darah pemuda tersebut tertular (kata dokter saat memeriksa beliau), pemuda tersebut terpaksa harus melakukan cuci darah 3 kali dalam seminggu.
Bayangkan wahai pembaca yang insya Allah dirahmati Allah swt, bahkan untuk cuci darahpun harus berharap bantuan dari sanak saudaranya, Alhamdulillah penulis memberikan uang pribadi kepada pemuda tersebut untuk cuci darah 2 kali.
Bukan hampir setiap hari tentara Israel mengganggu warga Jalur Gaza akan tetapi benar-benar setiap hari tentara zionis Israel selalu melakukan initimidasi, kedzaliman, operasi pembunuhan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, lahan zaitun dan lahan kurma milik petani Jalur Gaza ludas tak tersisa digusur oleh bulldozer tentara israel.
History petani lahannya digusur oleh tentara Israel
Penulis pernah melakukan liputan di wilayah Khuza’ah Gaza bagian selatan dan melakukan wawancara, wilayah Khuza’ah ini hanya berjarak kurang dari 500 meter dengan pos sniper Israel. Ummu Al-Najjar namanya, rumah keluarga Ummu Al-Najjar berdekatan dengan kawat pembatas antara israel dan Jalur Gaza. Di sekitar rumah beliau terdapat ratusan pohon zaitun yang sudah berusia 40 tahun yang selama ini sebagai sumber penghasilan mereka, selain pohon zaitun juga terdapat 20 kotak ternak lebah penghasil madu. Suatu hari bulldozer dan mobil tank milik Israel menerobos kawat mendatangi rumah milik keluarga Ummu Al-Najjar, serentak tentara Israel melepaskan tembakan ke dinding rumah milik Ummu Al-Najjar dan menyuruh penghuni rumah keluar dan meninggalkan rumah mereka, tidak ada perlawanan dari keluarga Ummu Al-Najjar karena jelas-jelas mereka tidak memiliki senjata untuk melawan tank, Ummu Al-Najjar hanya melawan dengan kata : “mau apa kalian wahai zionis..ini rumah kami dan ini tanah milik kami..,” tentara Israel tidak peduli dengan ucapan marahnya Ummu Al-Najjar, tentara Israel pun beraksi dengan menggusur seluruh pohon zaitun dan ternak lebah rata dengan tanah, tidak hanya pohon zaitun yang digusur, rumah milik tentangga Ummu Al-Najjar yang mana rumah tersebut baru berusia 3 bulan dari uang hasil tabungan selama 5 tahun, pembangunan rumah tersebut menghabiskan dana USD 35000.
Sejak tahun 2009 penulis berada di Jalur Gaza, bisa dikatakan menjadi saksi hidup atas kekejaman yang dilakukan oleh tentara israel terhadap warga Jalur Gaza, bahkan penulis melihat langsung korban berlumuran darah, korban tak bernyawa, anak tak berdosa kehilangan anggota tubuh, anak kehilangan kedua orang tua, istri kehilangan suami, orang tua kehilangan anak yang tak berdosa, serta penulis sendiri mengalami dan merasakan sakit dan menderitanya serta jahatnya peperangan yang dilakukan oleh zionis Israel, sangat manusiawi sebagai orang asing yang berada di wilayah konflik di awal-awal perang pasti akan merasakan panik dan takut, selanjutnya dengan sendirinya akan terbiasa dengan getaran, suara dentuman bom serta suara roket dan suara pesawat jet tempur serta pesawat tanpa awak milik israel. Seorang relawan harus berani menerima resiko seperti ini jika berada di wilayah konflik seperti Jalur Gaza, tentunya harus memiliki bekal keikhlasan, kesabaran dan ekstra tawakal serta dukungan keluarga sangat penting.
Bagi penulis sepertinya bukan peperangan yang terakhir yang terjadi di Jalur Gaza di akhir tahun 2012 yang berlangsung selama 8 hari, peperangan antara kedua Negara yang sangat dahsyat yaitu antara tentara israel dengan pejuang Palestina khususnya yang ada di Jalur Gaza.
Tercatat lebih dari 1.700 roket yang dilontar oleh pejuang Palestina di Jalur Gaza menuju jantung ibu kota israel yaitu Tel Aviv, roket balasanpun dilontarkan oleh Israel ke wilayah Jalur Gaza. Perangnya berlangsung sangat singkat hanya 8 hari, karena muncul ketakuktan yang sangat dari pihak israel akhirnya israel meminta kepada pejuang Palestina di Jalur Gaza untuk gencatan senjata.
Dua hari setelah gencatan senjata, saya merasa ada kelainan dengan kedua kuping saya, kedua pendengaran kurang jelas mendegar sesuatu dan seakan ada suara bising, saya yakin itu karena pengaruh dari suara dentuman bom, suara tembakan dan suara pesawat jet tempur yang pada saat terjadi perang suara tersebut seakan merobek lapisan telinga, tegas pemuda Galela Halmahera Utara Maluku Utara yang perusahaan biro tv Indonesia di Palestina yang insya Allah sebentar lagi akan disiarkan dan akan memasok berita terkini tentang Palestina, masjid Al-Aqsha dan khususnya wilayah Jalur Gaza.
Pulang kampung
Alhamdulillah 1 minggu setelah perang 8 hari berakhir atas ijin dan karunia dari Allah swt Onim mengajak anak dan istrinya berziarah ke Indonesia dengan niat utama adalah bertemu Ibu tercinta saya dan sanak keluarga yang ada di kampung serta berdakwah selama berada di Indonesia, istri saya adalah seorang muslimah Hafidzah asli Jalur Gaza yang bernama ustadzah Rajaa Yusuf Ali Onim dengan membawa buah hati putrinya berusia 1 tahun yang diberi nama Marwiyah Filindo (Filistin Indonesia) Onim, Filindo diambil dari dua nama Negara yang sangat erat kaitannya bahkan hubungan darah yaitu Filistin dan Indonesia, anak istri Abdillah Onim berkewarganegaraan Palestina sedangkan Abdillah Onim masih mempertahankan sebagai WNI.
Tepatnya bulan Desember tahun 2012, saya bersama keluarganya tiba di Jakarta Indonesia kemudian melanjutkan perjalanan ke kampung halaman saya, selama berada di kampung saya menghabiskan waktu untuk berdakwah keliling kampung dari masjid ke masjid di temani oleh istri dan putri warga Palestina tersebut, setelah kurang lebih 1 bulan berada di kampung, saya kembali ke Jakarta dan melanjutkan perjalanan dakwahnya ke Malaysia, ke Purwokerto, Pekan Baru, Lampung dan beberapa kota lainnya di Indonesia terutama di Jakarta berbagai beberapa LSM yang peduli Palestina, mereka mengundang saya dan istri bersama putri untuk mengisi acara di masjid-masjid dan sekolah-sekolah, perusahaan, badan amil zakat.
Setiap kali saya atau istri saya diundang mengisi acara di masjid-masjid baik di Indonesia maupun di beberapa kota di Indonesia, setiap kali di akhir acara para jamaah atau panitia acara menyerahkan dana murni amanahnya untuk anak yatim, fakir miskin atau janda syuhada di Jalur Gaza Palestina. Saya dan keluarga berada di Indonesia selama 6 bulan dan biaya hidup selama di Indonesia murni dari dana pribadi saya karena memang sejak 2 tahun lalu saya dan istri sudah mulai menabung dengan niat berjiarah dan berdakwah ke Indonesia, selama berada di Indonesia saya membuka jaringan silaturahim seluas-luasnya tanpa memandang legalitas atau lambang atau LSM dan saya bersama Istri menghadiri undangan dari LSM-LSM adalah tanggung jawab saya untuk menceritakan kondisi rakyat Palestina di Jalur Gaza dan menghadiri undangan karena panggilan dakwah Lillahi Ta’ala.
Kembali ke Gaza
Setelah selesai berziarah dan berdakwah baik di Indonesia dan di Malaysia maka pada tanggal 1 Mei 2013 saya, istri bersama anak kembali ke Jalur Gaza dengan jalur resmi yaitu melewati pintu perbatasan Rafah, kembali ke Jalur Gaza hidup berbaur dengan warga Jalur Gaza tanpa membawa bendera LSM dan akan membuka peluang seluas-luas bagi seluruh LSM yang membutuhkan tenaga saya maka akan saya bantu dengan penuh keiklasan, saya berniat menetap dan membangun rumah (lahan pemberian bapak mertua Onim) plus markaz tahfidzul Qur’an untuk menampung anak menghafal Qur’an salah satu aktifitas istri saya, insya Allah dengan izin dan rezki dari Allah swt, aamin. Design rumah plus markas tahfidz Qur’an dan lahan sudah ada tapi dana pembangunannya belum cukup karena membutuhkan dana Rp 400.000.000,- sedangkan tabungan saya bersama istri Alhamdulillah baru ada Rp 100.000.000,-, Mohon doa dan dukungannya semoga niat kami dapat tercapai atas izin dan karunia dari Allah swt aamin.
Setelah 1 minggu saya berada di Jalur Gaza, dana yang diamanahkan oleh rakyat Indonesia dan rakyat Malaysia melalui masjid-masjid, sekolah, universitas, perusahaan, perkantoran, Alhamdulillah sudah saya salurkan sesuai dengan yang diamanahkan yaitu memberikan uang cash kepada keluarga yatim, fakir dan janda syuhada.
Gambaran kondisi keluarga yang saya datangi untuk menyalurkan bantuan berupa dana cash yaitu fakir miskin yang sakit keras yang terpaksa di evakuasi berobat ke Israel, keluarga cacat, keluarga fakir yang bapaknya buta harus dioperasi, fakir miskin yang bapaknya menderita gagal ginjal, fakir miskin yang bapaknya bisu dan mengontrak diruang 6×6, fakir miskin yang bapaknya menderita kanker tenggorokan, keluarga cacat yang tanpa kedua orang tua, fakir miskin menganggur dan memiliki 6 anak, fakir miskin yang bapaknya tewas dalam pertempuran melawan tentara Israel, ketiga anak yang bapaknya masih mendekam di penjara israel, fakir miskin yang belum bayar kontrakan.
Ajakan berinfak
Sekedar mengingatkan bahwa sebentar lagi bulan Ramadhan dan Idul Fitri, Zakat dan Infak dinantikan oleh 8 asnaf yang berjumlah puluhan ribu tersebar diseluruh wilayah Jalur Gaza-Palestina yang masih di blokade oleh zionis Israel. Onim bantu salurkan Zakat dan Sedekah kalian di Gaza-Palestina.
Sisipkan rezki anda untuk yatim,fakir miskin dan para janda Syuhada serta infak dan Zakat ke Gaza-Palestina ke No Rek : BNI Cab.Kenari Mas Jak-Pus. No Rek : 6900060009 atau No Rek : 6900090001 (Rekening khusus anak yatim,fukara masakin & janda syuhada serta infak dan Zakat) a/n : Abdillah Onim.
Rekening khusus operasional dan pembangunan rumah tinggal plus markaz tahfidzul qur’an yang dikelola oleh istri Abdillah Onim, BNI Cabang Kramat Jakarta-Pusat. No Rek : 0101305907 a/n : Abdillah Onim.
Mohon konfirmasi sms ke no hp +972598058513/+972598058515, nama pengirim,jumlah donasi dan No Rek, karena setiap donasi akan ada bukti penyaluran dan serah terima berupa foto-foto serta nama penerima bantuan.
Abdillah Onim
Relawan Indonesia u/Palestina yg menetap di Jalur Gaza
Contact:ssss
BB: 25C63245
Email: onim.gaza@gmail.com / dillah_onim@yahoo.com.
Layanan skype: tvone_gaza (layanan skype untuk tabligh akbar,presentasi,pengajian majlis ta’lim untuk update info live dari Jalur Gaza-Palestinasssssss).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah Komentar di Artikal ini sobat !!!!!!!